Kamis, 31 Januari 2013

KASIH TERHADAP SESAMA

Kasih terhadap sesama
Pagi itu seperti biasa aku berjalan pagi mengelilingi kompleks perumahan di mana aku tinggal. Terdengar suara keributan di arah sebuah warung, ternyata ada sepasang pemulung tua yang tengah tidur di depan warung tersebut. Pemilik warung itu merasa terganggu dengan adanya kedua orangtua tersebut. Ia mengusir mereka dengan kasar sambil menyiramkan seember air pada mereka. Pemulung tua itu pun berteriak-teriak marah dan menyumpahi pemilik warung. Hatiku trenyuh memandang peristiwa tersebut, melihat sepasang orangtua yang sudah tua harus menjalani kehidupan yang berat seperti itu. Aku tak tahu siapa mereka dan mengapa mereka sudah setua ini menjadi pemulung dan gelandangan. Dimana anak-anak mereka? Apa yang membuat mereka menjadi gelandangan dan berprofesi sebagai pemulung?
Andai aku bisa membantu mereka…..andai paling tidak aku bisa memberi mereka sebuah tempat untuk untuk beristirahat pada malam hari. Sayangnya aku belum mampu menyediakan sebuah rumah singgah. Aku teringat pada pembicaraanku dengan Omaku mengenai pelayanan bagi para gelandangan di negeri Belanda. Bagaimana pelayanan Bala Keselamatan di Belanda  membuka asrama atau rumah singgah khusus bagi gelandangan agar mereka dapat beristirahat pada malam hari. Banyak kasus di Eropa, gelandangan yang mati kedinginan karena musim dingin atau cuaca yang ekstrim. Aku tahu di Indonesia tidak ada musim dingin tetapi aku melihat ini juga merupakan sebuah kebutuhan bagi para gelandangan yang ada di negeri ini. Sebuah tempat dimana mereka merasakan rasa aman dan mendapatkan berita harapan yang baru.
Gelandangan juga manusia…. Hatiku sedih melihat mereka yang terlunta-lunta hidup di jalanan. Permasalahan ini merupakan hal yang kompleks tetapi bila tubuh Kristus bersinergi melakukan bagiannya, aku percaya kita dapat menjadi gereja yang berdampak dan memberkati kota (desa) dimana kita berada. Akan lebih mudah bagi kita untuk melayani dalam kebersamaan sebagai bagian dari tubuh Kristus meski kita berbeda organisasi atau denominasi sekalipun…kita harus fokus pada Tuhan. Kita menyembah Tuhan yang sama dalam Kristus Yesus.
Aku tahu bahwa melayani kaum ini tidak mudah, kadang suka-suka….tidak mau diatur….sama persis dengan bangsa Israel saat baru keluar dari Mesir. Mentalitas “budak” melekat….. aku tahu bukan dari teori….sebab aku pernah mengalami sendiri menjadi bagian dari kaum terbuang saat orangtuaku mengusirku dari rumah saat remaja. Kehidupan yang tak pasti, penuh kekerasan, penuh dusta, penuh manipulasi, mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri, penuh kecemasan, ketakutan, kecurigaan terhadap orang asing dan lain-lain. Citra diri yang rusak dan rasa rendah diri banyak menggelayuti kaum terbuang ini, seolah tidak ada harapan bagi mereka.
”Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; IA telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara. (Yesaya 61:1-2) Bila kita mengklaim diri kita penuh Roh Kudus maka kita akan secara otomatis dipimpin Roh Tuhan melakukan kehendakNya.
Bagaimana kita sebagai gereja Tuhan? (catatan: gereja tidak berbicara mengenai denominasi tetapi sebagai umat percaya) Akankah kita mulai bergerak memberikan harapan bagi mereka? Atau akankah kita kembali menjadi “penikmat Firman Tuhan” tanpa pernah melakukannya dan lalu menyerahkan semua tanggungjawab pelayanan pada para pelayan Tuhan (full time) di gereja? Apakah anda berpikir dengan memberikan persembahan sudah cukup dan anda tak perlu melakukan perintah Tuhan? Dalam surat Yakobus Tuhan berfirman,”Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Kamu lihat bahwa iman bekerjasama  dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yakobus 2:17, 22). Apa yang selama ini kita dengar baik dari atas mimbar gereja, persekutuan, kelas pemuridan atau apa pun media itu (mendengar radio Kristen, khotbah di TV, membaca buku Kristen dll) bukan untuk menggelitik telinga atau memuaskan keingintahuan kita tetapi untuk diterapkan dalam kehidupan kita. “Para hamba Tuhan” dipanggil untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. (Efesus 4:11-12) Kita dipanggil untuk melakukan bagian kita dalam pembangunan tubuh Kristus bukan sekedar penghangat bangku gereja.
Hal praktis apa yang dapat kita lakukan? Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, kita bisa menyediakan rumah singgah bagi mereka, memberikan pelatihan kerja, bimbingan dan konseling, pendidikan bagi mereka (ekstra kurikuler), menyertakan mereka yang sungguh-sungguh untuk kembali sekolah atau mengikuti ujian persamaan, pemeriksaan kesehatan, memberikan peluang kerja atau usaha bagi yang sudah siap dan masih banyak lagi.
Bagi rekan-rekan yang memiliki visi atau misi yang sama, saya akan dengan senang hati berjejaring dengan anda. Baik yang ada di kota Bandung maupun luar kota. Dapat menghubungi saya melalui inbox Facebook.
Bagaimana kita sebagai gereja Tuhan dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang penuh kasih dan kepedulian. Kasih yang bukan saja memberi yang terbaik tetapi berani untuk berkorban bagi sesama kita sebagai sebuah persembahan bagi Tuhan. Tuhan Yesus merupakan teladan kita, Ia menghendaki kita untuk mengikuti teladan kehidupanNya. Saat kita mentaati panggilan tersebut maka Roh Kudus akan memberikan kemampuan tersebut pada kita. DIA DATANG KE DUNIA KARENA DIA PEDULI PADA MANUSIA……. PEDULIKAH ANDA PADA SESAMA?

HANYA INI TUHAN YANG KUPUNYA


HANYA INI TUHAN YANG KUPUNYA
“Disini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yohanes 6:9)
Apakah Anda merasa mendapatkan panggilan Tuhan untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama? Namun lalu ragu untuk melangkah sebab merasa dirimu hanya “jemaat biasa” atau bukan siapa-siapa. Atau Anda sudah melayani pekerjaan Tuhan tapi merasa pelayanan atau jemaat yang Anda pimpin “hanyalah” pelayanan atau jemaat kecil saja. Mungkin Anda merasa minder dan tidak berarti.
Ayat di atas menggambarkan seorang anak yang mau mengorban makanan miliknya bagi mereka yang membutuhkan, jumlahnya tidak banyak tapi ia mau serahkan pada TUHAN. Mujizat terjadi dari ketaatan seorang anak kecil yang “biasa-biasa” saja. Jangan pernah merasa minder dengan panggilan Tuhan dalam hidupmu. Meskipun tampak tidak signifikan tapi oleh ketaatanmu pada Tuhan, hal itu dapat jadi berkat yang besar.
Saat Tuhan memanggil kami meninggalkan zona nyaman kami di kota Surabaya dan memulai pelayanan baru di kota Bandung. Kami melangkah dalam ketaatan tanpa bantuan atau donatur, kami mempercayakan hidup kami sepenuhnya pada Tuhan. Kami tak mampu membeli rumah atau bahkan mengontrak sebuah rumah. Kami memulai pelayanan ini di sebuah kamar kost. Awal kami memulai pelayanan ini, banyak yang memandang rendah apa yang kami kerjakan karena kekurangan kami ini.
 Mungkin banyak anak Tuhan sudah banyak termakan ajaran injil kemakmuran yang mengajarkan hamba Tuhan yang disertai Tuhan pasti kaya raya. Awalnya kami sempat terintimidasi, namun Tuhan Yesus mengingatkan bagaimana cara hidupNya. IA lahir di kandang domba, IA tak punya rumah pribadi yang megah (ada yang berkeras Yesus punya rumah, betul rumah yang IA tempati bersama ibu dan adik-adikNYA …bukan rumah mewah di bukit dengan city view Nazareth), IA melayani kesana kemari berjalan kaki tidak menggunakan kereta kencana atau menunggang kuda atau bahkan keledai…saat mengendarai keledai pun pinjam, saat mau melakukan perjamuan makan malam (terakhir)…tempatnya bukan milik pribadi maupun sewa tapi pinjam. Tuhan Yesus tidak pernah minder sebab rasa amanNYA ada pada Bapa di Surga, bukan pada penerimaan atau penolakan manusia. Puji Tuhan, setelah mendapat kekuatana baru dari Tuhan, kami tetap maju terus di dalam melayani kaum terbuang.
Bahkan kemiskinan pun tak akan menghentikan kami untuk melayani Dia dengan sukacita dan antusias. Mungkin kami tidak punya fasilitas tapi kami punya hati untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesama. Saat kami tak punya uang, kami memberikan senyum, telinga yang mau mendengarkan, memberikan dorongan semangat dan doa yang sungguh-sungguh bagi mereka. Kami mungkin belum bisa membuka dapur umum bagi mereka yang kelaparan dan membutuhkan tetapi apa yang dapat kami berikan, kami salurkan bagi mereka yang butuh makan. Mungkin belum bisa memberi makan 1000 orang atau 100 orang, kenapa tidak memulai memberi makan 1-2 orang yang kita tahu tidak memiliki pekerjaan atau sedang dalam kemalangan? Pelayanan kami berkembang dari menyewa satu kamar kost hingga akhirnya tiga kamar kost untuk menampung orang yang terluka dan butuh pemulihan. Setelah berjuang selama 3 tahun di tempat kost pada akhirnya kami pindah mengontrak sebuah flat atau rumah susun. Kami juga tetap menampung mereka yang butuh pemulihan. Bukan tempat yang besar tapi Tuhan memberikan kami hati yang besar dan belajar untuk berbagi. Kini tak terasa 3 tahun sudah kami berdomisili di flat ini. Kami tidak punya layanan konseling dengan pelayanan telpon gratis tetapi kami menggunakan handphone kami yang sering “hang” untuk melayani mereka yang butuh teman berbagi dan mendoakan mereka. Kami ingat awal pelayanan konseling dan doa ini, kami kadang bergumul sebab tidak punya pulsa…hahahahaha…. Pada akhirnya ada orang yang belum percaya mendukung kami membelikan pulsa agar lebih banyak jiwa lagi dapat dilayani katanya….Tuhan dapat membuka jalan baik dari anak Tuhan maupun orang “asing” (belum kenal Tuhan). Kami belajar untuk mengucap syukur dengan apa yang ada pada kami….lalu melangkah menggunakan apa yang ada, percayalah pada waktuNYA IA akan sediakan atau gantikan apa yang diperlukan. Bukan apa yang kita mau tapi apa yang kita butuhkan untuk mempermuliakan DIA. Ini sebagian kecil yang kami kerjakan dengan setia sampai saat ini…..membuka rumah bagi pemulihan dan melayani konseling melalui SMS, telpon, email,FB, YM dan puji Tuhan baru beberapa bulan ini melalui BBM. Masih ada pelayanan kami yang lain namun mungkin lain waktu kami bagikan.
Kami tidak punya banyak hal tetapi apa yang kami miliki kami serahkan untuk kemuliaan Tuhan. Saudara-saudariku berhentilah mengeluh karena tidak memiliki fasilitas atau pun donasi, bersyukurlah dengan apa yang kau miliki dan mulailah melayani DIA. 6 tahun ternyata sudah kami lalui di kota Bandung, ajaib tanpa donatur dan saya juga hanya freelance menulis dan berkhotbah tapi kami masih dapat survive (bertahan).
Saya membuka diri bukan untuk dikasihani, mohon jangan salah mengerti. Tetapi saya ingin menekankan jangan biarkan kesusahan atau kemiskinan sekalipun menghalangimu berlari mengejar-ngejar visi Tuhan yang telah IA berikan dalam hatimu……Tuhan Yesus adalah teladan kita……
Sudah waktunya bagi kita setiap bagian tubuh Kristus untuk bersatu tanpa lagi meributkan organisasi, doktrin, nama pelayanan dan hal semacam itu. Kini saatnya bagi kita untuk bersatu, sebab kita adalah satu tubuh, setiap bagian saling membutuhkan, tidak ada yang lebih besar dari yang lain….hanya Yesus sebagai Kepala dari tubuh (gereja) yang layak ditinggikan.Kita semua bagian dari Gereja Tuhan…dan mari kita membangun Kerajaan Tuhan bersama…..Berhenti berkelahi satu dengan yang lainnya….berhenti saling menyerang…..Kita tubuh Tuhan di muka bumi….dunia perlu melihat dan merasakan…Terang dan Garam dunia hingga mereka mempermuliakan Tuhan di surga. Harapan saya hari ini, Anda taat pada panggilan Tuhan dan berhenti memberikan berbagai alasan pada Tuhan. Immanuel, Tuhan ada sertamu.
Hari ini, saya menawarkan materi-materi pemulihan bagi pelayanan anak-anak yang mengalami trauma, bisa diadaptasikan untuk pelayanan anak jalanan, anak bermasalah, dan lain-lain. Saya belum bisa membantu banyak…..tapi apa yang saya punya kiranya dapat menjadi berkat bagi tubuh Kristus. Harapan saya lebih banyak generasi muda mengalami pemulihan dalam Kristus melalui Gereja Tuhan. Kirimkan saja email anda ke inbox FB saya, atau SMS ke 081330135643, atau pin BB saya 31306302. God bless you, all.
Gembala Kaum terbuang,
Dave Broos


DI SINILAH SEMUA DIMULAI


Di sinilah semua dimulai
Duapuluh tahun yang lalu kumembayangkan memiliki pelayanan yang besar, menjadi pembicara yng dikenal dan melayani di berbagai negara. Tidak ada yang salah dengan cita-cita tersebut, salah satu cita-citaku adalah melayani Tuhanku, Yesus Kristus dengan segenap hati dan melakukan kehendakNya dalam kehidupanku. Salah satu tujuanku dulu adalah menjadi seorang Pendeta, Gembala sidang dari sebuah jemaat yang kurintis sendiri dan oleh kasih karunia Tuhan hal itu dapat tercapai. Aku dapat berjejaring dan melayani bersama-sama pelayan Tuhan dan saudara seiman dari mancanegara. Sebuah pencapaian yang bagiku luarbiasa.
Hingga kumenyadari panggilan yang kuat untuk melayani orang-orang yang selama ini jarang dilayani atau bahkan tidak tersentuh oleh kebanyakan gereja atau yayasan missi. Di satu sisi, aku mulai menapaki kenyamanan dan stabilitas dalam pelayanan yang telah dirintis selama 7 tahun. Namun di sisi lain ada sebuah panggilan kuat yang menimbulkan semangat tapi juga kegentaran. Perasaan yang campur aduk dan sulit untuk dilukiskan. Meninggalkan pelayanan, saudara seiman dan rekan-rekan yang sudah belasan tahun kami kenal dan kini pergi memulai sesuatu yang baru dari dasar di tempat yang baru.
Saat kami memulai pelayanan ini ada perasaan rendah diri sebab bilamana pelayanan lain memulai pelayanan dengan menyewa ruko atau rumah. Kami memulai pelayanan ini di tempat kost. Tuhan izinkan hal itu terjadi dan mengajar saya bahwa pelayanan bukan mengenai fasilitas tetapi hati yang tulus terhadapNya. Tuhan mengajarkan bahwa dari hal yang sederhana atau tempat yang tak dipikirkan Tuhan dapat melakukan sesuatu.
Tuhan Yesus diragukan karena IA berasal dari Nazareth. Tuhan Yesus pun tak punya kantor pelayanan tetapi IA memiliki dampak besar. Begitu para rasul, semua hidup dalam kesederhanaan dan ketaatan sebab mereka mengarahkan pandangan mereka pada upah yang kekal.
Saya belajar sebagaimana Paulus menyatakan,”Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.” (Filipi 4:12)
Saudara-saudaraku yang terkasih…..bila Tuhan sudah memanggilmu untuk melakukan sesuatu…lakukanlah dan jangan menunggu semua fasilitas tersedia. Saat kau taat Tuhan akan cukupi keperluan pekerjaan tersebut. Apa pun dan bagaimana pun perjalanan pelayananmu, ingat selalu bahwa Dia yang memanggilmu itu setia. Kita dipanggil Tuhan agar bisa hidup nikmat dan sesuka hati kita, kita dipanggil untuk memperlebar kerajaan Tuhan…kita semua rekan sekerja Tuhan. Suatu hal yang mulia bila kita dipandang layak hidup menderita bagi pemberitaan Injil. Janganlah takut menderita akibat pemberitaan Injil…sebab penderitaan sementara ini tidak ada bandingannya dengan kemuliaan yang akan Ia nyatakan pada kita.
Ingat selalu teladan kita adalah Tuhan Yesus. Sampai IA mati di atas kayu salib pun…IA tak pernah mengeluh mengenai fasilitas pada Bapa di Sorga. Mari kita ikuti teladanNYA.
Marilah kita saling mendoakan agar kasih karunia Tuhan senantiasa memampukan kita melakukan panggilanNya dalam hidup kita.
Doaku,” Tuhan berikan bagiku hati yang rela untuk berkorban bagi setiap jiwa terhilang yang membutuhkan sentuhanMU. Jadikan diriku yang tak sempurna ini sebagai mediaMU menyatakan pribadi kasih Bapa Surgawi. Aku tidak punya apa-apa, Tuhan, hanya diriku yang penuh kelemahan ini. Terimalah korban hidupku ini, Tuhan……berikan hati yang rela dan sukacita sekalipun jalan yang sempit, lembah kelam dan gunung tinggi nan terjal harus kulalui di hadapanku…berikan kemampuan untuk senantiasa mengarahkan mataku padaMu di tengah kekelaman. Kuatkan lutut yang goyah dan tangan yang lelah…kuatkan agar kudapat lebih banyak lagi Kau pakai untuk menarik mereka yang ada dalam kegelapan….Tuhan, kadang aku merasa lelah dan tak mampu…tapi Kau ada disana …..Tuhan, kusayang Engkau dengan segenap hati….dimana pun Kau tempatkan aku meski kedagingan dan keegoisan diriku menjerit….Papa Surgawi….aku mau taat karena aku mengasihiMU……aku melayani bukan oleh karena apa yang dapat Kau berikan padaku….karena kasihMU dan penebusanMU merupakan karya terbesar…bagiku….Kau berikan putraMu yang tunggal…the best untuk tebus kami…..Aku mau ikuti teladanMU memberikan hidupku sepenuhnya dalam tanganMu demi kemuliaan namaMu. Ini hidupku Tuhan sepenuhnya milikMU…..amien

Laporan Pelayanan Tahun 2012


Laporan akhir tahun pelayanan 2012
Tak terasa natal sudah menjelang. Ada yang menanyakan bagaimana perayaan natal tahun ini apa agendanya? Kami menjawab acara natal tahun ini kamu lakukan dalam kesederhanaan tanpa hiasan, tanpa pohon terang dan tanpa kemewahan.
 Anakku bertanya,”Papa kenapa kita tidak menghias rumah dan membeli pohon terang?” Aku menjawab,”Nak, kita tidak punya uang banyak untuk membeli pohon terang dan aneka hiasannya…..kalau pun ada uangnya masih ada orang lain yang perlu merasakan sukacita Natal…. Biarlah saat ini kita berbagi dengan orang lain, Tuhan sudah berkorban bagi kita…sekarang giliran kita berkorban….meski tanpa pohon terang sekalipun…yang terpenting Kristus bersinar dalam hidup kita…memberi harapan bagi yang terhilang.
Kami melihat proses kelahiran Tuhan Yesus yang tanpa kemewahan atau kemegahan. Kami memilih untuk memperingati kelahiran Kristus dalam kesederhanaan dengan berbagi kasih dengan mereka yang selama ini kurang dihargai jasanya (contohnya tukang sampah), mereka yang kurang beruntung seperti gelandangan, yang kurang waras, pemulung dan pengemis atau siapa saja yang kami lihat perlu pertolongan.
Kami pun tak memiliki harta melimpah tapi kami percaya bahwa berbagi kasih merupakan sifat dan sikap ilahi tidak berhubungan dengan harta yang melimpah. Sebab saya menemukan ada orang kaya yang pelit dan enggan berbagi sebab dia masih berpikir bahwa dia juga masih kurang. Luarbiasanya lagi banyak juga yang miskin dan pelit…..mau ditolong tapi enggan menolong sesamanya yang membutuhkan. Itulah manusia tidak pernah puas…… Kami memilih berbagi dari apa yang kami miliki, mungkin kami belum bisa menolong orang banyak tetapi orang-orang yang kami temui di jalan, kami bantu seoptimal mungkin…menjadi sahabat dan berbagi tentang Kristus. There’s still hope.
Saya teringat suatu kali bekerjasama dengan sebuah gerai makanan siap saji….dan menyediakan roti burger dan minuman ringan bagi anak-anak jalanan. Saat kami bagikan pada umumnya anak-anak itu langsung melahapnya tetapi ada satu anak yang tidak memakannya…aku tanyakan mengapa ia tak memakannya. Ia menjawab,”Ibu sedang sakit, aku mau bawa roti ini untuk ibuku. Pasti ibu senang sebab kami jarang makan roti, Om?” Hatiku jadi trenyuh….mulianya hati anak itu.
Anda mungkin menganggap remeh sebuah roti burger sebagai makanan yang murah tetapi bagi sebagian saudara kita itu merupakan barang mewah…. Saya mengingat masa-masa dimana saya dengan mudahnya membuang makanan sisa di rumah ke tempat sampah….sampai suatu hari kulihat gelandangan yang memungut makanan sisa itu….dan memakannya dengan lahap. Seolah aku ditempeleng oleh Tuhan….don’t waste food….jangan sia-siakan makanan…. Makanan yang masih layak disantap bisa kita berikan pada saudara-saudara kita.
Kami membentuk jejaring antara panti asuhan dan panti jompo maupun sekolah Alkitab dengan beberapa pengusaha catering. Seringkali dalam acara-acara sisa makanan terbuang sia-sia padahal banyak tempat pelayanan seperti panti yang berkekurangan atau sekolah Alkitab kadang para murid hanya makan nasi dan tahu tempe + sayur buncis. Saya tak memiliki hubungan apa-apa dengan panti-panti tersebut atau sekolah Alkitab tersebut, mereka bukan bagian pelayanan saya tetapi mereka adalah saudara saya dalam Kristus. Saya tak mendapatkan imbalan apa-apa selain kepuasan melihat saudara-saudara saya bisa makan dengan baik dan para pengusaha catering itu pun dapat memberkati sesamanya. Suatu kali pihak panti menghubungi saya dan memberkati saya 1 karung beras sebab mereka surplus beras dan mau memberkati kami kembali.
Kami tak punya banyak hal….kami hanya punya hati untuk melayani Tuhan dan mentaati panggilanNya. Perjalanan kerohanian dan pelayanan kami tak mudah. Tapi kami mau taat dan maju terus….baik dalam kelimpahan maupun kekurangan….dalam suka maupun duka….dalam sehat maupun sakit….kami hanyalah pengantin Kristus…..yang mencoba untuk taat dan setia….sampai mempelai pria, Tuhan Yesus datang menjemput gerejaNya.
Dukung doa untuk pelayanan kami ke daerah di tahun yang mendatang (untuk tempat-tempat baru terbuka dan dana perjalanan), juga pendanaan bagi rumah tempat kami melayani (saat ini kami masih mengontrak) kami membutuhkan dana 8 juta rupiah, juga seperangkat komputer baru (kami memiliki CPU Pentium 1 tapi saat ini sudah tak berfungsi).
Kami mungkin tidak kaya secara materi tetapi kami percaya hal tersebut tidak membatasi kami untuk melayani Tuhan. Dukung doa agar kami tetap dikuatkan dalam melayani kaum terbuang….. sebagaimana Tuhan Yesus melayani mereka yang berdosa hingga disebut sahabat para pendosa dan pelahap…. Kami tidak punya jemaat konglomerat…hanya para orang melarat…..bukan dari kalangan pejabat tetapi banyaknya penjahat…. Ketika orang bertanya gerejamu di jalan apa? Kami menjawab gereja kami ada di setiap jalanan dimana dua tiga orang percaya berkumpul dalam nama Yesus..disitu IA hadir…..gereja bukan tentang gedung megah…tetapi tentang murid-murid Kristus yang berkumpul dalam namaNya untuk menghasilkan murid-murid bagi Kristus. Kami beriman orang-orang melarat dan jahat ini diubahkan Tuhan dan menjadi murid dan saksi yang efektif bagi Tuhan.
Natal ini tidak ada kemewahan….tidak ada artis …..tidak ada pengkhotbah terkenal…..dalam kesunyian dan keheningan….kami mengucapkan  syukur bahwa Tuhan masih memelihara kami….menolong sesama kami….membagikan harapan Natal bagi mereka yang hidup di jalanan.
Terimakasih untuk setiap saudara-saudara dan sahabat-sahabat yang selalu mendoakan, memberi kami semangat, bantuan tenaga, sandang pangan dan dana bagi mereka yang kami layani maupun keluarga kami. Terimakasih telah menjadi sahabat dan saudara dalam perjalanan ini. Tuhan Yesus memberkati.