Senin, 27 Juni 2011

THE POWER OF INSIDE-OUT LOVE (KUASA KASIH DARI DALAM TERPANCAR KELUAR)


THE POWER OF INSIDE-OUT LOVE
(KUASA KASIH DARI DALAM TERPANCAR KELUAR)



Dengan menggunakan sebuah stetoskop, seorang dokter akan menganalisa detak jantung seseorang sehat atau tidak. Begitu pula dengan kita sebagai anak Tuhan, kita dapat mengetahui apakah “lawan bicara” kita memiliki masalah dengan “hatinya” atau tidak, dengan menggunakan Prinsip Inside-Out Love. Kita akan dapat mengetahui bagaimana kondisi emosinya dan gambar dirinya.
Sebelum kita berbicara lebih rinci, kita harus mengerti apa yang dimaksudkan dengan Prinsip Inside-Out Love (Kasih dari dalam terpancar keluar).
Setiap anak Tuhan akan mencerminkan “BAPA-nya”, sebab seorang anak memiliki DNA “ayahnya”. Kita tahu DNA, BAPA kita adalah kasih.

Dalam 1 Yohanes 4:7-8, Firman Tuhan menyatakan,” Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Bahkan ekspresi kasih BAPA dinyatakan melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib untuk menebus dosa. Yang tergambar dalam FirmanNya,” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16

Maka bila kita telah lahir baru maka kasih Allah ada di dalam kita. Bila kita telah mengalami kasih Tuhan maka kita akan mampu untuk menyalurkan kasih Tuhan bagi orang lain. Kasih Tuhan pertama-tama memulihkan kita terlebih dulu, dimana kita mengalami kasihNya yang luar biasa. Setelah kita mengalami kasih dan pemulihan dari Tuhan barulah kita dapat menyalurkan kasihNya pada sesama.
Sebab dalam Matius 15:14 Tuhan Yesus menyatakan,” Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."
Kita menipu diri sendiri bila masih “buta” namun ingin menuntun sesama yang “buta”. Maksud hati ingin melangkah bersama di jalan, apa daya malah masuk selokan dan terjatuh bersama. Kita akan sama-sama celaka pada akhirnya. Kita perlu dipulihkan terlebih dahulu sebelum menjadi alat Tuhan untuk memulihkan sesama kita.

Bagaimana caranya menolong atau menjadi saksi Kritus bagi orang lain melalui prinsip ini?

- Di kala kita melihat seseorang dengan kepribadian yang meledak-ledak, kasar dan penuh sumpah serapah atau sebaliknya seorang yang tertutup, pendiam dan lebih suka menyendiri. Ini sudah mengindikasikan ada sesuatu yang terjadi dalam diri orang tersebut.
- Ada kepribadian yang bagaikan seekor landak, imut dan lucu dari jauh tetapi setelah mendekat menyakiti orang lain. Ada pula orang yang kepribadiannya bagaikan “malaikat”, sebab dia nampaknya pendiam, namun ternyata ia penuh dengan dendam, kepahitan dan kemarahan. Terkadang orang seperti ini pun tidak sadar bahwa “dirinya bermasalah”, ia tidak sadar bahwa entah sikapnya, perkataannya atau yang lainnya telah menyakiti orang lain.
- Di saat kita berhadapan dengan orang-orang yang bersikap seperti itu, kita harus menggunakan prinsip Inside-Out Love. Bila kita melimpah dengan kasih Tuhan dalam diri kita maka Roh Tuhan akan memberikan pengertian pada kita bagaimana caranya berhadapan dengan mereka. Di kala orang lain menjauhi orang-orang seperti ini, Anda dapat menjadi agen perubahan (transformer) bagi orang tersebut sebab Tuhan ada bersama Anda.
- Di kala pengertian dalam diri Anda meningkat, maka Anda akan dimampukan melihat bagaimana sebenarnya orang-orang ini mengalami masalah dalam hati mereka. Rasa rendah diri, terluka dan berbagai aspek lainnya membentuk orang tersebut hingga menjadi seperti saat ini. Pengertian ini akan memampukan kita untuk berempati terhadap mereka dan bukannya melihat sebagai pribadi yang menyebalkan dan sebaliknya dihindari.


13 KARAKTERISTIK KASIH DAN TANDA SESEORANG MEMILIKI MASALAH DENGAN PRIBADINYA

Kita akan sama-sama mempelajari 13 karakteristik kasih ini dan juga menelusuri apakah kita sudah dipulihkan dalam area-area tersebut, bila ternyata belum maka kita perlu dipulihkan terlebih dulu. Hingga pada akhirnya kita dapat menjadi saksi yang efektif. Di kala kita telah mengalami pemulihan, di saat itulah kita dapat menolong orang lain yang mengalami hal yang serupa. Kasih Kristus akan terpancar melalui kehidupan kita secara nyata. Orang-orang akan dapat melihat Kristus dalam diri kita. Ketika akan meninggikan Kristus dalam diri anda, IA akan menarik orang-orang untuk anda layani. Anda akan menjadi seperti magnet yang menarik bagi mereka. Tuhan Yesus bersabda,”Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.”(Yohanes 12:32)

1 Korintus 13:1-13

13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.



Karakteristik pertama “KASIH ITU SABAR”

Tanda-tanda seseorang yang memiliki permasalahan di sini umpamanya:

• Ia tidak sabar pada dirinya dan selalu merasa dirinya lambat. Ia merasa harus lebih cepat dan gesit dalam pekerjaan maupun kehidupannya bila ingin sukses. “Time is money” dan “Faster is better” menjadi motto kehidupannya.
• Di kala ia memesan makanan di sebuah restoran, sering kali tidak sabar bila pelayan ia rasa kurang gesit atau pesanannya terlalu lama. Maka ia menjadi marah dan melakukan komplain.
• Seorang ibu atau ayah yang tidak sabar di kala anaknya tengah berupaya menyelesaikan tugasnya hingga dimarahi dan dikutuki.
• Saat mengendarai mobil selalu terburu-buru dan paling sering membunyikan klaksonnya di jalan. Tidak sabar terhadap pengemudi lainnya. Mengumpat pada pengemudi lain menjadi bagian hidupnya sehari-hari.
• Ketika bawahan atau rekan sekerja, tidak bekerja sesuai harapan atau tidak bekerja sesuai caranya, ia menjadi tidak sabar.

Kita perlu menyadari bila tidak sabar dan sering jengkel terhadap diri sendiri, terutama dalam hal kecepatan dalam mencapai suatu target atau tujuan maka kemungkinan besar kita memiliki masalah dalam diri kita. Kita merasa berharga bila kita dapat melakukan segala sesuatu dengan cepat mencapai target. Saat gagal mencapai target karena ada orang yang lebih dulu mencapainya, maka ia tidak sabar terhadap dirinya sendiri. Bahkan cenderung menjadi stress.
Bila anda seperti itu, maka anda harus berubah terlebih dulu dalam pola pikiran atau persepsi anda.

Karakteristik kedua “KASIH ITU MURAH HATI” (dalam Alkitab Bahasa Inggris LOVE IS KIND = BAIK HATI)

Di saat seseorang kasar atau tidak menghargai orang lain. Suka menyudutkan dan menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain, sebenarnya telah menunjukkan bahwa orang ini belum mampu menerima diri sendiri apa adanya, baik itu kelemahannya, penampilannya, dll.
Seringkali kita mendengar orang berkata,” Jangan salah mengerti lho. Peter itu orang baik TETAPI...”. Di saat kita mendengar kata TETAPI kita segera akan mendengar penilaian orang tersebut terhadap Peter dan biasanya itu merupakan hal yang negatif. Kata TETAPI menggugurkan pernyataan yang ada sebelumnya, pernyataan setelah kata TETAPI itulah isi hati orang tersebut sebenarnya.

Suatu kali beberapa hari setelah istri saya melahirkan putri kami, Regina, datanglah seorang ibu. Setelah berbasa-basi sejenak, ia lalu bertanya pada istri saya,”Wah, Ibu ini sesudah melahirkan gemuk sekali sih? Seharusnya ibu jaga badan meskipun baru melahirkan agar tidak jadi jelek.” Kami hanya mendengarkan saja ocehan ibu ini tanpa berkomentar.
Pertama, kami belum pernah melihat wanita hamil atau yang baru melahirkan dapat langsung memiliki tubuh yang ideal atau proporsional.
Kedua, kami tahu ibu ini memiliki masalah dengan gambar dirinya sebab ia termasuk wanita yang over weight (kelebihan bobot badan). Sebab bila dibandingkan pun istri saya tetap jauh lebih ringan bobotnya dari dirinya.
Ketiga meskipun istri saya menjadi gemuk setelah persalinan, saya tetap mengasihinya. Ia telah selama 9 bulan mengandung putri kami. Ia adalah pahlawan bagi keluarga kami.

Mereka yang dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari nampak kurang bersahabat dan tidak dapat bertoleransi dengan kesalahan kecil orang lain. Biasanya memiliki masalah dengan citra dirinya. Ada orang-orang yang merasa dirinya paling benar dan selalu ingin menjadi penasehat bagi orang lain. Padahal kehidupannya pun berantakan. Nasehat-nasehat yang ia sampaikan pun tidak dapat ia terapkan dalam hidupnya sehari-hari, ironis sekali.
Biasanya orang ini memiliki standar yang tinggi, hingga disaat ia sendiri tidak dapat mencapainya. Ia menjadi frustasi. Namun tidak sampai di situ saja, didorong oleh rasa frustasinya itu mereka memakai standar ini, memaksa orang lain untuk menghidupinya. Saat orang lain menentangnya ia menjadi kasar bahkan cenderung kejam.
Kita perlu menerima diri kita apa adanya, mengenali kelebihan maupun kekurangan dalam diri kita. Kelebihan kita tingkatkan dan kelemahan yang ada kita cari solusinya untuk menghilangkannya atau setidaknya menguranginya.
Tuhan menyatakan bahwa kita ini berharga, semuanya bukan akibat usaha kita tetapi karena anugerahNYA. Kita dikasihi TUHAN karena kasih karuniaNYA bukan jerih lelah dan upaya kita. Kita tidak akan pernah dapat hidup sempurna dengan menggunakan upaya kita sendiri atau dengan menggunakan standar kesempurnaan dunia.


Karakteristik ketiga “KASIH TIDAK CEMBURU”


Rasa cemburu (jealousy) bukanlah rasa benci terhadap orang lain namun akibat keberadaan/keunikan pribadi tersebut. Sebenarnya rasa cemburu adalah perasaan tidak suka terhadap diri sendiri sebab dirinya tidak seperti “orang lain”. Seorang pencemburu senang bermain “comparison game” atau “permainan membandingkan”. Kita cemburu terhadap orang yang lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih muda, lebih disukai teman, dan seterusnya. Pada akhirnya orang ini akan sampai di jalan buntu hingga ia marah terhadap orang lain dan terakhir pada dirinya sendiri.
Envy(dengki/iri hati), saudara kembar cemburu, hanya bedanya adalah dengki atau iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Masyarakat kita kini menilai lebih pada apa yang seseorang capai atau miliki. Akibat penilaian sekuler ini banyak anak Tuhan pun terjebak di dalamnya. Kita pun ingin meningkat status di dalam masyarakat hingga ketika ada yang “lebih” dari kita, kita pun meradang.
Mereka yang masih bermasalah dalam bidang kedengkian ini, tanpa sadar telah membenci dirinya sendiri. Kita perlu mengerti bahwa kita unik di mata Tuhan. Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang benar-benar sama dengan anda. Sekalipun anda kembar identik pasti ada perbedaannya.
Saya memiliki seorang kenalan yang sangat iri hati, apa pun yang dimiliki dan dicapai orang lain, ia pun ingin untuk memiliki dan mencapainya. Kala saya menikah, teman saya ini pun cepat-cepat menikah. Saat kami membeli karpet baru di rumah, suatu hari ia datang dan menanyakan dimana kami beli dan berapa harganya. Dan saat kami berkunjung ke rumahnya...”My God, dia pun membeli karpet yang sama.” Di waktu yang lain saya mendapatkan beasiswa pendidikan di luar negeri, ia pun mati-matian berupaya mendapatkan beasiswa.
Padahal bila mau dibandingkan dia sebenarnya berasal dari keluarga yang kaya dan berpendidikan. Bila diadakan perbandingan sebenarnya tidak seharusnya dia iri hati pada kami.
Kami sendiri belajar menikmati dan menjalani hidup ini bersama dengan Tuhan dan belajar untuk mengucap syukur selalu atas apa pun yang terjadi dalam hidup kami.
Bila kita tidak dapat menerima dan mengasihi diri kita sendiri maka kita menyiksa diri sendiri. Kita menyangkali keunikan kita dan berupaya menjadi orang lain. Terimalah diri Anda apa adanya, kenali kemampuan maupun kekurangan Anda. Bertumbuhlah selangkah demi selangkah dalam Tuhan Yesus.

Karakteristik keempat KASIH TIDAK MEMEGAHKAN DIRI DAN TIDAK SOMBONG

Seseorang yang sombong seringkali menyatakan dirinya sebagai seorang yang sangat percaya diri. Benarkah demikian? Siapa pun yang penuh dengan kesombongan dan senantiasa membual tentang dirinya sebenarnya tidak mengasihi dirinya sendiri. Memegahkan diri sendiri merupakan kasih pada diri sendiri yang palsu dan kesombongan merupakan imitasi murahan dari hal yang sebenarnya.
Orang seperti ini biasanya terus berupaya untuk memperoleh pengakuan dari orang lain. Dia berupaya sedemikian rupa agar semua orang melihat dia sebagai “seseorang yang sangat penting”. Ia sangat bergantung pada pengakuan orang lain.

Seorang yang suka membual dan sombong memiliki kasih yang palsu. Mereka cenderung meninggikan diri dihadapan orang lain dan mengharapkan pengakuan ditambah pujian.

Kita harus hati-hati jangan jatuh dalam dosa kesombongan seperti Lucifer alias Iblis. Lucifer diciptakan sempurna sebagai seorang malaikat Allah namun Tuhan berfirman,”Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu.....banyak kesalahanmu dan kecurangan...engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu.”(Yehezkiel 28:17-18). Lucifer ingin mengkudeta tahta suci Tuhan dan ia terhilang selamanya akibat rancangan yang jahat itu.

Firman Tuhan dalam 1 Petrus 5:5 menegaskan,”Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Karakteristik kelima KASIH TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN (Bhs. Inggris RUDE=TIDAK SOPAN/KASAR)

Bila kita tidak membereskan permasalahan hati kita dalam perihal kesombongan maka kita dapat menjadi pribadi yang kasar akibat merasa diri benar. Orang ini tidak membesar-besarkan diri mereka, namun membesar-besarkan kekurangan orang lain. Hingga setiap orang seolah berada di bawah dia dengan menyatakan kelemahan orang lain.
Pada dasarnya orang kasar seperti ini menunjukkan bahwa di dalam dirinya ada perasaan tidak aman. Hingga ia merasa perlu menyerang dan merendahkan orang lain. Ia berupaya membuat “lawannya” menjadi lemah dengan membuatnya inferior/takut terlebih dulu.
Kita perlu menyadari bahwa dengan merusak reputasi orang lain, itu tidak akan membuat reputasi kita menjadi lebih baik. Justru anda yang akan ditinggalkan bila tidak cepat berubah.

Karakteristik keenam KASIH TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI

Masyarakat kita dewasa ini menjadi masyarakat yang sangat egosentrik. Kita dapat melihat banyak orang ingin didengarkan namun tidak mau mendengarkan orang lain, mencari popularitas dengan berbagai sensasi, mendominasi pembicaraan, dan seterusnya. Di lain pihak ada juga suka berpura-pura malu-malu. Malu-malu kucing, jinak-jinak merpati, lempar batu sembunyi tangan, ada udang di balik batu...mungkin akan mempermudah kita melihat manusia jenis apa. Saat semua orang tidak melihat, mereka beraksi mencari keuntungan. Ada orang yang merampok menggunakan kekerasan namun ada juga yang mengkorupsi uang rakyat dengan cara yang halus.
Berapa banyak kasus perceraian terjadi akibat kasih yang egois, suami selingkuh karena istri sudah tidak menarik lagi secara fisik, istri menggugat cerai suami akibat bangkrut, dan masih banyak lagi, semuanya diakibatkan keegoisan semata.
Harus kita ingat kasih Tuhan adalah AGAPE ( unconditional love = kasih tanpa pamrih). Kasih AGAPE adalah kasih WALAUPUN......bukan kasih bersyarat, kasih kita cenderung,” Saya mengasihimu KALAU.......”
Orang-orang seperti ini cenderung melihat materi, jabatan dan sejenisnya sebagai pemuasan kekosongan dalam hati dan diri mereka. Pusat hidup mereka adalah diri mereka sendiri.

Karakteristik ketujuh KASIH TIDAK MUDAH MARAH

Amarah biasanya merupakan respons bertahan dari seseorang. Ada sementara orang yang sangat sensitif, diajak bercanda sedikit marah besar atau bahkan orang seperti ini biasanya sangat “peka” hal sepele pun dapat menyinggungnya. Orang seperti ini biasanya “terlalu sensitif dan waspada”, semua orang dan masalah dapat dianggap sebagai ancaman, hingga ia sangat mudah tersinggung. Dipuji ia salah mengerti, tidak dipuji katanya kita yang tak perduli. Orang disekitarnya menjadi serba salah hingga orang lebih suka menghindari dirinya.
Saat anda berhadapan dengan orang seperti ini, jangan meresponi dengan cara yang sama. Kenalilah bahwa orang ini patut dikasihani sebab ia memiliki luka dalam lubuk hatinya yang belum terpulihkan. Lihatlah hal ini sebagai kesempatan untuk mengabarkan kebaikan Kristus. Berdoalah agar Tuhan memberikan kesadaran padanya.

Karakteristik kedelapan KASIH TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN

Sering kali saya mendengar orang berkata, “Saya sudah memaafkan namun tak akan melupakan perbuatannya yang menyakitkan itu”.
Pertama-tama, kita tak pernah mungkin melupakan “luka dalam bathin kita”, namun kita harus mengampuni orang yang telah melukai kita itu sebagaimana Tuhan telah mengampuni dosa kita. Kita tidak mungkin lupa kecuali kita hilang ingatan.
Kita tak dapat melupakan namun harus menyerahkan “luka” itu pada Tuhan, agar kita dimampukan olehNYA untuk mengampuni orang yang telah menyakiti kita tersebut.
Sebagaimana luka pada umumnya, rasa sakit dalam hati kita pun memerlukan proses atau waktu untuk dapat pulih kembali. Hingga kita dapat sungguh-sungguh mengampuni orang atau keadaan atau apa pun yang telah menyakiti kita.
Kasih tidak menyimpan daftar kesalahan orang terhadap kita, kasih tidak mengungkit-ungkit luka atau kesalahan di masa lalu. Kasih tidak menuntut balas, kasih tidak menyimpan dendam. Kasih berarti bukan saja dapat mengampuni orang lain namun juga mengampuni dan mengasihi diri sendiri.
Banyak orang disekitar kita yang tidak mengetahui kuasa dibalik pengampunan. Di kala kita bertindak untuk mengampuni baik orang lain yang telah menyakiti diri kita maupun mengampuni diri sendiri, di saat itulah ada kuasa pemulihan bathin.
Orang yang sulit mengampuni mereka berpegang erat pada akar kepahitan dalam hatinya. Ketika kita berpegang erat pada kepahitan, sebenarnya kita pun tidak mengasihi diri sendiri. Kemarahan bukan saja merusak karakter dan kejiwaan seseorang, ia pun akan didera berbagai penyakit secara fisik.
Kita harus belajar untuk melepaskan pengampunan dan meminta Tuhan untuk memberikan kekuatan mengampuni mereka yang telah melukai diri kita. Langkah awal harus dilakukan oleh kita, untuk terlepas dari dendam maupun sakit hati.

Karakteristik kesembilan KASIH TIDAK BERSUKACITA KARENA KETIDAKADILAN, TETAPI KARENA KEBENARAN

Dalam Alkitab Bahasa Inggris dikatakan,”Love does not rejoice in evil but rejoices with the truth”. (Kasih tidak bersukacita atas perbuatan jahat namun bersukacita akan kebenaran).
Banyak sekali orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri, mereka menyia-nyiakan kehidupan mereka. Ada orang yang berpikir mereka menikmati hidup dengan menikmati tubuh pelacur, padahal resiko berat akan mereka hadapi ketika mereka terkena penyakit kelamin hingga bahaya terinfeksi HIV / AIDS. Ada yang berpikir bahwa makan berlebihan alias rakus, tidak berdosa. Namun Alkitab menyatakan orang rakus akan berakhir di neraka. Seorang anak muda yang tengah dilanda duka akibat ditinggal kekasihnya hendak bunuh diri seolah dunia ini hanya mereka berdua yang tinggali. Dan masih banyak kasus dimana orang mengalami kesulitan untuk dapat hidup dalam kebenaran.
Sangat mudah untuk merusak seseorang daripada untuk membawa seseorang hidup dalam kebenaran. Dulu aku seorang yang bangga dengan reputasiku sebagai jagoan mabuk hingga aku dijuluki Dewa Vodka. Dulu aku bangga dengan berbagai kenakalan sampai kejahatan yang aku lakukan. Ditangkap polisi dan masuk bui, menjadi hal yang membanggakan bukannya memalukan bagi diriku kala itu.
Orang berpikir hidup taat dihadapan Tuhan merupakan suatu hal yang membosankan. Dulu aku pun sempat berpikir bahwa hidup dalam Tuhan pasti membosankan dan tidak menyenangkan. Dosa hanya memberikan kenikmatan sesaat namun setelah itu kita diperbudak olehnya. Kita tak sanggup untuk melepaskan diri dari perangkap tersebut, kecuali ada intervensi dari Tuhan, yang turun menolong kita.
Tangan Tuhan itu adalah setiap anak Tuhan, yang seharusnya menjadi saksi dimanapun mereka berada. Bukan hanya dari perkataan mereka, terlebih dari gaya dan sikap hidup mereka.
Itu merupakan tipu daya Iblis, sebab kemerdekaan sebenarnya ada di saat kita hidup dalam Tuhan.
Bila kita menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Immanuel, yang berarti Tuhan beserta kita, maka kita harus sadar bahwa dimanapun, kemanapun bahkan apapun yang kita tengah lakukan Tuhan ada beserta kita. DIA ada di samping kita, bukan sebagai penonton namun IA ingin kita mengizinkan diriNYA untuk membimbing dan menuntun hidup kita masuk ke dalam kebenaranNYA.
Sebagai anak Tuhan kita harus hidup dalam kebenaran dan menentang arus kehidupan dunia yang makin menjauh dari Tuhan.
Bila ada seorang saudara kita tengah berupaya untuk keluar dari kebiasaan buruknya, dukunglah dia. Sekalipun ia jatuh bangun, lihatlah sebagai sebuah proses pembelajaran dalam kehidupannya. Berhenti menghakimi sesama kita dan mulai saling mendukung satu dengan lainnya.


Karakteristik kesepuluh KASIH MELINDUNGI

Anda pernah memperhatikan seekor kepiting? Kepiting merupakan hewan yang memiliki cangkang yang keras dan memiliki capit yang menakutkan untuk melindungi dirinya. Namun daging dibalik cangkang yang keras ternyata empuk. Bahkan bila sudah dimasak malah enak sekali.
Dalam dunia ini pun banyak orang yang seperti kepiting ini, mereka nampak keras, dingin, kasar dan berbahaya. Namun sebenarnya lembut dalam dirinya, mereka menjadi keras akibat luka yang ada dalam hatinya.

Aku teringat suatu malam berkumpul dengan segerombolan preman yang tengah mabuk-mabukan dan bernyanyi malam itu. Mereka menyanyikan banyak lagu-lagu dari masa kini hingga yang “jadul”(zaman dulu). Lalu salah satu dari mereka menyanyikan lagu “AYAH” karya Rinto Harahap. Tiba-tiba tanpa dikomando para preman ini mulai menangis satu persatu, hati mereka tersentuh sebab rata-rata dari mereka telah kehilangan figur seorang ayah. Ternyata preman berwajah garang pun punya sisi yang lembut.
Mengapa mereka menjadi orang yang kasar, dingin, acuh, dan nampak mengerikan? Sebab sebenarnya mereka terluka dan membutuhkan pertolongan.
Mereka tidak ingin dilihat lemah sebab itu mereka menunjukkan sisi keras dan kasar, sebab mereka enggan terluka lagi.
Ketika saya berkumpul dan menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus, mereka pun membuka diri dan bersedia ditolong dan dibimbing. Saat mereka ditangkap polisi, saya datang mengunjungi dan membawa makanan bagi mereka. Saat salah satu dari mereka mabuk berat dan tak dapat berdiri lagi, saya datang dan membopongnya pulang. Saya memilih mengikuti teladan Yesus, benci dosa yang mereka perbuat namun kasihi mereka yang masih hidup dalam dosa.
Ketika mereka berbalik pada Kristus, saya memperlakukan mereka sebagai anak-anak rohani saya. Bukan hanya sekedar memberikan ceramah rohani dan pengajaran. Namun bersama mereka dalam perjalanan kehidupan yang baru. Sebuah pelayanan yang mencakup holistik (tubuh, jiwa dan roh). Bukan sekedar memenuhi kebutuhan rohani namun juga secara kejiwaan dan kebutuhan sehari-hari dengan mempersiapkan lahan pekerjaan yang baru.
Ketika yang lain tidak mempercayai, kami memilih untuk mempercayai mereka meskipun dapat saja kami disakiti.
Teladani Kristus, IA mengasihi kita sampai IA rela mati di atas kayu salib, sudahkah kita mengorbankan diri bagi Kristus?

Karakterisitik kesebelas KASIH SELALU PERCAYA

Di saat kita mengasihi orang lain, kita berada dalam posisi yang rentan untuk disakiti. Suka atau tidak, kita akan mengalami kekecewaan dari orang yang kita anggap sahabat, pasangan, lingkungan, pemerintah, dan lain-lain.
Sebab itu kasih kita harus bersumber dari Kristus yang adalah kasih itu sendiri. IA ada beserta kita dan IA pun ada di dalam kita sebagai sumber kehidupan ini. TUHAN akan memberikan belaskasihNYA dalam diri kita, sebuah kemampuan untuk dapat mengasihi bahkan orang-orang yang sulit untuk dikasihi dengan tulus.
Kita harus percaya bahwa orang yang ada di sekitar kita atau orang yang kita layani akan berubah pada waktu Tuhan. Tugas kita adalah menyalurkan kasih Tuhan pada mereka.
Beberapa tahun yang lalu kami menampung beberapa mantan napi di gereja kami. Selama beberapa bulan salah satunya tinggal bersama kami, kami membinanya dan ia pun bertumbuh di dalam Tuhan. Sampai suatu hari ia bergumul, bagaimana menghadapi masa depannya sebab pendidikannya dulu tidak tinggi.
Kami sudah berupaya menolong dia mencarikan pekerjaan dan mengupayakan donatur untuk menolong dia mengikuti kursus mengemudi hingga dapat menjadi sopir angkutan umum. Namun saat kami tengah berjuang menolong dia, suatu hari salah satu staf gereja kami, menghubungi saya dan melaporkan bahwa anak ini telah melarikan sebuah sepeda motor inventaris gereja dan mencuri uang persembahan selama satu minggu yang belum sempat disetorkan ke bank.
Kecewa? Tentu ada dalam hati kami. Namun kami sudah tahu bahwa hal ini dapat saja terjadi. Kami berdoa agar Tuhan tetap menjaganya dan mengubah dirinya.
Suatu hari anak itu datang kembali ke gereja menemui kami, ia meminta maaf atas tindakannya dan mengembalikan sepeda motor pelayanan kami.
Meskipun setelah itu ia menghilang bak ditelan bumi kembali, namun kami tetap berdoa agar ia dapat kembali ke dalam pelukan Tuhan.
Kami pernah merasakan kekecewaan kala kepercayaan dan kasih dikhianati namun bukan berarti kami akan berhenti untuk memberikan kepercayaan dan kasih terhadap mereka yang berada di jalan yang sesat.
Bukankah Tuhan selalu memberi kesempatan pada kita kala kita gagal untuk taat dan mengasihi DIA? Kalau Dia begitu besar kasih karuniaNya, apa lagi kita, bukan? Sebagai anak-anakNYA seharusnya mencerminkan sifat-sifatNYA.

Karakteristik keduabelas KASIH SELALU BERHARAP

Banyak orang yang memandang segala sesuatu dari sisi negatif saja atau kita sering menyebut orang yang negative thinking. Ketika ada orang yang baik terhadap orang ini, dia akan langsung curiga,”Jangan...jangan...”.
Orang seperti ini biasanya sinis dan rendah diri akibat citra diri yang rusak. Tidak memiliki harapan untuk masa depan, semuanya nampak negatif dan kelam bagi hidupnya.
Kita dapat menolong orang ini untuk perlahan-lahan memiliki pengharapan dalam Tuhan. Menjadi teladan merupakan hal yang sangat berperan dalam mengubah cara berpikir orang seperti ini.
Selama tujuh tahun saya menggembalakan sebuah jemaat yang mayoritasnya berlatarbelakang kriminal, prostitusi, agama lain, gelandangan, broken home dan yang sejenisnya. Saya tak pernah putus harapan melihat mereka yang disebut sampah masyarakat atau orang berlatar belakang keras diubahkan oleh kuasa Tuhan. Saya beriman sebagaimana Tuhan telah ubahkan diri saya, IA pun akan mengubah mereka.
Saya pun dulu seorang pecandu alkohol dan narkoba, seorang anak geng, anak yang dianggap sampah dan tak berguna. Namun “sampah” ini telah dipungut dan dipilih oleh Tuhan Yesus untuk melayaniNya. Sebagaimana IA telah mengubah diri saya, kini saya percaya IA pun sanggup untuk mengubahkan apa yang disebut sampah masyarakat. Tiada suatu perkara yang mustahil bagi Tuhan kita.

Karakteristik ketigabelas KASIH SELALU TEKUN

Banyak orang tidak tulus dalam menyatakan kasih. Seseorang menyatakan dan mengekspresikan kasih sebab ada “sesuatu yang ia harapkan sebagai balasan”. Kasih dewasa ini diperjualbelikan!
Kalau kamu menggaruk punggungku niscaya aku pun akan menggaruk punggungmu. Karena kamu baik pada saya maka saya pun akan baik padamu.
Namun sekali kamu menyakiti atau mengecewakanku, awas rasakan pembalasanku nanti.
Ingat kita telah belajar bahwa kasih Tuhan yang ada dalam kita adalah kasih AGAPE. Bukan jenis kasih yang kita miliki, kasih yang sangat terbatas dan cenderung egois.
Kita harus mengasihi sesama kita meskipun mereka tidak membalas kasih kita atau bahkan membenci kita.
Suatu saat salah seorang jemaat kami, tergoda kala kekurangan uang untuk terlibat dalam pencurian sepeda motor. Pada akhirnya ia tertangkap dan hampir dibakar hidup-hidup oleh massa yang marah. Bukan saja ia dihujani bogem mentah, ia bahkan sudah ditelanjangi dan disiram bensin. Puji Tuhan, Yesus masih sayang padanya, di waktu yang bersamaan sebuah mobil patroli polisi melewati jalan itu hingga ia terselamatkan. Ia akhirnya harus kembali merasakan dinginnya tembok penjara. Namun paling tidak Tuhan masih memberi kesempatan padanya untuk bertobat dan merenungkan akibat perbuatannya itu.
Pada masa akhir penahanannya jemaat datang dan bertanya pada saya,”Pak, bila ia datang kembali ke gereja apa yang harus kita lakukan?”
Saya menjawab,”Sambutlah ia dengan kasih AGAPE....ia sempat tersesat namun kini telah kembali.”
Kini ia memilih untuk berjalan di jalan Tuhan dengan sungguh-sungguh dan telah menjadi supir truk antar kota.
Kasih Kristus yang ada dalam diri kita berbeda dari kasih yang ada dalam dunia..suatu kasih yang tanpa pamrih. Kita mengasihi sebab Tuhan kita adalah kasih (1 Yoh 4:16).

BAGAIMANA KITA MENGGUNAKAN HUKUM INSIDE-OUT LOVE INI?

1. Ketika Anda bertemu dengan seseorang atau sebuah keluarga atau sekelompok orang yang memiliki tindak tanduk yang menjengkelkan cepat gunakan stetoskop:
- Diagnosa kondisi hati orang tersebut. Jangan terlalu cepat masuk pada kesimpulan cobalah untuk bergaul dan mengenali permasalahannya.
- Lihatlah kelemahan dirinya sebagai sebuah “pewahyuan atau informasi” untuk menolong dia dan bukannya melihat sebagai “serangan terhadap Anda secara pribadi”.
- Jangan bersikap negatif terhadap orang seperti ini agar Anda tidak terjebak dan menjadi saksi yang buruk.
2. Jangan terlalu cepat berasumsi, jadilah pendengar yang baik dan jangan cepat memberikan “ceramah rohani”. Jangan pula cepat menghakimi.
3. Tunjukkan kasih yang tulus, jadilah seorang sahabat yang baik. Jangan jadikan konseli (orang hendak konseling) atau orang yang kita injili sebagai obyek. Mereka merupakan pribadi yang unik, yang diciptakan oleh Tuhan dan bukannya obyek benda.
4. Agar dapat menjadi saksi yang baik, kita harus memandang mereka sebagai korban dan bukannya musuh. Carilah akar permasalahannya untuk membantu mereka dan bukan fokus pada permasalahan luarnya saja.
5. Berdoa bagi mereka yang kita layani bahkan mereka yang memusuhi kita (Matius 5:44)
6. Jangan lupa layanilah setiap orang di dalam kasih Kristus.
7. Kristuslah yang akan mengubah dan menolong mendewasakan mereka. Don’t play God (Jangan mencoba menjadi Tuhan). Lakukan yang terbaik dan tulus.

Minggu, 26 Juni 2011

THE POWER OF ENCOURAGEMENT (KUASA PENGOBARAN SEMANGAT)


THE POWER OF ENCOURAGEMENT
(KUASA PENGOBARAN SEMANGAT)



Dorongan atau pengobaran semangat (encouragement) merupakan ekspresi iman dengan menanamkan pada orang lain suatu harapan. Harapan dalam bahasa Inggris adalah HOPE. Seorang rekan senior saya, Pr Kenny S menggambarkan HOPE sebagai:
H..ang
O..n to
P..ositive
E..xpectations
(Berpegang pada pengharapan yang positif)

Misi utama Tuhan Yesus adalah memberikan harapan bagi dunia terhilang yang menuju kebinasaan ini. Sebab itu tugas kita sebagai pengikutNYA adalah untuk menjadi penyalur harapan bagi dunia yang tengah mengalami kesulitan dan kesakitan.


DORONGAN SEMANGAT MERUPAKAN SEBUAH KEBUTUHAN UNIVERSAL


Kebanyakan orang tidak menyukai yang namanya “Hari Senin”. Sebab di alam bawah sadar kita langsung menjerit,”O..no, harus kerja lagi!”. Hingga ada sebuah lagu yang sangat populer di tahun 80-an karya Bob Geldof, “I don’t like Monday”.
Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang kita mengalami stress berat. Kita mungkin harus berhadapan dengan arus lalu lintas yang macet, situasi kantor yang kurang menyenangkan, tekanan untuk menunjukkan performa kerja yang lebih baik, pekerjaan yang sudah mendekati deadline, boss yang tidak puas dengan kinerja optimal kita, gossip, keadaan kesehatan yang kurang baik, masalah dalam rumahtangga, keletihan baik secara fisik maupun mental dan masih banyak lagi permasalahan yang membuat diri kita frustasi dan jenuh dalam kehidupan.
Terbukti bahwa kita semua ternyata rentan mengalami “luka-luka kecil” sepanjang hari. Bila kita abaikan “luka-luka” ini dapat mencuri kebahagiaan dan semangat hidup kita.
Sebagai anak Tuhan, kita semua dipanggil sebagai “encourager”(seorang yang membesarkan hati/pemberi semangat) untuk secara kontinu menginjeksikan kata-kata yang menguatkan, menghibur, memotivasi dan positif. Pertama-tama tentunya bagi diri sendiri dan lalu bagi orang-orang yang ada di dekat kita, entah itu anggota keluarga, rekan sejawat maupun orang-orang yang sehari-hari kita bertemu dengan mereka. Selain kata-kata positif, kita juga dapat memberikan ide-ide atau masukan yang dapat memberikan harapan dan pengharapan yang positif.
- Seorang “encourager” tidak mengkonfrontasi seseorang dengan terus membicarakan masa lalu atau kejadian buruk yang telah terjadi tetapi memberikan saran bagaimana solusinya bila rekan tersebut menghadapi permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
- Seorang “encourager” bersama-sama mencari jalan keluar sebab memandang kegagalan terus menerus tidak akan mengubah sejarah/masa lalu.
- Seorang “encourager” dapat melihat kemampuan pribadi, kinerja dan potensi yang ada pada orang lain.
- Seorang “encourager” dapat mengemas perkataannya bahkan kritikannya dalam susunan kalimat yang positif dan membangun sehingga dapat membangun rasa percaya diri orang tersebut dan bukannya malah menambah kekecewaan.

Kita harus menyadari bahwa perkataan kita memanifestasikan kadar iman kita. Perkataan kita menunjukkan apa isi hati kita.

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Amsal 18:21)
“Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:34b-35)

Bila kita ingin menjadi berkat dan saksi Tuhan maka kita harus tertanam dan bertumbuh di dalam Dia (Pokok Anggur, Yohanes 15:1-8).

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Bila kita tidak melekat, terus menerus dibersihkan dan berbuah di dalam Tuhan maka meskipun kita dapat menyampaikan nasehat paling bijak sekalipun namun tidak didukung dengan karakter ilahi dalam hidup kita, maka kita akan seperti “tong kosong yang nyaring bunyinya”. Mungkin perkataan kita benar tetapi gaya hidup kita bertentangan dengan apa yang kita ucapkan, hal itu pun menjadi sia-sia.
Ketika kita tidak menghentikan kebiasaan kita untuk bergosip, mengeluh terus menerus atau berbicara negatif (memfitnah) maka kesaksian kita akan menjadi tidak efektif dalam melayani seseorang atau sekelompok orang.

Dua hal yang perlu kita perhatikan:
1. Orang yang tinggal atau bekerja dengan Anda memandang Anda sepanjang waktu. Mereka melihat bagaimana sikap Anda dalam meresponi suatu masalah dan hal tersebut menimbulkan impresi dalam diri mereka. Bila selama ini Anda meresponi masalah secara positif, penuh pengharapan dan optimis, maka Anda mengkomunikasikan atmosfir yang membangkitkan mereka saat menyampaikan suatu masukan.
2. Orang-orang juga memperhatikan apa yang anda tidak lakukan , umpamanya Anda tidak suka bergosip, mengeluh atau menjelekkan orang lain. Orang lain akan memperhatikan apakah anda seorang yang memiliki integritas dan tulus atau hanya seorang munafik yang memiliki agenda terselubung. Opini mengenai diri Anda akan timbul dari tindak tanduk Anda sehari-hari.

Hal-hal praktis memberikan dorongan semangat:
a. Hal-hal yang mendasar dengan mengirimkan SMS (pesan singkat) kata-kata Firman Tuhan atau motivasi.
b. Berbicara secara positif saat bertemu.
c. Menelpon rekan atau saudara yang sedang “down”.
d. Mengirimkan artikel melalui e-mail atau surat.
e. Just be there (siap memberi diri dikala suka maupun duka)
f. Dan lain-lain.

Sering kali saat kita melihat rekan kita yang percaya diri berjalan melangkah, dalam benak kita timbul pemikiran bahwa ia tidak memerlukan dorongan semangat atau motivasi. Saya hendak menekankan bahwa setiap orang membutuhkan dorongan semangat atau dengan kata lain pujian.
Entah kita sedang berbicara dengan saudara seiman atau seorang yang belum percaya, dikala kita memberikan pujian atau dorongan semangat atau motivasi. Pada akhirnya ia akan dapat melihat hubungan antara iman terhadap Tuhan dengan harapan akan hari esok.

Jumat, 24 Juni 2011

THE POWER OF ACCEPTANCE (KUASA PENERIMAAN)


THE POWER OF ACCEPTANCE
(KUASA PENERIMAAN)



Penerimaan merupakan hal yang sangat luar biasa dalam sebuah penginjilan. Saya teringat suatu kali gereja di tempat saya melayani mengadakan ibadah doa yang konsisten meminta jiwa-jiwa baru untuk datang dalam ibadah minggu. Hingga suatu minggu dalam acara ibadah masuklah seorang wanita dengan dandanan yang cukup menor. Semua mata memandang dengan tatapan tajam bak rajawali hendak menerkam mangsanya. Ia duduk sendirian di bangku belakang dan nampak gugup dengan sorot pandangan mata yang gelisah.Rata-rata jemaat memandang dan seolah menolak kehadirannya. Saya melihat dia yang tengah grogi dan sangat gelisah. Saya menyenggol teman sepelayanan yang wanita untuk duduk menemani jiwa baru itu. Namun ia enggan,”Engga ah, Dave, dia pasti pelacur lihat saja dandanannya. Belum lagi lirikannya itu..ih menjijikkan.”
Saya mengerutkan dahi dan menghela nafas, kadang saya heran dengan saudara-saudara seiman, bukankah kita yang berdoa minta jiwa baru untuk datang ke gereja namun sekarang setelah ada jiwa baru malah diabaikan oleh karena statusnya. Saya percaya bagi seorang yang “hidup dalam dosa” dan sudah membulatkan hati untuk datang dalam sebuah ibadah untuk mencari Tuhan, itu saja sudah merupakan keberanian yang luar biasa baginya.

Setelah beberapa menit saya mencari rekan wanita yang mau duduk menemaninya dan tak seorangpun mau. Dalam hati, saya bergumul juga. Apa yang harus saya lakukan? Kalau saya hampiri dia, nanti jemaat yang lain akan berkata apa? Namun kalau saya acuhkan, ini jiwa baru yang selama ini kita doakan. Bukankah ini merupakan jawaban doa kami, Tuhan telah mendengar dan mengirimkan jiwa yang membutuhkan DIA? Saat saya mulai ragu, ada dorongan yang kuat dalam hati saya untuk menyapanya. Tersrah apa kata jemaat atau rekan sejawat saya, Tuhan yang tahu isi hati saya. Akhirnya saya putuskan untuk menghampirinya dan menyapa, ”Shalom, selamat datang, Mbak.” Wajahnya yang tadinya tegang kini nampak sedikit santai terlebih melihat saya tersenyum padanya dengan ramah. “Nama saya, Dave, pekerja di gereja ini. Kami senang menyambut kedatangan Anda.” Lalu sepanjang kebaktian itu saya duduk di sebelahnya dan menemaninya.
Setelah ia mendengarkan khotbah yang disampaikan Bapak Gembala dan saat diadakan altar call, akhirnya ia berlari ke depan mimbar untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Dia mungkin memiliki profesi yang tak layak, ia sadar ia hidup dalam dosa oleh sebab itu ia mencari Tuhan.
Mungkin yang lain tidak suka padanya sebab profesi yang ia jalankan. Saya percaya ia pun tak suka pada profesinya, namun saya dapat pastikan pasti ada suatu latar belakang yang menyebabkan ia terjerumus dalam lembah hitam itu. Tuhan Yesus membenci dosa namun Ia mengasihi dan mati untuk menebus orang berdosa. Kalau Tuhan Yesus mau menyambut kita orang yang nota bene berdosa, siapakah kita yang mau menghalangi orang berdosa lainnya dari pengenalan akan Tuhan Yesus?

Kisah lainnya adalah saat saya melayani di sebuah organisasi gereja yang berbeda yang saya dipercaya untuk memimpin departemen penginjilan, saat itu gereja tersebut tengah mengembangkan pelayanan kaum muda (youth ministry and church). Kami berdoa agar Tuhan mempertemukan kami dengan jiwa-jiwa yang haus dan lapar akan kebenaran. Suatu hari saya duduk di sebuah mall dan bertemu segerombolan anak punk dengan dandanan mereka yang eksentrik dan tata rambut yang alamak....heboh abis !!!!!!
Pendek cerita, akhirnya kami berbincang-bincang tentang banyak hal, dari masalah musik sampai pada kehidupan. Beberapa di antara mereka tertarik pada pokok pembicaraan mengenai luka bathin dan akibatnya bila hidup dalam kepahitan. Hingga akhirnya mereka setuju untuk pergi dan menghadiri ibadah di gereja.

Minggu itu saya sangat bersemangat menantikan kehadiran mereka, Ketika tengah bertugas sebagai singer saya melihat mereka datang namun sungguh disayangkan usher (penerima tamu) tak mengizinkan mereka masuk karena melihat “dandanan” mereka yang eksentrik dan aneh. Ingin rasanya saya turun dari mimbar dan mengajak mereka masuk namun tidak bisa. Jiwa baru yang ingin mengenal Tuhan terlepas akibat cara berpakaian yang aneh bagi sebagian orang. Tuhan telah memperingatkan Samuel dan juga kita,”Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”(1 Sam 16:7)
Kadang kita berdoa agar banyak jiwa diselamatkan namun bila yang datang “tidak sesuai dengan harapan”, kita terkejut dan buru-buru menolak kedatangan mereka. Tuhan tidak pernah memandang muka, Ia menerima semua orang berdosa yang menyadari kesalahan-kesalahannya. Bagaimana dengan Anda dan saya? Teladan siapakah yang kita ikuti, Tuhan Yesus atau orang Farisi?

LAMPU HIJAU ATAU LAMPU MERAH?

Ada banyak orang Kristen yang merasa dirinya sebagai “penegak kebenaran”, yang pekerjaannya menunjuk dosa saudara seiman dan lebih heboh lagi terhadap mereka yang belum percaya. Saat khotbah disampaikan dari atas mimbar maka orang seperti ini biasanya mulai menengok ke kanan-kiri atau muka belakang, mencari-cari temannya di gereja, sambil berkata dalam hatinya,”Ah khotbah ini cocok bagi Ibu Anet, sayang tidak hadir. Besok perlu ke rumahnya untuk menyampaikan teguran ini.” Khotbah yang dia dengar selalu untuk menegur orang lain dan bukan untuk mengkoreksi kehidupannya sendiri. Saat ia bergaul dengan orang belum percaya, ia dapat membagikan kebenaran dengan baik namun sering kali menjadi sandungan sebab hidupnya tak berpadanan dengan apa yang utarakan. Ia selalu merasa dirinya benar dan orang lain salah.

Peristiwa lain lagi, suatu pagi dalam acara kesaksian di gereja kami, hadirlah seorang penginjil wanita dari daerah. Ia bersaksi bagaimana dalam penginjilannya Tuhan mengizinkan penganiayaan terjadi. Suatu kali ia melihat segerombolan preman jalanan sedang minum minuman keras di pinggir jalan lalu ia menghampiri mereka dan berseru,”Bertobatlah sebab Kerajaan Tuhan sudah dekat!” Langsung botol minuman yang telah kosong mendarat di jidat beliau, dan beliau harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dijahit luka pada dahinya.
Kita perlu tulus dalam melayani jiwa-jiwa namun juga cerdik atau berhikmat dalam cara kita melakukan pendekatan.
Sikap tadi di atas seolah “lampu merah” bagi orang yang belum percaya atau belum bertobat.

Bagaimana kita dapat memberikan sinyal “lampu hijau” hingga orang –orang menyukai kita. Sebenarnya hal ini sangat mudah asalkan kita melakukannya dengan hati yang tulus dan murni.
1. TERSENYUMLAH, semua orang senang melihat seseorang yang tersenyum. Tanyakan pada diri anda sendiri, apakah Anda senang melihat boss Anda tersenyum atau marah-marah?
2. BERSIKAP BERSAHABAT, semua orang senang bersahabat dengan orang yang hangat, tulus, bisa dipercaya dan diandalkan.
3. MENDENGARKAN, banyak orang senang berbicara namun sedikit yang mau mendengarkan keluhan permasalahan orang lain. Dunia yang kita hidupi sekarang penuh dengan orang yang egois, apakah Anda mau tampil beda sebagaimana Kristus telah hidup?
4. PEDULI, jadilah seorang yang peka saat melihat orang di sekitar Anda. Apakah kebutuhannya hari ini? Berdoa dan mintalah pimpinan Roh Kudus agar pada hari itu Anda dapat menjadi berkat bagi seseorang.
Teladan kita adalah Tuhan Yesus, Ia menghidupi standar kekudusan tetapi Ia tak pernah menghakimi rekan bicaranya. Ia hidup dan memberitakan teladan pada orang lain. Tuhan Yesus tak pernah kompromi dengan dosa tetapi mengasihi mereka yang berdosa. Ia menolong setiap orang berdosa untuk menyadari dosanya dan menuntun mereka pada kebenaran tanpa paksaan. (Yohanes 4, Lukas 5:27f, Lukas 19).

PENERIMAAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGINJILAN

Saat kami merintis sebuah gereja beberapa tahun yang lalu di Surabaya. Tuhan menaruh dalam hati kami untuk melayani mereka yang selama ini ditolak atau kurang diperhatikan gereja pada umumnya. Kami merintis sebuah persekutuan di rumah sederhana di sebuah gang kecil di daerah yang sedikit kumuh. Kami menggunakan salah satu ruang tidur dari keluarga jemaat tersebut. Orang-orang pertama yang kami layani adalah anak-anak muda maupun pasangan muda. Tidak ada yang signifikan, ibadah dilakukan dari rumah ke rumah. Satu saja yang kami miliki, yaitu kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan dalam hadiratNya.
Kesadaran akan penerimaan Tuhan yang sangat besar bagi kami, membangunkan kesadaran yang lain yaitu kesadaran untuk menjadi saksi Kristus dan menerima orang-orang berdosa yang mau bertobat. Tidak seperti gereja lain yang memiliki fasilitas, kami hanyalah sekumpulan anak-anak muda yang ingin “do something”(melakukan sesuatu) bagi Tuhan yang telah mengeluarkan kami dari lumpur dosa.
Di kala Ambon membara, banyak sekali keluarga-keluarga yang terpisah. Kala kerusuhan terjadi disana, mereka eksodus ke kota-kota lain yang dianggap aman, salah satunya adalah kota Surabaya. Beberapa orang ibu muda yang kami kenal pada akhirnya melacurkan dirinya di pelabuhan karena kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan tingkat pendidikan yang rendah, minim pengalaman kerja dan juga tak punya modal untuk usaha sedang suami entah dimana. Beberapa gereja yang ada menolak mereka karena profesi tersebut, sayang sekali. Hingga seorang pemuka agama lain menerima mereka untuk tinggal di rumahnya. Meski sudah dicekoki ajaran agama lain tersebut, hati mereka tetap terpaut pada Tuhan Yesus. Mereka gundah sebab melihat “saudara-saudara seiman” menolak mereka, kalau memang saudara mengapa mereka ditolak dan bukannya ditolong?
Dalam kegundahan itulah salah seorang ibu menghadiri ibadah yang kami adakan, dan ia mengalami jamahan dari Roh Kudus. Mulai saat itulah beberapa ibu dari kelompok tersebut menghadiri ibadah kami secara reguler dan kami layani konseling. Kami rindu untuk menolong mereka namun dana kami terbatas. Kami berdoa dan akhirnya Tuhan membuka jalan, sebuah organisasi gereja lain, pada akhirnya mau menampung ibu-ibu ini dan menolong mereka agar dapat pekerjaan yang layak.

Pada waktu yang lain, seorang pelaut datang ke pastori gereja kami. Tubuh besarnya menggigil ketakutan. Lalu saya bertanya,”Kenapa kamu sampai gemeteran gitu?” “Tolong sembunyikan saya, ada orang-orang M (suku tertentu) mau membunuh saya...” Kami mengizinkan ia masuk dan berbincang-bincang mengenai permasalahan yang tengah ia hadapi. Rupanya di pelabuhan ia bertengkar dengan seorang pelaut lainnya dari suku tersebut. Ia emosi dan memukul pria tersebut, orang tersebut tidak terima dan memanggil teman-teman sekampungnya.
Pria muda ini bukanlah jemaat gereja kami, ia salah satu “trouble maker” di daerah kami tinggal. Sering kali ia mengganggu jemaat wanita di gereja kami. Namun malam itu, wajahnya pucat pasi ketakutan.
Saat kami berbincang-bincang ia menyadari bahwa bila ia terbunuh maka ia pasti masuk neraka. Lalu ia bertanya bagaimana caranya agar ia beroleh penebusan dan keselamatan dari Kristus. Kami menerangkan dan membimbingnya untuk lahir baru malam itu, bukan menjadi malam yang menakutkan lagi baginya namun malam yang penuh sukacita. Sebab ia bertemu dan diselamatkan oleh Kristus Yesus.

Kita perlu peka membaca situasi suatu permasalahan entah itu berat ataupun ringan, dapat digunakan oleh Tuhan untuk membawa seseorang padaNya. Ada kalanya ketika kita melihat saudara seiman dalam masalah kita acuh saja, sebab “untuk apa pusing dengan orang lain, kita juga sudah pusing dengan masalah sendiri”...”urus aza masalah masing-masing”....dan masih banyak alasan yang egois sekali dalam hidup kita.
Mengapa penginjilan mandul? Sebab ada begitu banyak orang Kristen yang hanya melihat atau memikirkan dirinya sendiri dan tak peduli pada orang lain. Kita mengatakan bahwa teladan hidup kita adalah Kristus namun sudahkah kita mengikuti teladanNya?

Kristus memiliki kasih yang sempurna yaitu Agape. Kasih tak bersyarat, kasih yang tetap menerima “walaupun”......ingat kisah anak terhilang dalam Lukas 15? Kasih sekualitas ituah yang harus kita miliki. Dan itu hanya dapat kita miliki bila kita memiliki hubungan yang benar dan intim bersamaNya.

Suatu kali salah satu anggota jemaat yang kami gembalakan tersandung masalah hukum hingga masuk ke dalam penjara. Beberapa orang anggota jemaat yang lain bertanya pada saya,”Pak Pendeta, apa yang harus kita lakukan bila “si A” telah keluar dari penjara?” Untuk beberapa saat saya termenung dan Roh Kudus memberikan jawaban pada saya,”Kita harus menerima dia kembali dengan kasih Agape.”
Seminggu kemudian kami mengunjungi dia di penjara, menjenguknya tanpa mengkhotbahi atau menghakimi dia. Dia datang dan berbicara,” Pak, maafkan saya, karena saya sudah mengecewakan Bapak maupun Tuhan.” “Tidak apa-apa, semua orang bisa saja terpeleset melakukan kesalahan, yang terpenting kamu sadar sudah melakukan kesalahan dan mau kembali ke jalan Tuhan.” Pada akhirnya selepas dari penjara ia kembali beribadah di gereja dan jemaat yang lain pun dapat menerimanya kembali.

Kamis, 23 Juni 2011

THE POWER OF OPEN WINDOWS (KUASA JENDELA YANG TERBUKA)


THE POWER OF OPEN WINDOWS
(KUASA JENDELA YANG TERBUKA)



Pada tiap rumah pada umumnya kita memiliki jendela bukan? Aneh sekali bila sebuah rumah tidak memiliki jendela sama sekali. Jendela pada umumnya berbagai bentuk dan ukuran. Yang jelas sekalipun ukurannya besar tetapi dapat dipastikan fungsi jendela berbeda dengan fungsi pintu. Jendela di buat agar ada pergantian udara, sebagai akses sinar matahari agar rumah tidak lembab dan juga agar suasana rumah tidak membuat hati tertekan (stress) akibat gelap, untuk dapat melihat pemandangan di luar dan masih banyak lagi fungsi lainnya.

Bagi sebagian orang , jendela dapat menunjukkan “sekilas” apa yang ada di dalam rumah orang tersebut. Saya ingat dulu saat masih kanak-kanak bermain bola. Saking serunya kami bermain, tendangan bola teman saya keras sekali hingga melintasi pagar rumah dan masuk ke dalam halaman tetangga kami. Saat saya masuk halaman tetangga, saya terkagum melihat sepintas dari jendela rumah mereka sebuah lukisan keluarga yang amat mengagumkan. Belum lagi kulihat vas bunga yang sangat artistik dan bunga mawar merah di dalamnya menambah menawan ruang tamu tetangga saya tersebut. Sebuah jendela yang terbuka dapat menggambarkan pada kita kondisi dan siapa yang tinggal di rumah itu.

Dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi sebenarnya ada banyak “jendela” yang dapat kita gunakan untuk masuk sebagai akses menyaksikan kasih Kristus melalui hal-hal yang sederhana saja. Hal-hal yang sangat sederhana namun dapat menyentuh jiwa orang yang ada di sekitar kita. Apa yang hendak saya tekankan di sini? Saya ingin mengatakan pekalah pada keadaan orang lain, apa yang Anda kehendaki orang lain perbuat pada Anda, perbuatlah hal itu lebih dulu bagi orang lain (Matius 7:12). Hanyalah orang bodoh yang melakukan perbuatan melukai dirinya sendiri.

Saat Anda berulangtahun, apa yang anda rasakan takkala orang-orang di rumah acuh tak acuh dan lupa bahwa hari itu anda berulang tahun ? Tentunya Anda sedih dan kecewa, meskipun Anda coba untuk bersikap tegar dan mengatakan,”Engga apa-apa, mungkin mereka sibuk dan lupa.” Namun bila itu terjadi berulangkali maka Anda akan menjadi “keras” dan akibatnya Anda pun tidak peduli saat orang lain berulangtahun. Itulah yang pernah terjadi dalam hidup saya dulu, saya merasa tidak dipedulikan oleh orangtua. Akibatnya saya pun tak peduli pada mereka. Saya pun tak peduli pada ulangtahun orang lain.

Namun setelah saya lahir baru, Tuhan mulai mengajar saya untuk mulai memperhatikan orang lain terlebih dahulu. Saat saya menggembalakan jemaat, Tuhan mengajar saya untuk memperhatikan tanggal kelahiran tiap jemaat, tanggal pernikahan mereka, momen duka yang mereka alami, momen bahagia kelahiran anak, dan lain-lain. Kami acap-kali membuat “surprise party” setelah ibadah, jemaat yang kami gembalakan rata-rata berasal dari keluarga yang berkekurangan, saat kami membawa kue tart ulang tahun sering kali jemaat itu menangis sebab itu merupakan kue tart pertama yang pernah ia dapatkan.
Ada kalanya kami datang membantu keluarga muda yang baru memiliki bayi, ada momen kami hadir di tengah mereka yang berduka dan mendukung acara mereka..just be there (hadir untuk mendukung mereka). Hal-hal yang sangat sederhana namun membawa dampak bagi jemaat kami bahwa mereka berharga di mata kami dan Tuhan tentunya. Juga orang yang belum percaya melihat kedekatan kami sebagai “keluarga rohani”, beberapa orang di antara jemaat yang berlatar “agama seberang” datang pada Tuhan Yesus akibat melihat kesaksian hidup. Perilaku atau sikap hidup kita berbicara lebih kuat daripada perkataan kita yang mungkin tertata dengan indah. Itulah perbedaan di antara Tuhan Yesus dan orang Farisi. (Matius 7:28-29)

Dalam kehidupan kita sebagai manusia seringkali mengalami masa kedukaan atau problem berat yang menekan, bukan? Ada masa yang kita sakit parah dan yang tak kunjung sembuh-sembuh, mungkin kehilangan pekerjaan atau menjadi korban PHK padahal kita adalah tulang punggung keluarga, insiden kecelakaan di tengah keluarga kita, konflik keluarga yang sulit untuk dicari titik temunya, perceraian yang melukai pasangan serta anak-anak, dan masih banyak hal lagi yang memukul kita. Dunia tempat kita hidup kini sudah kehilangan kasih yang tulus dan kepedulian seorang dengan yang lain. Kita sebagai anak Tuhan seharusnya berani tampil beda, bila kita mau dipakai sebagai saksi Kristus yang hidup, berilah dirimu...untuk menjadi tempat curahan hati beban dari saudara-saudara atau temanmu, berdoalah dan kuatkan mereka. Mereka perlu tahu bahwa masih ada orang-orang yang peduli terhadap sesamanya tanpa pamrih.

Ketika kita membuka diri untuk menjadi tempat curahan hati sesama kita, Tuhan juga akan menolong kita kala diterpa masalah. Dari pengalaman saya pribadi, dikala seseorang berbagi masalahnya pada saya bukan saja ia yang beroleh kelegaan dan jawaban. Saya yang melayaninya pun beroleh jawaban dan kelegaan bagi masalah yang tengah digumuli. Saat saya memberikan masukan pada orang tersebut, Firman Tuhan yang merupakan “pedang bermata dua” itu pun kena pada diri saya. Hingga pada akhirnya kami berdua beroleh jawaban dari Tuhan (Ibrani 4:12)
Ada banyak lagi “jendela-jendela” dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita yang dapat menjadi “jalan” bagi kita untuk menjadi saksi bagi Kristus. Kita secara sepintas atau bahkan jelas dapat melihat suatu jalan masuk untuk menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus terhadap mereka.
Sebut saja melalui hobi yang kita sukai yang dapat jadi jembatan untuk membina hubungan dengan orang lain. Olahraga kegemaran kita, masalah sosial yang ada di lingkungan atau kota kita, kesamaan rasa ketertarikan dalam keluarga umpamanya ibu-ibu muda yang baru memiliki bayi gemar sekali membicarakan perkembangan putra-putri mereka, bahkan mungkin luka-luka di masa lalu.

Kita dapat bersukacita bersama saat kita atau orang lain berulangtahun, ulangtahun pernikahan, menonton acara TV atau film bersama, piknik bareng, atau hal lainnya. Sebaliknya kita dapat menunjukkan empati saat ada kedukaan, pemakaman, menengok orang yang sakit, usaha teman kita yang bangkrut atau baru terkena PHK, atau masalah lainnya.

Mulailah untuk mengubah pola pikir kita dari paradigma lama, bahwa mengabarkan Injil hanya dapat dilakukan melalui acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) atau Malam Penginjilan atau merupakan program gereja menggunakan suatu pola penginjilan yang baru dipelajari secara masal. Kita harus menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup kita. Ada iklan rokok yang bagus sekali dan sangat inspiratif, “Talk less do more” (Sedikit berbicara lakukan lebih banyak). Ingat perhatian dan kasih yang tulus pada saat yang tepat berdampak jauh lebih kuat daripada mengkhotbahi orang dengan puluhan ayat.

Dari hasil survey ternyata sekitar 90% orang diselamatkan melalui “friendship evangelism” (penginjilan melalui persahabatan) dan bukan melalui “acara penginjilan masal”. Selama saya terlibat dalam pelayanan perintisan, penggembalaan dan pengembangan gereja jumlah jemaat dari hasil “friendship evangelism” bertahan lebih lama dibandingkan mereka yang bergabung dari hasil KKR. Bahkan terkadang kita sudah mengeluarkan jutaan rupiah untuk sebuah acara KKR namun tidak satu jiwa baru pun dimenangkan atau bertambah dalam jemaat kami sebab ternyata yang meresponi altar call merupakan jemaat gereja lain yang mengalami jamahan Tuhan untuk bertobat. Tentunya kami mengembalikan dia ke gereja asalnya.

Tidak perlu menjadi orang yang pandai berbicara apalagi memanipulasi untuk menjadi penginjil. Anda dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan bukan salesman, jadi jangan kuatir. Roh Kudus akan menyertai anda, memberikan hikmat dan kemampuan untuk menghidupi kebenaran Firman Tuhan. Perubahan yang dikerjakan Tuhan dalam hidup Anda akan juga berimbas pada orang lain di sekitar anda. Mereka pun dapat merasakan bahkan melihat Tuhan melalui diri anda.


Di dalam ayat Firman Tuhan; 1 Yohanes 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Bila anda menyatakan mengasihi Tuhan, tunjukkanlah hal itu dengan mengasihi sesamamu manusia tanpa pamrih dan akal bulus sebab Tuhan menghendaki kita menjadi orang yang tulus.

Rabu, 22 Juni 2011

THE POWER OF INITIATING INTEREST (KUASA UNTUK MENGEMBANGKAN MINAT)


THE POWER OF INITIATING INTEREST
(KUASA UNTUK MENGEMBANGKAN MINAT)



Saat saya remaja, keluarga kami membeli sebuah rumah mungil di tengah kota Bandung. Menyenangkan juga memiliki rumah sendiri setelah sekian lama orangtuaku mengontrak. Di tengah kesibukan kami memindahkan barang-barang ke rumah yang baru, Mama memintaku untuk memompa air dari pompa air manual. Sebab pompa air listrik belum lagi kami pasang. Dengan semangat 45, saya mulai memompa air namun modal semangat saja belum cukup rupanya. Setelah terengah-engah selama 15 menit tidak setetes air pun keluar dari pompa malahan keringat di dahi menetes dengan derasnya belum lagi tangan saya pegalnya minta ampun. Padahal segala macam jurus dan cara telah saya upayakan, namun semuanya gagal.
Papa akhirnya datang dan menanyakan dimana airnya. Yang saya jawab,”Pompanya rusak Pa, engga ada air yang keluar atau mungkin sumurnya kosong.” Papa hanya tertawa sambil mengambil air sedikit dari botol minuman dan mulai memasukkan air ke lubang yang ada pada pompa itu. “Dave kalau airnya tidak keluar, itu berarti kamu harus memancingnya agar keluar dengan memasukkan sedikit air ke dalam lubang itu.” Benar apa yang dikatakan Papa, sebentar saja air itu sudah keluar dari pompa air tersebut. Ya ampun, coba kalau aku tahu dari tadi pasti tidak perlu berusaha dengan kepayahan seperti tadi.
Menjadi saksi Kristus sebenarnya bukanlah hal yang menakutkan dan sulit. Sebab bila kita sudah menghidupi kebenaran dan hidup dalam ketaatan pada TUHAN setiap hari, maka secara natural kita sudah menjadi saksiNYA. Kemana pun kita pergi melangkah ingatlah bahwa IA adalah IMMANUEL (Mat 1:23).

Ketika saya baru lahir baru dan bertobat, saya tidak tahu cara bersaksi dan menginjil yang efektif. Sebab di gereja keluarga kami, penginjilan dilarang sebab itu tandanya kami tidak bertoleransi dengan orang beragama lain. Saya sempat bingung dengan para pemimpin rohani kami saat itu. Namun di sisi lain Firman Tuhan memerintahkan agar kita mengabarkan Injil pada mereka yang terhilang (Mrk 16:15). Siapa harus kutaati lebih? Para pemimpin gereja setempat atau perkataan Tuhanku?

Meski gereja melarang tetapi saya mau taat pada apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Hingga saya belajar secara otodidak, saya mulai membaca buku bagaimana menginjil yang efektif. Setelah membaca buku itu ada perasaan bercampur aduk, ada semangat yang berapi-api tapi ada juga rasa takut, bagaimana bila saya ditolak atau dipukul atau lebih buruk dari itu umpamanya dianiaya atau di penjara? Berbagai macam alasan muncul dalam benak saya. Siapalah saya yang mau mewartakan Injil kepada orang lain? Membaca Alkitab saja baru beberapa bulan, itu pun bila mencari nama kitab harus melihat index Isi Alkitab. Pikiran semacam itu seperti medan perang yang berkecamuk di dalam benak saya.
Sebelum saya bertobat, saya adalah pecandu alkohol dan narkoba, hampir setiap waktu saya dalam pengaruh benda-benda laknat tersebut. Rasa percaya diri saya timbul saat saya menggunakan “barang haram” itu. Kini setelah bertobat saya sudah meninggalkan hal tersebut. Pada mulanya, saya tidak memiliki rasa percaya diri bahkan untuk berbicara dan bersaksi mengenai apa yang telah Kristus lakukan pada diri saya. Setiap kali mau bersaksi lidah terasa kelu.
Dalam doa-doa saya, saya bergumul di hadapan Tuhan, saya ingin menjadi saksiNYA tetapi saya merasa tidak fasih lidah dan tidak percaya diri bagaimana caranya memperkenalkan Kristus dengan baik dan benar. Ada kerinduan besar dalam hati saya namun merasa minder.

Saat saya tekun berdoa dan mencari Tuhan setiap waktu, saat itulah saya mengalami kepenuhan Roh Kudus. Rasa haus dan lapar akan Tuhan memenuhi relung hati saya. Rasa takut menyingkir dan keberanian timbul untuk hidup taat dihadapan Tuhan. Bukan karena saya mampu tetapi Tuhan memampukan saya untuk hidup dalam kebenaranNya dan mewartakan Kabar Baik bagi mereka yang berputus asa dan tersesat.
Kala itu saya sering ke toko buku Kristen untuk membeli buku rohani atau kadang hanya melihat-lihat saja. Sampai mata saya tertuju pada tumpukan traktat di counter dekat kasir. Tiba-tiba ada ide dalam diri saya,mungkin saya tidak fasih lidah untuk berbicara tetapi tentu tidak sulit untuk membagikan traktat ini pada keluarga dan teman-teman saya. Saya datangi counter dan bertanya pada kasir “Sorry Broer, mau tanya traktat ini gratis?”
“Oya, Mas, silahkan ambil saja.”jawab kasir itu.
“Berapa banyak boleh saya ambil?” tanya saya lagi.
“Terserah Mas, mau semuanya juga boleh.” Jawab kasir itu lagi.
Dan anda tahu apa yang terjadi? Saya ambil SEMUA.
Sejak saat itulah saya mulai membagikan traktat pada keluarga, teman-teman bahkan orang yang saya temui di jalan atau tempat umum.

Apa yang ingin saya tekankan disini bukanlah penginjilan menggunakan traktat tetapi bila kita memiliki kerinduan menjadi saksi Kristus yang efektif, pasti Tuhan akan membuka jalan dan memberikan ide. Dan caraNYA itu selalu beragam dan kreatif.
Setiap orang dapat dipakai Tuhan Yesus sebagai saksiNYA , IA sudah mati bagi umat manusia dan mengehendaki semua selamat.(Yohanes 3:16) Namun bagaimana mereka dapat diselamatkan bila tidak ada seorang pun yang mengabarkan Kabar Baik ini? (Roma 10:13-15). Merupakan sebuah penghargaan besar bagi kita telah dipilih untuk menjadi saksiNYA.

Saya belajar bahwa berita Injil seharusnya menjadi bagian hidup kita. Suatu kali kala saya sudah melayani sebagai pelayan Tuhan di kota Surabaya, saya berlangganan bakso Malang. Hampir tiap hari setelah membereskan gedung gereja, saya nongkrong di depan rumah Gembala Sidang. Biasanya menjelang siang tukang bakso ini pun mangkal dekat rumah. Kami biasanya ngobrol ngalor ngidul, sampai suatu ketika Roh Tuhan mulai mendorong saya untuk bercerita tentang masa lalu saya dan bagaimana Tuhan telah mengubahkan kehiduoan sepenuhnya. Semenjak hari itu, tukang bakso menjadi terbuka untuk mendengar berita Injil. Ia pun mulai menceritakan pergumulan hidupnya dan seringkali meminta saran saya. Hingga akhirnya ia pun menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Bukan saja satu jiwa terselamatkan, saya sendiri merasakan sukacita besar yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Saya tahu bahwa bukan hanya saya sendiri saja yang bersukacita tetapi juga seisi surga (Lukas 15:7,10) Saya menjadi “ketagihan” membawa seseorang pada Kristus. Sebab ternyata melalui hubungan dan persahabatan yang tulus, Tuhan dapat berkarya dengan luar biasa.

Kini pandanglah sekeliling Anda, di kala Anda bertemu dengan orang-orang di sekolah, kantor, supermarket, toko langganan, pompa bensin, bengkel, angkot, restoran dan tempat umum lainnya di mana anda sering berada. Hampir setiap hari Anda mungkin bertemu dengan orang tersebut, apakah itu hanya suatu kebetulan belaka atau Tuhan punya rencana bagi Anda untuk menjadi saksiNYA? Anda terlahir di muka bumi ini bukan karena kebetulan bahkan sebelum dalam kandungan ibu Anda, Tuhan sudah membuat rencana dan misi bagi anda saat hidup di muka bumi ini (Yeremia 1:5). Sungguh sangat luarbiasa!

(Catatan: Traktat merupakan booklet atau leaflet berisikan berita Injil secara tertulis maupun melalui gambar atau komik)

Bagaimana caranya agar kita bisa membangun hubungan?

Untuk memudahkan kita mengingat cara membangun hubungan melalui cara “friendship evangelism” kita gunakan kata SALT (garam).

1. “SAY SOMETHING” (katakan sesuatu). Mungkin Anda termasuk seorang introvert atau pendiam. Berdoa dan carilah suatu persamaan atau ketertarikan yang sama dengan orang yang hendak kita bangun hubungan. Saya akan coba memberikan Anda beberapa ide. Seperti analogi pompa air yang saya ceritakan di atas, kita dapat memulainya dengan “menyatakan sesuatu yang sederhana” untuk “memancing”. Ketika kita bertemu seseorang kita dapat memberikan senyuman dan pandangan yang hangat, ucapan selamat pagi yang ramah, atau sekedar menyapa dengan ucapan “hai”dan masih banyak cara lagi yang akan Roh Kudus tunjukkan pada kita. Hal-hal yang sangat sederhana tetapi akan mampu “mencairkan suasana” (ice breaker) untuk memulai pembicaraan. (Yohanes 4:7-26, 39-42)
2. “ASK QUESTIONS”(ajukan pertanyaan). Carilah kesamaan antara Anda dan pribadi tersebut. Tunjukanlah sikap bersahabat yang tulus, ingat mereka jiwa yang membutuhkan Kristus dan bukan target untuk kita jadikan “Kristen”. Mulailah berbincang dan milikilah empati. Tunjukan sikap bersahabat dan jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat mengancam. Mulai mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah kebutuhan dia yang mendasar (Yohanes 5:6-14).
3. “LISTEN” (mendengarkan). Jadilah pendengar yang baik, jangan banyak memotong pembicaraan saat seseorang sedang “curhat” apalagi menghakimi atau menggurui dia (Yakobus 1:19, Matius 7:1-2). Saat mendengarkan seseorang berbicara, harap memperhatikan baik-baik apa yang ia sampaikan jangan sampai Anda melamun. Pandanglah mata mereka dengan penuh simpati dan tulus. Turut rasakan penderitaannya atau tertawalah bersamanya bila ada kisah kehidupannya yang lucu. (Matius 10:17-21)
4. “TURN THE CONVERSATION INTO SOMETHING DEEPER” (alihkan pembicaraan pada sesuatu yang lebih mendalam). Bila sudah timbul saling percaya satu dengan yang lain akan lebih mudah bagi kita berbicara sebagai dua orang sahabat. Biasanya bila orang tersebut sudah percaya pada kita maka ia akan menyampaikan permasalahan pribadi dan rahasia hidupnya. Di sinilah kita harus dapat menjadi orang yang dapat menjaga rahasia orang lain. Ingat kita dipanggil Tuhan menjadi the True Worshippers (penyembah dalam kebenaran) dan bukan the True Gossipers ( penggunjing/penggosip tulen). Banyak orang kecewa akibat orang Kristen yang tidak bisa menahan mulutnya untuk bergosip (Yakobus 3:1-12). Setiap orang memiliki kebutuhan untuk didengarkan dan memiliki sahabat yang dapat dipercayai & mengasihi dengan tulus. Sebagai seorang sahabat akan jauh lebih mudah bagi anda menyampaikan isi hati Tuhan padanya. Bahwa jawaban dari permasalahan hidupnya ada pada Tuhan Yesus. Sebab IA adalah jawaban bagi tiap masalah dalam hidup kita.

Saya melihat betapa efektifnya “friendship evangelism” (penginjilan melalui persahabatan) ini, sebab kita menyampaikan Kabar Baik bukan dengan suatu paksaan tetapi dengan kasih di antara dua orang sahabat. Tugas kita mengabarkan hal tersebut, namun Roh Kudus-lah yang akan memberikan keyakinan (conviction) pada orang tersebut. (Yohanes 3:1-16)

Selasa, 21 Juni 2011

CALLED TO BE MINISTERS (PANGGILAN UNTUK MELAYANI)


CALLED TO BE MINISTERS
(PANGGILAN UNTUK MELAYANI)



“Tetapi Saudara tidak seperti itu, sebab Saudara telah dipilih oleh Allah sendiri sebagai imam Raja itu, suci serta murni, dan milik Allah pribadi, supaya Saudara dapat memperlihatkan kepada orang lain bagaimana Allah memanggil Saudara keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terangNya yang ajaib.”(1 Petrus 2:9 FAYH)

Setiap orang yang mengaku dirinya Kristen atau anak Tuhan diutus oleh Tuhan untuk menggenapi Amanat Agung,”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20). Setiap anak Tuhan adalah murid Kristus, Tuhan Yesus mencari murid dan anak yang mau bertumbuh dalam Dia. Tuhan tidak mencari “anggota” Jesus Christ Fans Club! Ia mencari anak-anak yang dengan tulus mau terus bertumbuh di dalam Dia, bekerja bersamaNya sebagai rekan sekerja di ladang Tuhan.
Orang Kristen dipanggil untuk membawa suatu perubahan bagi dunia ke arah yang lebih baik tentunya. Tuhan Yesus menyatakan,”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:13-16).

Namun tak dapat dipungkiri pula bahwa banyak sekali orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi tidak mencermin Kristus. Padahal mereka sudah berjemaat bahkan aktif pelayanan selama belasan bahkan puluhan tahun. Mereka jelas “agamawi” tetapi kehilangan “spiritualitas/hubungan” bersama dengan Kristus. Bila ditilik mereka lebih mirip dengan orang Farisi daripada Kristus pada era Perjanjian Baru. Orang tipe inilah yang banyak kali menghalangi orang berdosa bertemu dengan Kristus. Setiap perkataannya selalu mengutip FIRMAN TUHAN namun kehidupan sehari-harinya bertentangan dengan apa yang diucapkan.
Ada pula orang Kristen yang hidup hanya untuk dirinya sendiri, mereka berpikir sekali selamat tetap selamat. Pokoknya sudah mengucapkan “sinner prayer” (doa pengakuan dosa), mengaku dengan mulut mereka dan mengaku Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka sekarang mereka pasti selamat meskipun tetap hidup dalam dosa. Inilah contoh seorang beragama Kristen yang sering menjadi sandungan dalam kehidupan masyarakat. Mengaku Kristen (anak Tuhan) tetapi cara berbicara maupun kelakuan tidak ada ubahnya dengan “children from hell”(anak-anak dari neraka).
Ini merupakan dua contoh “borok” yang ada dalam hidup kekristenan kita dewasa ini. Senang atau tidak tetapi itulah kenyataannya.
Hal ini bukan saja membuat ke-kristen-an dipandang sebelah mata, namun juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang baru melek alias lahir baru. Sulit sekali bagi mereka untuk dapat mengerti bahwa ALLAH sendirilah yang turun tangan dan sendiri yang memilih kita untuk menjadi alatNYA, menjadi perpanjangan tanganNYA di muka bumi ini. Sulit sekali bagi kebanyakan anak Tuhan melihat siapa diri mereka yang sebenarnya, apa tujuan ALLAH menciptakan mereka di muka bumi ini dan apa tugas utama mereka dimuka bumi ini. Mungkin mereka tahu bahwa Alkitab menyatakan dalam kitab Kejadian 1:26,”Berfirmanlah Allah:”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.....” sekedar tahu , tidak akan mengubah apa-apa. Hanya dengan percaya bahwa kita diciptakan segambar dengan DIA, menyadari untuk apa kita diciptakan baru kemudian melangkah dengan “confidence”(percaya diri) sebagai anakNYA, menerima penugasan yang telah diberikan Allah untuk menjadi saksiNYA yang hidup dan membawa perubahan bagi lingkungan tempat kita berada.
Mengapa kita gagal melihat diri kita sebagai anak Tuhan? Biasanya kita bermasalah dengan rasa percaya diri, citra diri kita mungkin rusak atau rendah. Sebuah ilustrasi akan saya gunakan untuk menggambarkan hal ini.

MENGAPA KITA GAGAL MELIHAT DIRI KITA SEBAGAI ANAK TUHAN?

Sebagaian besar dari kita memiliki masalah dengan yang namanya “PERCAYA DIRI”, citra diri kita yang rusak, salah atau rendah.
Di sambut oleh kokok ayam jantan yang bersahutan di pagi hari dan sinar mentari yang masih tampang malu-malu di ujung ufuk timur dan desahan udara pagi yang mengelus halus dirinya. Seorang petani bersiap melangkahkan kakinya menuju gunung batu yang terletak di belakang pertaniannya. Dengan antusias dan bernyanyi-nyanyi kecil, sambil sesekali memandang keindahan pemandangan lembah dan hutan di bawahnya.
Saat tiba di puncak, petani ini menghirup nafas dalam-dalam dan merasakan kesegaran udara yang mengalir masuk ke dalam rongga dadanya. ia sangat mengucap syukur saat menyaksikan ciptaan Tuhan yang luar biasa ini. Sejenak matanya beralih pada tanaman Edelweis yang ada di sisi puncak gunung itu. Dengan perlahan-lahan dan hati-hati ia menuruni tebing terjal terjal itu untuk memetik beberapa tangkai bunga edelweiss yang hendak ia persembahkan bagi istri terkasihnya. Saat ia tengah asyik memetik tiba-tiba matanya teralih pada sebuah sarang burung terselip di antara bebatuan.
Ia memandang sarang itu dan bertanya-tanya dalam hatinya,”Sarang burung apakah ini?” Ia melihat kesana kemari, namun tak ia temukan tanda-tanda kehidupan dari burung penghuni sarang tersebut. Segera ia melongokkan kepalanya ke dalam sarang itu dan ternyata ada beberapa butir telur di dalamnya. Sekali lagi ia melihat sekelilingnya, dalam hatinya ada dorongan untuk mengambil sebutir telur, tetapi ada juga seruan dalam hatinya untuk tidak mengambil telur tersebut. Demi memuaskan rasa penasarannya, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil sebutir dan setibanya di pertanian, dia segera ke kandang ayam dan menyimpannya di antara telur-telur yang sedang dierami.
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu telur-telur itu menetas, petani itu memperhatikan anak-anak ayam yang menetas satu per satu, Dengan harap-harap cemas, petani itu menantikan akan menjadi burung apa, telur yang dibawanya dari gunung itu “Wouw!” Ternyata anak seekor burung rajawali, ia biarkan rajawali mungil itu bertumbuh di tengah ayam-ayam peliharaannya.
Anak rajawali ini besar di keluarga ayam, berpikir seperti ayam, mencari makan seperti ayam, dan merasa dirinya sebagai seekor ayam terjelek di muka bumi sebab ia berbeda dari saudara-saudaranya yang lain. Ia merasa mungkin dulu “mama” suntik hormon hingga terlahirlah ia menjadi “seekor ayam besar” yang tidak cakap menangkap cacing dan bersuara jelek tidak seperti ayam jantan lainnya saat berkokok...ia nampak sangat memalukan sebagai seekor ayam jantan...ia tak punya taji, ia kalah terus saat berkelahi. “Ayam jantan muda” itu sangat rendah diri dan merasa bukan siapa-siapa. Ia menjadi bahan ejekan ayam-ayam di pertanian.
Sampai suatu hari ia melihat seekor burung rajawali terbang di atas hutan dekat pertanian tersebut. Ia melihat betapa gagahnya burung itu, sangat percaya diri. Saat itulah ia melihat saudara-saudara maupun induk ayamnya berlarian bahkan para pejantan tangguh yang sering mengejeknya pun lari bersembunyi melihat “burung rajawali” yang gagah itu sedang mencari mangsa. Saat ayam lain berteriak-teriak ketakutan memperingatkan dia, ia merasa tidak gentar....ia merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya secara naluriah.
“Ayam jantan muda” itu merenungkan hidupnya dan berandai-andai seandainya ia seperti burung itu,”Wah hebatnya hidup ini bila aku bisa seperti dia. Ah, aku hanya bermimpi saja....aku khan hanya seekor ayam cacat.”
Semenjak kejadian tersebut, ia sering termenung memandangi kekurangannya. Ia ingin berubah namun bagaimana caranya? Ia mulai mengintrospeksi diri, ia melihat dirinya apa adanya. Bagaimana ia sangat berbeda dengan ayam lainnya? Bagaimana ia sebagai seekor ayam bisa memperbaiki diri dalam kehidupan? Semakin ia memperhatikan dirinya semakin ia menyadari bahwa ia sama sekali tidak nampak sebagai seekor ayam. Ia mulai menyadari bahwa ia lebih serupa dengan burung rajawali, yang sering ia lihat terbang di atas hutan dan bila sore sudah mendekat terbang ke arah pegunungan. Ia bertanya-tanya apakah ini hanya mimpi?
Lalu “ayam jantan muda” itu bertanya pada induknya,”Ma, sepertinya aku ini seekor rajawali.” Induk ayam,”Terperangah dengan pernyataan putranya itu dan lalu meledaklah tawanya.” “Nak, kamu memang berbeda namun kamu ini ayam, jadi jangan kamu bermimpi menjadi seekor rajawali.”
Meskipun ia diejek ia mulai berlatih untuk terbang. Ayam-ayam yang lain tertawa menyaksikan “ayam jantan muda” ini berlatih terbang. Mereka mengatakan padanya,”Eh bodoh, engga ada ayam yang bisa terbang seperti rajawali.” Namun “ayam jantan muda” tak mau mendengarkan apa yang dikatakan ayam lainnya. Ia giat berlatih untuk terbang dengan menaiki pagar tetapi ia jatuh tersungkur... namun ia mencoba lagi dan pantang menyerah sampai suatu hari ia mulai mahir terbang jarak rendah dari pagar ke kandang ayam.
Ia pun mendeklarasikan bahwa ia akan coba terbang dari atas atap rumah Sang Petani, semua ayam berkumpul dan memandang bahwa sungguh “ayam jantan muda” ini sudah tidak waras...maklum ia cacat pikir mereka. Saat “ayam jantan muda” itu berlari dan melompat. Hup!!! Ayam-ayam di bawah terkejut melihat kenekatannya, ada yang menutup mata dan ada yang terbengong-bengong dengan paruh terbuka. Mereka berpikir “ayam jantan muda” itu akan jatuh tetapi tiba-tiba,”Wuuussshhhhh!” “Ayam jantan muda” itu terbang ke angkasa bagaikan rajawali meninggalkan tanah pertanian itu menuju hutan.
Saat ia bertemu dengan rajawali-rajawali muda lainnya, ia memandangi mereka dan lalu ia pandangi dirinya. Tersadarlah ia bahwa dirinya bukanlah “ayam jantan muda” tetapi “RAJAWALI MUDA”.
Ia seekor rajawali yang terlahir dan besar di antara ayam namun sebenarnya ia keturunan rajawali, yang seharusnya hidup sebagai seekor rajawali.


Kita pun lahir dan hidup di dunia namun bukan berarti kita ini milik dunia dengan hidup dan tunduk pada hukum dunia ini. Sebab kita ini anak-anak Tuhan, yang merupakan ciptaan baru dalam Kristus dan tidak sama dengan mereka yang belum hidup dalam Kristus,
TUHAN menciptakan kita dalam rupa dan gambarNYA selama ini kita hidup dalam dosa dan nilai dunia yang telah bobrok. Iblis telah menipu manusia, budaya dan nilai dalam masyarakat kita yang mungkin tidak berpadanan dengan Firman Tuhan, cara orangtua kita memperlakukan kita mungkin kurang baik hingga kita memandang rendah diri kita. Namun saat ini saya mau katakan bahwa engkau berharga di mata TUHAN dan IA memiliki rencana yang indah atas hidupmu. Kau bukan “ayam” tetapi “rajawali”!!!
Seringkali rencana Tuhan dalam hidup kita mentah sebab kita lebih mempercayai “apa kata orang atas diri kita” ketimbang apa yang Tuhan katakan melalui Firman Tuhan tentang diri Anda.

INILAH SURAT CINTA DARI BAPA SURGAWI BAGI ANDA

Dear anakKU tercinta,

Nak, AKU menyelidiki dan mengenal dirimu (Mazmur 139:1). AKU tahu saat engkau duduk atau berdiri bahkan apa yang sedang kau pikirkan (Mazmur 139:2). AKU tahu saat engkau berjalan atau berbaring (Mazmur 139:3).
Bila tidak seekor burung pipit pun dapat jatuh ke tanah tanpa setahu AKU, terlebih lagi dirimu lebih berharga dimataKU (Matius 10:29-31). AKU menciptakan engkau menurut gambar dan rupaKU (Kejadian 1:27). Kau hidup, bergerak dan ada di dalam AKU, sebab kau adalah anakKU (Kisah Para Rasul 17:28).
AKU telah mengenal engkau sebelum engkau dibentuk dalam kandungan ibumu (Yeremia 1:4-5). Pada saat engkau terbentuk dalam rahim ibumu AKU ada disana dan AKU telah merencanakan kehidupanmu (Mazmur 139:15-16). AKU menyertai engkau sejak engkau lahir dan selalu menolongmu (Mazmur 71:6) AKU sangat mengasihimu kiranya engkau pun hidup dalam kasih (1 Yohanes 4:16).
Janganlah engkau kuatir dalam hidupmu sebab AKU akan memeliharamu asalkan engkau mengutamakan diriKU dan hidup menurut kehendakKU (Matius 6:31-33). Sebab masa depanmu yang penuh pengharapan ada dalam tanganKU (Yeremia 29:11). Sebab AKU mengasihimu dengan kasih yang kekal (Yeremia 31:3).
Kau senantiasa ada dalam pikiranKU (Mazmur 139:17-18). Saat kau mencari AKU dengan segenap hatimu AKU akan hadir (Ulangan 4:29).
AKU itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Aku menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya (Mazmur 34:18). Kau akan tinggal bersama-sama denganKU. AKU akan hapuskan setiap tetes air matamu, tidak ada lagi maut, dukacita, tangisan atau kesakitan. (Wahyu 21:3-4). AKU ada di pihakmu (Roma 8:31). MurkaKU atasmu telah dipadamkan oleh penebusan KRISTUS YESUS (1 Yohanes 4:10).
KasihKU terhadapmu tidak akan terpisahkan oleh apapun juga (Roma 8:38-39).

Dari hati yang terdalam,

PAPA SURGAWI-MU

APA YANG TUHAN KATAKAN MENGENAI PANGGILAN KITA?

Pandangan kita mengenai diri kita pribadi lepas pribadi harus berdasarkan apa yang Tuhan nyatakan melalui Firman Tuhan. Ada banyak pernyataan Firman Tuhan yang menyatakan panggilan dalam kehidupan kita.

Dalam Matius 5:13 Tuhan Yesus menyatakan kita adalah GARAM DUNIA.
Garam memiliki citra rasa, sebagai seorang Kristen seharusnya kehidupan kita dapat menjadi citra rasa yang berbeda dalam masyarakat. Kehidupan kita seharusnya menjadi berkat dan bukannya sandungan. Keharmonisan dan kesetiaan dalam rumahtangga Kristen dapat menjadi “flavour” yang berbeda dalam masyarakat dunia umpamanya.
Garam memiliki kemampuan untuk memperlambat kebusukan. Pada zaman dahulu untuk mengawetkan daging dan ikan penduduk mengusapinya dengan garam untuk mencegah proses pembusukan. Demikian pula dengan orang Kristen seharusnya hidup dalam standar kebenaran hingga dapat memperlambat kebobrokan dalam kehidupan masyarakat dan bukannya berkompromi.
Garam juga menimbulkan rasa haus. Bila kita terlalu banyak mengkonsumsi garam timbul rasa haus atau ingin minum. Bila kehidupan kita terkoneksi dengan Tuhan akan ada banyak orang yang hendak dekat dengan anda dan mendengarkan kebenaran yang memerdekakan mereka. Tuhan Yesus berkata,”Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air kehidupan” (Yoh 7:38). Air kehidupan inilah yang akan memuaskan mereka yang haus akan Tuhan.

Juga di dalam Matius 5:14 Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita adalah TERANG DUNIA.
Terang tidak dapat disembunyikan. Orang Kristen seharusnya menjadi teladan hidup dan berani tampil beda dalam berbagai segi kehidupan kita dalam hal kesalehan, watak, moral, pengaruh, ambisi, hubungan maupun penyerahan pada Tuhan.
Terang tidak dikuasai kegelapan, dimana ada terang kegelapan lenyap. Dunia saat ini berada dalam kegelapan dan membutuhkan seberkas cahaya untuk membawa mereka keluar dari kegelapan yang selama ini menyelimuti mereka.

Bila orang Kristen tahu bahwa sebenarnya dirinya dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, mengapa sampai saat ini masih melempem dan tidak menanggapi panggilannya?
Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah akibat terjadinya “kecelakaan gereja” pada abad 4 M saat Kaisar Konstantin menetapkan Kristen sebagai agama negara. Lalu ia menetapkan kaum imam atau rohaniwan sebagai hamba Tuhan profesional dan memisahkan mereka sebagai orang-orang khusus. Sedang orang Kristen lainnya hanya sebagai kaum awam yang dari waktu ke waktu dilayani oleh kaum profesional ini.
Gereja yang tadinya merupakan kumpulan orang percaya yang “saling” melayani berubah pola. Gereja yang tadinya menitik beratkan pada hubungan (relation) dengan Tuhan dan dengan sesamanya, kini berubah menjadi agama (religion) semata. Titik berat kekristenan lebih pada liturgi ibadah dan aktivitas di tempat ibadah daripada fokus pada perubahan menjadi lebih seperti Kristus setiap hari. Jadi kurang lebih 16 abad sudah kita menganut sistem gereja seperti itu. Hingga jemaat “awam” pun sulit untuk bergerak, kebanyakan melepaskan tanggungjawab tersebut pada kaum “profesional”. Banyak orang enggan memenuhi panggilan ini sebab keengganan untuk hidup mengikuti teladan Tuhan Yesus.

Saya mau katakan bila Anda seorang Kristen maka Anda akan memikul salib setiap hari bagi Kristus (Luk 9:23). Siapapun yang tidak mau memikul salib dan mengikuti teladan Kristus, ia bukan seorang Kristen (arti Kristen adalah mengikuti jalan Kristus/pengikut Kristus).
Mungkin anda lebih tepat dikatakan sebagai seorang beragama Kristen (Kristen KTP) tetapi bukan seorang Kristen sejati. Seorang beragama Kristen yang hidup bertentangan dengan Firman Tuhan dan tidak meneladani kehidupan Kristus, Firman Tuhan katakan sebagai “orang fasik”, tahu kebenaran namun tidak melakukannya apalagi berubah menjadi segambar dengan Kristus
Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman:”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapanKu, dan menyebut-nyebut perjanjianKu dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran dan mengesampingkan firmanKu? Jika engkau melihat pencuri, maka engkau berkawan dengan dia, dan bergaul dengan orang berzinah. Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat, dan pada lidahmu melekat tipu daya. Engkau duduk, dan mengata-ngatai saudaramu, memfitnah anak ibumu. Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu. Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan (Mzm 50:16-22).
Orang fasik senang mendengar, menyelidiki bahkan menyampaikan Firman Tuhan dan terlebih sering mengklaim janji Tuhan atas kehidupannya. Sayangnya, ia seorang yang tak mau berubah bila ada firman Tuhan yang menuntut pertobatan atau perubahan dalam hidupnya, ia suka berkompromi dengan nilai-nilai dunia dan hidup dalam kedagingan (keakuan), suka menggossip bahkan memfitnah keluarga sendiri. Tanpa sadar orang fasik berpikir bahwa ia bisa mengatur Tuhan dan beradu argumentasi dengan menggunakan firman Tuhan untuk kepentingan pribadinya.
Bila kita saat ini masih dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita bertobat dan mohon anugerahNya. Apakah kita akan terus menyerah dengan keadaan ini? INGAT: TUHAN YESUS tak pernah membawa agama baru tetapi memulihkan HUBUNGAN antara ALLAH dengan manusia. Tuhan menghendaki kita bukan saja menyelidiki kebenaran firman Tuhan namun juga menjadi pelaku firman. Bukan sekedar mematuhi peraturan agama, Tuhan tidak terkesan oleh tindakan lahiriah kita, IA terkesan ketika kita mentaati firmanNya meskipun tidak ada seorang pun yang menyaksikan apa yang kita perbuat. Ia ingin segala sesuatu yang kita perbuat terlahir dari kasih kita padaNya.

Banyak orang Kristen yang memiliki konsep yang salah dalam memandang “pelayanan”, akibat “kecelakaan gereja” tersebut. Ada pemikiran bahwa hanya orang-orang pilihan saja yang dapat terlibat “pelayanan”, ada lagi yang berpikir bahwa pelayanan itu terbatas pada jenis pelayanan ibadah di dalam gedung gereja. Ada pula yang berpikir bahwa mereka tak punya waktu dan tenaga untuk ikut pelayanan sebab sudah sangat sibuk dengan aktivitas kantor atau usaha, mereka berpikir untuk pelayanan harus menjadi rohaniwan atau “full-timer” di gereja. Kadang juga ada yang berpikir bahwa untuk pelayanan itu berarti harus bepergian ke suatu daerah di pedalaman sebagai misionaris dan menderita miskin. Kita harus mengubah konsep-konsep yang salah tersebut.

Seseorang yang terlibat dalam pelayanan belum tentu mengasihi Tuhan, tetapi seorang yang mengasihi Tuhan, ia pasti melayani Tuhan dengan segenap hatinya dan dengan segenap daya upayanya. Ia tidak menunggu fasilitas, ia tidak menuntut apa yang Tuhan dapat berikan bagi dirinya namun mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan.

ALKITAB MENYATAKAN TUBUH KITA ADALAH RUMAH ROH KUDUS (1 KOR 6:19)

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Kor 6:19)

Saya akan menggunakan sebuah analogi mengenai sebuah villa (rumah liburan/peristirahatan di luar kota) dan rumah tempat tinggal.
Banyak orang kaya memiliki villa di daerah yang tenang, berudara sejuk dan biasanya berpanorama indah. Berbagai fasilitas ada di rumah peristirahatan ini tetapi tidak setiap hari si empunya tinggal di tempat tersebut, hanya mungkin saat liburan, akhir pekan, atau saat ingin menyepi. Kadang kala mungkin bahkan hanya sekali atau dua kali dalam setahun ia berkunjung ke villa tersebut. Banyak di antara kita yang memandang kehidupan kerohanian kita seperti mengunjungi villa. Kita berpikir dengan membaca Alkitab satu pasal sehari, berdoa 30 menit sehari, pergi ke gereja seminggu sekali, mengikuti pendalaman Alkitab tiap hari Rabu dan doa malam tiap Jumat sudah membuat dia menjadi seorang Kristen yang baik. Semua aktivitas tadi itu baik tetapi bila itu hanya sekedar sebagai kebiasaan atau rutinitas sebagai orang Kristen, maka malang nian nasibnya. Saya menyebut orang seperti ini sebagai orang Kristen check-list. Ke-Kristenan dijalani bukan sebagai hubungan dengan Tuhan dan dengan sesamanya tetapi sebagai rutinitas keagamaan yang menjemukan.
Apa bedanya dengan rumah tempat tinggal? Rumah tempat kita tinggal merupakan tempat kita melakukan banyak aktivitas, entah itu tidur, makan, bekerja, mandi, bermain, menonton TV, membesarkan anak-anak, bercengkerama dengan pasangan, dll. Setiap hari kita ada di rumah, ini merupakan gambaran tubuh kita sebagai tempat tinggal Roh Kudus. IA hadir dalam hidup kita 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Kemana pun kita pergi IA ada beserta kita. KuasaNYA akan memampukan kita untuk melayani, hikmatNYA memampukan kita untuk menjalani kehidupan dan berhubungan dengan orang lain.
TUHAN memanggil kita menjadi garam dan terang dunia, di tempat kita berada. IA menghendaki kita menjadi garam dan terang saat kita ada di tempat kita bekerja, saat di pasar, saat bersekolah, saat berkendaraan, dan diberbagai aktivitas lainnya. Kita tidak perlu membuat program khusus penginjilan terlebih dahulu. Satu hal saja, hiduplah dalam “sense of awareness of GOD” (kesadaran akan kehadiran TUHAN). Saat kita hidup dalam kesadaran akan kehadiran TUHAN setiap saat bersama kita, maka pasti akan ada perbedaan dalam kehidupan anda yang dapat dirasakan dan dilihat oleh orang lain. Saat kita hidup di dalam DIA maka pelayanan bukan lagi program namun menjadi bagian hidup kita.
Kita dapat melayani setiap hari tanpa perlu pergi ke daerah terpencil, jalanilah kehidupan Anda sebagaimana biasanya namun dengan cara pandang yang berbeda. Salah satu mentor saya, Robert Fitts Sr, mengajarkan agar setiap hari kami berdoa untuk suatu “divine appointment” (pertemuan ilahi). Maksudnya meminta pada Tuhan agar kita dipertemukan dengan seseorang yang Tuhan kehendaki untuk kita layani.
Lihatlah orang-orang disekitar Anda sebagai orang-orang yang memerlukan Kristus. Mulailah berdoa agar Roh Kudus menuntun anda pada orang yang tepat yang membutuhkan TUHAN. Mungkin ada seseorang yang membutuhkan makanan, berilah ia makan. Bila ada orang yang sakit dan tidak memiliki biaya ke dokter, Anda bertindak bawa orang tersebut ke dokter atau bila Anda tidak punya apa-apa sekalipun mintalah izin untuk mendoakan kesembuhannya dengan sopan. Ketika seseorang ingin berbagi beban hidupnya, berikanlah telinga Anda untuk mendengarkan dirinya. Roh Kudus akan menuntun dan memberi hikmat apa yang harus Anda lakukan.
TUHAN tidak mencari orang yang mampu tetapi yang mau taat padaNYA. Apakah Anda MAU?