Jumat, 27 Februari 2009

EAGLES NEST MINISTRIES 2009


EAGLES NEST MINISTRIES 2009

Memasuki tahun ke dua kami di Bandung merupakan sukacita kami bisa ada di kota ini. Banyak perkara dan hal yang diizinkan Tuhan untuk kami kerjakan disini melalui caraNYA. Acap kali kami hendak melakukan sebuah pekerjaan dengan kemampuan atau pengalaman kami di masa lalu. Tuhan menegur kami dan membimbing kami, untuk sungguh-sungguh melakukan apa yang Bapa sedang kerjakan, menyatakan apa yang Bapa nyatakan.

Dua tahun terakhir ini dengan dana terbatas yang ada kami mengontrak dua buah kamar tempat kost untuk menjadi tempat tinggal sekaligus “kantor” pelayanan kami. Satu kamar sebagai kamar tidur dan sebuah lagi sebagai ruang kerja sekaligus ruang tamu (kadang kami alih fungsikan bagi tamu dari luar kota maupun luar negeri yang mau menginap di istana kami).

Dalam keterbatasan sekalipun kami melihat penyertaan Tuhan, dikala keuangan menjadi kendala pelayanan. Tuhan selalu memiliki dan membuka jalan bagi anak-anakNya yang mencari Dia dalam ketulusan. Kala orang lain tengah frustasi dan mengeluh kekurangan dana untuk mengembangkan pelayanan, kami yang sama sekali tidak memiliki fasilitas memulai pelayanan sebagai penulis lepas dari beberapa media Kristen yang ada secara “cuma-cuma”. Kami hanya menabur saja benih Firman Tuhan tanpa pamrih. Ketika kami coba membina hubungan dengan beberapa anggota tubuh Kristus untuk berjejaring dan bekerjasama kami seolah membentur tembok penolakan. No hard feelings, kami menyadari terkadang “kehidupan pelayanan atau gereja” dewasa ini “kurang sehat”. Gereja atau pelayanan menjadi seolah “perusahaan rohani” hingga menggunakan sistem franchise, sistem merger atau bahkan diambil alih oleh “organisasi gereja yang lebih besar”. Ketika di suatu daerah sudah ada “gereja A”, biasanya ada saja “gereja lain” masuk ke wilayah tersebut. Seandainya masuk ke wilayah yang sama dan menjangkau jiwa-jiwa belum percaya atau belum bergereja nampaknya bukanlah suatu cela. Namun bila masuk ke sana dan lalu menyedot jemaat dari “gereja A” maka ini merupakan cela dalam pelayanan gereja. Kita seharusnya saling membangun dan menolong bukan menjatuhkan seperti itu. Kita melayani Tuhan demi kepentingan KerajaanNya...demi kepentingan GerejaNya...bukan kerajaan dan gereja kita.
Hingga saat kita dengan tulus ingin membangun jaringan pelayanan dalam satu kesatuan sebagai tubuh Kristus, kita dipandang sebagai kompetitor baru. Harap dicatat maksud dan tujuan kami disini bukanlah hendak mempersatukan semua gereja dan pelayanan dalam “satu atap organisasi”. Kami rindu semua organisasi gereja dan pelayanan dapat berjejaring untuk tujuan ilahi, karena kita satu tubuh dan Tuhan Yesus sajalah Kepala kita.
Saya dapat berkata begitu sebab dulu saya pernah ada dalam pola pikir yang sama. Saat saya menggembalakan jemaat di Surabaya, yang ada dalam benak saya adalah bagaimana “gereja saya” bisa berkembang dan memiliki pengikut yang makin bertumbuh & banyak jumlahnya. Jangan sampai jemaat saya pindah gereja lain sebab itu dapat merugikan income kami. Kebanggaan saya sebagai “pendeta” kala itu adalah seberapa besar jumlah jemaat saya, berapa besar gedung gereja saya, berapa cabang gereja saya, berapa banyak kelompok kecil saya yang bertumbuh dan bertambah , berapa pemimpin baru yang saya hasilkan, berapa petobat baru yang kami hasilkan, dstnya..dstnya. Pusatnya adalah saya, gereja saya.
Di kala gereja kami kala itu mencapai titik jenuh dan mulai tidak bertumbuh atau bertambah, dan “gereja-gereja lain” mulai buka cabang di sekitar kami. Maka saya pun berdoa untuk “kebangunan/kebangkitan rohani”, motivasi saya sebenarnya adalah agar “gereja saya” bertambah jumlah anggotanya dan “saya” menjadi tokoh kebangunan rohani itu. Semua saya lakukan karena merasa pelayanan gereja sudah mulai “macet” dan sekarang ada kompetitor yang siap merebut “jemaat kami” masuk ke dalam “gereja mereka”.Jadi bukan sekedar ingin melihat orang percaya bertumbuh dalam Tuhan namun ingin “punya nama dan pelayanan besar”. Dulu saya katakan untuk “kemuliaan Tuhan”, namun sadar atau tidak, dalam hati yang terdalam harus diakui itu semua untuk “kebanggaan diri sendiri”. Keinginan diakui sebagai pendeta yang berhasil.
Hingga suatu hari saya tertempelak saat tengah berdoa bahwa seharusnya saya membangun “Gereja Tuhan”, bukan gereja saya. Yesus-lah Gembala yang baik dan agung, saya hanyalah hambaNya yang membantu menggembalakan umatNya semakin mengenal pribadiNya. Mengapa saya mendoakan agar terjadi “kebangunan/kebangkitan rohani”? Bila Yesus adalah pokok anggur dan kita carangnya, seharusnya kita senantiasa hidup di dalam Dia (Yohanes 15). Kalau gereja yang saya gembalakan “mati”, jangan-jangan karena itu “gereja saya” dan bukannya “Gereja Tuhan” yang seharusnya senantiasa melekat dengan Kristus Yesus.

Dalam keterbatasan dana yang ada, kami berdoa apa yang harus dan dapat kami kerjakan. Sebagaimana anak kecil yang membawa 5 roti jelai dan 2 ikan pada Tuhan Yesus untuk memberi makan 5000 orang (Yoh 6:1-15), begitu pula kami dengan jumlah uang yang mungkin bagi sementara orang tidak ada artinya, datang padaNya. Lalu Tuhan ingatkan bahwa Ia sanggup memberi makan 5000 orang dengan melipatgandakan apa yang kami miliki. Akhirnya Tuhan membimbing kami melayani melalui dunia maya. Kami sempat menggunakan koneksi “W” untuk akses internet di rumah namun kadang terkendala dengan sambungan internet yang lambat. Hingga akhirnya kami menggunakan jasa warnet untuk memperlebar Kerajaan Tuhan dan memuridkan bangsa-bangsa.
Saat kami pertama kali melakukan pelayanan dunia maya, kami ini ditertawakan dan dicibir, namun saat pelayanan kami mulai berkembang, “seperti biasa” mendadak semua melakukan hal yang sama.
Bagi kami melihat kejadian tersebut satu kata yang keluar dari mulut kami, Haleluya, akhirnya ada lebih banyak orang digerakkan Tuhan untuk melakukan penjangkauan, penginjilan, pengajaran, sekolah Alkitab, memperlengkapi umat Tuhan dan masih banyak hal lagi melalui dunia maya.

Kami bersyukur melalui salah satu website pertemanan Facebook, kami dapat terhubung kembali dengan banyak teman-teman lama (SMPK Bahureksa, SMAK Dago, STBA Yapari, INTEL, geng Moonraker,dll), rekan-rekan seperjuangan dalam pelayanan (Cornelius Wing, Jonathan Pattiasina, Samuel Saputra, Franky Sihombing, Melanie Pedro, Roger Thoman, Jammie Bakker, Shelley Lubben, Morria Nickels, Frank Viola, Neil Cole, Robert Ricchiardelli dll) , anak-anak rohaniku maupun teman-teman baru bahkan keluarga besarku. Luar biasa sekali!

Puji Tuhan, bahwa salah satu pelayanan kami, Eagles Nest Online Bible School yang sederhana dapat berkembang dalam hitungan bulan kini bukan hanya diikuti oleh saudara-saudara seiman di Indonesia namun juga Singapura. Ini merupakan hal yang luar biasa bagi kami. Sungguh Tuhan menguatkan kami, sebab kala kami memulai Sekolah Alkitab gratis ini, orang-orang pun terheran-heran. Mengapa kamu tidak menarik biaya para siswa/murid yang mau belajar? Alasan kami sebab Tuhan Yesus tidak pernah menagih uang sekolah dari para muridNya. Maka saya pun tidak akan menagih biaya apa-apa, kecuali para murid digerakkan oleh Tuhan dan ingin memberi dengan sukacita. Bagi kami yang terpenting adalah mereka yang menjadi siswa, mempelajari, menghidupi kebenaran dan memuridkan orang lain lagi. Sekolah ini bukan tentang mencari uang tetapi mencari Tuhan. Bila pun ada orang yang mengambil bahan ini secara cuma—cuma bagi kelompok kecilnya atau pemuridan di organisasi gerejanya atau untuk dipelajari sendiri,asalkan orang tersebut bertumbuh dan makin cinta Tuhan. Maka tugas kami sebagai pendidik dan pengajar berhasil. (Catatan: Ini merupakan “keyakinan” kami, jadi bila Sekolah Alkitab atau STT anda menarik biaya tidak ada tujuan kami sedikitpun “menyerang” lembaga anda. God bless you)

Kini kami tengah berdoa untuk sebuah tempat/rumah yang cukup besar untuk kami gunakan sebagai tempat untuk menjadi pusat studi dan pembelajaran yang kami beri nama PUSAT PEMBELAJARAN & PENGEMBANGAN KOMUNITAS (P3K) atau COMMUNITY STUDIES & DEVELOPMENT CENTER (CSDC). Kami telah memiliki sekitar 1000 judul buku rohani, puluhan buku sekuler dari berbagai latar belakang ilmu, beberapa ratus judul kaset/CD/VCD khotbah & pengajaran dimana kami hendak membuat perpustakaan bagi tubuh Kristus hingga kita semua dapat belajar untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Sebenarnya ini merupakan koleksi pribadi yang saya sangat sayangi namun apa artinya bila semua buku itu hanya disimpan di lemari, lebih baik dibuka bagi mereka yang mau belajar dan bertumbuh dalam Tuhan untuk menjadi dampak bagi sekitarnya.

Kami juga rindu untuk mengadakan lebih banyak pelatihan untuk memperlengkapi tubuh Kristus secara interdenominasi tanpa memandang asal muasal denominasinya. Kami rindu untuk memperlengkapi setiap orang kudus untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Dunia ini membutuhkan kita sebagai “garam dan terang di muka bumi ini”. Hati kami rindu melihat orang percaya tidak hanya “jago kandang”, nampak luar biasa di dalam gedung gereja namun saat di luar “melempem” (tidak ada dampaknya).
Selama hampir dua tahun ini, kami memperlengkapi “orang kudus” di tempat umum (cafe, rumah makan, warung lesehan, rumah orang yang kami layani, bahkan di pinggir jalan) atau di salah satu kamar yang kami sewa. Kami belum memiliki dana untuk menyewa tempat khusus atau membeli rumah, namun satu perkara yang indah adalah Tuhan ada di tengah kami. Kami tidak ingin dibatasi oleh fasilitas yang belum kami miliki dan membatasi Roh Kudus untuk bekerja di tengah kami.

Dari pelayanan The Body Building (Pelayanan jejaring kami). Puji Tuhan, pada bulan April dan Mei ini kami akan mengadakan camp Father Heart and Sonship bersama pelayanan Zoe Ministries Malaysia, yang dipimpin Pr Christopher K. Camp ini akan diadakan di dua kota yaitu Surabaya dan Bandung. Selebihnya kami akan melayani bersama beliau di Probolinggo dan Jember di beberapa organisasi gereja yang membuka diri. Apa yang orang pandang tidak mungkin, menjadi selalu mungkin bila Tuhan yang telah menetapkan.

Beberapa rekan lain, seperti Robert Fitts (Uncle Bob) dari Outreach Fellowship International dan Roger Thoman dari Appleseed Ministries juga merencanakan untuk datang ke Indonesia untuk melihat apa yang Tuhan kehendaki untuk mereka kerjakan atau bantu untuk Indonesia. Kami mungkin tidak punya apa-apa namun kami ini “milik” Tuhan yang memiliki segala sesuatu. Bersama kedua rekan senior saya di atas kami tengah berdoa agar gereja dapat berdampak dalam masyarakat bukan hanya sekedar secara rohani namun juga secara holistik. Meski mereka mengenal Kristus Yesus sebagai Tuhan mereka. Namun bila kita tidak menolong mereka untuk pulih secara kejiwaan dan secara finansial bangkit, maka kita akan melihat jiwa-jiwa ini hidup dalam kebiasaan lama mereka.
Beberapa tahun lalu, kami banyak memenangkan jiwa atas kasih karunia Roh Kudus dan sesekali memberikan bantuan sembako atau pengobatan gratis secara periodik. Petama-tama, kami puas melihat jiwa-jiwa diselamatkan dan kami dapat “melakukan perbuatan baik” dengan memberikan sumbangan dalam bentuk sembako maupun medis. Namun bila kami melihat dari dekat, tidak banyak perubahan yang signifikan secara holistik, kadang mereka berkompromi lagi dengan pola dunia atau cara hidup yang lama akibat kesulitan hidup. Mereka tidak hanya butuh hal rohani, mereka juga butuh pemenuhan kebutuhan kejiwaan maupun jasmani.
Mereka yang sempat kami layani adalah mantan pengedar narkoba, bandar judi, pelacur, anak geng/mafia, paranormal, kasus curanmor, anak jalanan, petani miskin, mantan napi dan yang sejenisnya.
Sebab kami kala itu sebagai gereja Tuhan, hanya tertarik pada “jumlah yang diselamatkan” lalu meninggalkan mereka. Persis seperti orangtua yang tidak bertanggungjawab, setelah melahirkan seorang anak ditinggalkan begitu saja, hanya sesekali ditengok itupun kalau tidak lupa. Saya sangat menyesali kebodohan saya kala itu sebagai seorang pemimpin dan “ayah rohani”.
Untuk kesekian kalinya Tuhan menegur kami, hingga paradigma pelayanan kami berubah dan kini kami mau melayani secara lengkap, sebuah pelayanan holistik yang menyentuh rohani, kejiwaan dan jasmani mereka. Kini kami melihat jiwa-jiwa ini sebagai pribadi yang unik. Kami tidak mau lagi melihat mereka sebagai sekedar jumlah bilangan atau proyek pelayanan.Bukan masalah berapa banyak jiwa, namun berapa orang yang dapat kami bimbing dan bawa terus bertumbuh dalam Tuhan hingga ia dapat menjadi terang dan garam bagi rekan-rekannya “di masa lalu”. Kini kami fokus di dalam memuridkan mereka yang telah mengenal Kristus Yesus secara holistik.

Bagi sementara orang, yang seperti biasa menjadi “pengamat rohani”, kami ini nekat katanya. Memang tipis nampaknya antara hidup nekat dan beriman pada Tuhan bagi sebagian orang. Dalam ketiadaan dana dan donatur sekalipun, kami tetap mau taat padaNya. Entah ada yang memback-up kami atau tidak, kami tidak ambil pusing. Kami melihat pelayanan ini sebagai bagian hidup kami dan bukan pekerjaan apalagi mesin untuk menghasilkan uang. Ini adalah visi dan misi keluarga kami. Ketika ada orang-orang yang mau berjuang bersama kami, puji Tuhan, sekalipun tidak ada, tidak masalah sebab Tuhan beserta kami, Ia adalah Immanuel. No hard feelings, Brothers and Sisters. Kita sama-sama membangun tubuh Kristus. Kita mau taat untuk mengerjakan bagian kita dalam arahan Dia. Kami sudah belajar makna hidup dalam kelimpahan maupun kekurangan, kami belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal. Kami belajar untuk melihat segala sesuatu dari perspektif Tuhan, melihat situasi seberat apa pun secara positif. Sebagai sebuah kesempatan dimana Tuhan ingin membentuk karakter kami makin segambar dengan Kristus.

Sebuah lembaga gereja dan pelayanan bernama United Christian Faith Ministries (UCFM) dari Amerika Serikat pun menahbiskan saya, Dave Broos, sebagai UCFM ordained minister mereka untuk wilayah regional 11 Asia pada tanggal 22 Februari 2009 lalu. Ini juga di luar dugaan bahwa pelayanan kami mendapat apresiasi dan pengakuan dari rekan-rekan di sana. Puji Tuhan, kini kami bisa berjejaring dengan rekan tubuh Kristus lebih luas lagi dan kami bersukacita atas hal tersebut. Maz 133.

Kini yayasan yang dahulu kami dirikan di Surabaya, Yayasan Pelayanan Cinta Kasih Bangsa (YPCKB), pada November 1998 rupanya dikembalikan kembali untuk dikelola oleh kami. Kami sempat mengundurkan diri dari yayasan tersebut pada tahun 2005 akibat terjadi apa yang saya sebut sebagai “politik dalam pelayanan”. Kini kami tengah berembuk dengan beberapa rekan sekerja di Surabaya dan anak-anak rohani kami di sana bagaimana solusi terbaiknya. Kerinduan kami yayasan ini dapat menjadi alat Tuhan kembali setelah sempat “mati suri” sepeninggal kami kala itu. Tolong dukung doa agar permasalahan pajak yang sempat terbengkalai beberapa tahun terakhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Dukung doa agar rekan saya, Onggo Susilo, yang saya percayakan untuk mengambil kemudi yayasan ini di Surabaya dapat secara optimal menjadi terang berkat di sana.

Pada bulan April ini pun , kami akan mengadakan pelayanan bersama badan missi Open Doors. Kami melayani bersama OD, sebab kerinduan hati kami sama untuk melihat Amanat Agung terjadi di muka bumi dan kita sebagai satu tubuh Kristus bekerja bersama-sama menanggung beban terutama bagi anggota tubuh/gereja yang teraniaya. Sebagai salah seorang volunteer OD di Bandung, kami sangat gembira dapat berjejaring dan bekerjasama memperluas Kerajaan Tuhan. Kami berdoa agar organisasi gereja di Bandung mau membuka diri dan perduli terhadap gereja Tuhan teraniaya di muka bumi ini.

Dukung doa juga untuk istri saya, Novie, yang saat ini tengah menjabat ketua PA Haleluya (Persekutuan para orangtua murid di Lembaga Pendidikan Baptis Bandung). Agar perubahan yang Tuhan kehendaki dan regenerasi dapat terjadi dalam persekutuan ini. Ada banyak tantangan dari muka lama yang tidak menyukai perubahan-perubahan. Ini sudah bagian sejarah kekristenan dimana mereka yang dulu merupakan bagian movement (kegerakan) kemudian membuat monument (monumen). Hingga saat Tuhan ingin membuat pergerakan lagi, ia tidak mau bergerak sebab sudah mapan. Ketika Tuhan memakai orang lain (apalagi yang lebih muda), tanpa sadar mereka menganiaya orang yang mau mentaati Tuhan tersebut. Mengapa? Orang yang merasa dirinya “pendiri” kadang terusik dikala ada seorang baru yang menarik perhatian “massa”nya. Persis seperti Orang Farisi terusik dengan pelayanan Tuhan Yesus. Kita sebagai anak-anakNya pasti akan mangalami hal seperti itu juga. (Yoh 15:20)

Simple Church Network, pun telah mengadakan pertemuan di rumah-rumah atau kadang juga di tempat umum. Suatu kumpulan murid yang belajar bersama-sama, berdiskusi, membicarakan permasalahan dalam kehidupan, saling menasehati, membantu dan berdoa. Ada banyak orang yang enggan ke gereja (karena berbagai alasan) maka kami membawa gereja ke tengah mereka. Kami coba belajar menghidupi pola gereja mula-mula yang ada dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 dan Matius 18:20. Kadang kami hanya melayani satu jiwa, kadang satu keluarga, kadang satu kelompok, kadang satu komunitas besar, intinya kami tidak perduli berapa banyak yang kami layani. Lebih baik melayani satu jiwa yang sungguh-sungguh haus dan lapar akan Tuhan (ingin menjadi murid Kristus) daripada satu gereja atau komunitas besar yang hanya suka khotbah “ice cream” dan berdoa “give me..give me, blessed me blessed me”.


THE EAGLES NEST MINISTRIES:


THE BROOS FAMILY

Kamis, 19 Februari 2009

JAWABAN BAGI YANG INGIN BERGABUNG


JAWABAN BAGI YANG INGIN BERGABUNG BERSAMA KAMI (ENM)

Shalom,

Kami mengucap syukur atas animo beberapa rekan yang rindu untuk melayani Tuhan bersama dengan kami. Baik yang telah mengirimkan email, SMS maupun menelpon kami. Kami percaya Tuhan telah memanggil anda untuk berfungsi di dalam tubuh Kristus. Kami percaya bahwa setiap anak Tuhan dipanggil olehNYA untuk berfungsi dan menjadi pengaruh yang positif (sebagai terang dan garam) di dunia ini.
Di dalam tubuh Kristus ada begitu banyak ragam pelayanan dan begitu pula aturan (AD/ART). Dulu saat saya mau bergabung dalam sebuah institusi gereja atau yayasan (LSM), maka yang ditanyakan adalah resume (riwayat) pelayanan/pekerjaan. Banyak pelayanan yang hingga kini pun menerapkan hal tersebut dan hal tersebut tidak salah. Semua institusi atau organisasi memiliki kebijakannya masing-masing.
Namun dalam pelayanan kami, kami tidak merekrut orang untuk menjadi staf, mereka yang membantu pelayanan kami rata-rata adalah orang-orang yang kami muridkan dan juga mereka yang memiliki paradigma yang sama. Mereka memberi diri di tengah kesibukan mereka bekerja atau kuliah/studi. Pelayanan The Eagles Nest Ministries, lebih menekankan pada beroperasi sebagai organisme dan mengurangi struktur organisasi yang kaku. Pelayanan kami ini menekankan cara beroperasi sebagai sebuah “keluarga rohani”. Mereka yang melayani bersama kami tidak memiliki jabatan namun mengetahui jawatan atau fungsi mereka. Penekanan kami lebih pada berfungsi sebagai anggota tubuh Kristus. Terlalu sering orang rebutan “jabatan” dan setelah mendapatkannya sama sekali tidak berfungsi akibat hanya ingin “jabatan” tanpa mau memikul konsekwensi jabatan tersebut. Kami sudah “lelah” bekerjasama dengan orang seperti itu (sorry to say that) (1 Kor 12-14)
Bagi mereka yang merasa atau mendengar suara Tuhan bahwa Tuhan menghendaki dirinya untuk bergabung dengan kami, puji Tuhan, namun mari kita membina hubungan persahabatan terlebih dulu. Lebih baik kita saling mengenal satu dengan yang lain, bila kita memiliki hubungan akan lebih mudah kita melayani bersama dan bersepakat dalam menjalan visi dan misi yang sama, sebagai sebuah keluarga rohani. (Am 3:3, Pkh 4:9-12)
Kami terlibat pelayanan sudah lama, dan kami “lelah” main “gereja-gerejaan atau pelayanan”. Kerinduan kami adalah melihat setiap orang percaya bertumbuh dan berfungsi dalam Kristus.
Sebelum melayani Dia, kita harus “reaching up” alias mendekat padaNya dan membina hubungan denganNya. Hingga kita tahu apa yang Bapa kehendaki untuk kita kerjakan, yang kedua “reaching in” bagaimana kita memberkati atau melayani keluarga kita baik keluarga jasmani maupun rohani dan yang ketiga barulah setelah itu “reaching out”, melayani mereka yang ada “di luar sana”. (Yoh 5:19-20, Luk 10:38-42, Kis 13:1-3, 1 Tim 3:1-7)
Kami tidak ingin anda kecewa setelah tergabung dengan kami, sebab “pelayanan kami” tidak seperti bayangan anda. Kami tidak memiliki kantor pelayanan atau fasilitas yang mentereng. Malah dapat dikatakan kami tidak punya apa-apa secara material. Kami pun hanyalah anak-anak Tuhan sederhana, di sini tidak ada “selebritis rohani” atau “macan mimbar”. Kami di sini hanya anak-anakNya yang coba untuk hidup dalam ketaatan sebagai seorang murid Kristus, menjadi terang dan garam di muka bumi. Kami tidak punya apa-apa, namun kami punya hati untuk Tuhan yang kami sembah. Kami melayani Dia bukan karena apa yang dapat Ia berikan, kami melayani karena ingin membalas kasihNya yang besar terhadap kami, sebab Ia layak menerima pujian dan penyembahan kita. (Mat 8:20, Yoh 15:1-10, Mat 5:13-16)
Pelayanan kami tidak besar tetapi kami memiliki Tuhan Maha Besar yang memback-up kami. Pelayanan yang kami kerjakan tidak seperti pelayanan lain, metode-metode pelayanan kami mungkin nampak “nyeleneh” bagi beberapa orang, cenderung menentang arus. Kami adalah “sahabat orang-orang berdosa”, kami melayani kaum marginal dimana “gereja atau pelayanan” pada umumnya memiliki stigma terhadap mereka sebagai trouble maker/ kaum yang bikin “repot” dan “orang sangat berdosa”. Gereja atau komunitas yang kami rintis pun bertemu di rumah-rumah, kadang di cafe, kadang berkumpul di rumah makan, kadang di taman, kadang di trotoar pinggir jalan, kadang di tempat parkir, melalui dunia maya/internet,dll. Saat orang-orang enggan atau ditolak masuk gedung gereja, maka kami membawa gereja ke tengah mereka. (Mat 9:13, Luk 15:1-2, 7,10; Mat 18:20, Kis 2:41-47,Rm 16:5-16, Mat 5:1-2, Luk 5:1-3,dll)
Kami berjejaring dengan berbagai pelayanan sebagai “teman sepelayanan/keluarga” dalam tubuh Kristus baik di dalam negeri maupun mancanegara. Kami tidak memiliki donatur selain “Bapa di Surga”. Kami sendiri tidak memiliki gaji bulanan selain pemeliharaan dari Papa kami di surga. Terkadang orang dengan “motivasi salah” datang ke tempat kami dan melihat seolah kami ini “tambang emas”, sebab berhubungan dengan banyak pelayanan dari mancanegara maka ada “orang-orang” yang berpikir kami banyak uang. Kami mau garis bawahi bahwa kami berjejaring/ bersahabat tanpa ada pamrih terhadap mereka. (1 Kor 12, Ef 4:11-13, Mat 6:25-34) Kadang ada banyak hal unik, saat tubuh Kristus melupakan kami, Tuhan bisa menjamah kaum Kedar (saudara tiri kita) atau bahkan mereka yang “Kristen-kristenan” untuk memberkati kami, ironis namun itulah yang beberapa kali kami alami. (1 Raj 17:1-6, Elia dipelihara burung gagak {binatang haram}; 1 Raj 17:7-24, Elia “diberkati janda Sarfat – Sidon” {wilayah luar Israel/Lebanon pada masa kini, dll})
Jadi bisa ditebak, semua yang melayani bersama kami merupakan volunteer alias relawan yang tidak digaji. Motivasi mereka adalah bertumbuh dalam Kristus dan berfungsi dalam tubuh Kristus, bukan untuk menjadi staf atau memiliki jabatan dalam “pelayanan” apalagi untuk mendapatkan gaji.
Sebab itu yang membantu pelayanan kami mayoritas adalah orang-orang yang kami muridkan. Mereka yang sejak awal pertobatannya mengenal kami luar dan dalam, menangkap isi hati Tuhan yang ada dalam kehidupan kami. Atau rekan-rekan yang memiliki paradigma yang sama dalam hal gereja maupun pelayanan. Mereka melayani bersama kami karena ada “hubungan” satu dengan yang lain. Kami merupakan “sebuah keluarga rohani”, ekklesia/church (kumpulan orang percaya) in action...gereja yang beraksi memperlebar Kerajaan Tuhan. Kami bergerak sebagai gereja Tuhan dalam satu kesatuan tanpa memandang lagi dari institusi/organisasi gereja mana. Selama semua percaya pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, dan Ia sebagai satu-satunya jalan menuju Bapa, kami terima sebagai keluarga dalam Tuhan. (1 Kor 1:10-17, 1 Ptr 2:3-5, 9-10; Yoh 14:6, Kis 2:38, 4:12)
Kami tidak lagi melayani “demi nama The Eagles Nest Ministries”, kami melayani demi nama Tuhan dan tujuan-tujuanNya. Bila pelayanan ini diberi nama, ini merupakan lebih pada identitas bagi tubuh Kristus yang lain untuk lebih mudah mengenali kami. Kami tidak mau mendirikan “menara Babel” lagi, kami mau berfungsi bagi kemuliaanNya. (Kej 11:1-9)
Jadi, bagi mereka yang mau melayani bersama kami, kita bina hubungan terlebih dulu,ya. Agar kita saling mengenal satu dengan yang lain, sebelum kita dapat bersama-sama dapat membawa dampak bagi Kerajaan Tuhan di muka bumi.
Ok guys, thanks ya, bagi semua yang telah menghubungi kami. Saya kesulitan bila harus membalas satu persatu, jadi saya menuliskan sebuah surat secara global bagi rekan-rekan tercinta yang telah menyatakan minatnya atau mungkin yang hendak menghubungi kami. God bless you,all. Keep growing in the Lord and make an impact with Him.

Kasih kami,

Dave & Novie Broos

Sabtu, 14 Februari 2009

Jadi berkat di Panti Asuhan Sinar Fajar Indonesia bersama PA Haleluya Bandung







Pada hari Jumat tanggal 13 Februari 2009 lalu kami telah melakukan "pelayanan kasih" di antara anak-anak Panti Asuhan Sinar Fajar Indonesia yang terletak di Lembang - Bandung. Kami mengucapkan banyak terimakasih pada banyak pihak yang telah jadi saluran berkat bai anak-anak ini. Tuhan yang membalas dan memberkati anda yang menjadi saluran berkat bagi mereka ini.

Rabu, 11 Februari 2009

DUKUNG DOA UNTUK RENCANA CAMP "FATHER HEART & SONSHIP"


DUKUNG DOA UNTUK RENCANA CAMP “FATHER HEART & SONSHIP”

Eagles Nest Online Bible School bekerjasama dengan pelayanan Zoe Ministries Malaysia akan mengadakan sebuah camp pada bulan Mei 2009 ini di kota Bandung. Dimana camp ini akan dilayani oleh Pr Christopher K, pendiri dari Zoe Ministries Malaysia. Beliau sejak tahun 1995 telah menjadi mentor dan bisa saya katakan juga sebagai “ayah rohani” yang menghidupi apa yang beliau ajarkan.
Pr Christopher K, merupakan seorang juara Karate Malaysia di era tahun 70-an dan juga guru Kick Boxing, beliau telah malang melintang mengikuti kejuaraan dunia Karate sampai bertemu dengan Tuhan Yesus. Beliau berlatar belakang agama Hindu, bertobat dan bertumbuh hingga lulus dari sebuah Seminari Baptis. Beliau mengalami kepenuhan Roh Kudus dan lalu merintis gereja berlatar Kharismatik bernama The Tabernacle. Hingga pada akhir tahun 1990-an, Tuhan memanggil beliau untuk memperlengkapi gereja Tuhan di seluruh dunia. Beliau melepaskan gereja yang beliau gembalakan pada “murid” yang selama ini membantu pelayanan, dan beliau sekeluarga mulai memberkati bangsa-bangsa. Selain menjadi berkat bagi negaranya, Malaysia, beliau telah memberkati Indonesia, Singapura, Thailand, India, Selandia Baru, Rusia, Inggris, Skotlandia dll. Lebih lanjut dapat mengakses http://zoeministries.blogspot.com .

CAMP “FATHER HEART & SONSHIP” bukan “hanya” sekedar acara camp biasa, namun kami berdoa agar setiap peserta camp kembali mengalami pemulihan hubungan dengan Bapa surgawi. Ada begitu banyak “pelayan Tuhan” yang terluka di dalam pelayanan namun tidak tahu harus berbuat apa, ia merasa terjebak di dalam pelayanan. Ia butuh mengalami pemulihan namun di sisi yang lain, ia mengalami dilema, ia takut jemaat atau orang-orang yang dimuridkan tahu kelemahannya. Ia takut “anak-anak rohaninya” menjadi lemah dan tersandung. Hingga akhirnya ia coba bertahan seorang diri.

Brothers and sisters, semua kita punya sisi kelemahan entah secara spiritual, kejiwaan maupun dalam hal disiplin mengendalikan tubuh kita. Bila kita tidak sungguh-sungguh mengalami pemulihan dan “pura-pura” semua baik-baik saja tanpa sadar kita juga dapat melukai jemaat Tuhan maupun orang-orang yang kita muridkan. Mengapa banyak institusi gereja pecah? Mengapa pemimpin gereja saling menjelekkan? Mengapa gereja sulit untuk dapat berjalan seiring? Mengapa gereja ribut untuk hal-hal yang tidak esensi? Mengapa gereja rebutan jemaat? Sebab ada luka dan hal yang belum tuntas dalam hati, selama kita terfokus pada luka dan ego maka sulit kita dapat berjalan seiring. Meski kita beragam(berbeda organisasi, institusi, dll), kita sebenarnya dapat bekerjasama satu dengan yang lain sebagai tubuh Kristus (1 Kor 12-14). Asalkan kasih AGAPE sungguh-sungguh memulihkan kita, semua mata tertuju pada YESUS, kita melakukan apapun untuk Dia maka kita tidak lagi saling berkompetisi dan bersaing namun saling membantu untuk memperlebar Kerajaan Tuhan. Sungguh alangkah indah dan baiknya bila saudara seiman hidup rukun bersama (Mzm 133).

Tujuan camp ini juga bukan untuk mendapatkan peserta sebanyak-banyaknya, sebab kami fokus pada mereka yang sungguh-sungguh mau dipakai Tuhan untuk pemulihan generasi ini, mereka yang dengan segenap hati mereka mau untuk menjadi murid Kristus, mereka yang mau memperluas Kerajaan Tuhan dan mereka yang sungguh-sungguh mau menjadi dampak (terang & garam) bagi bangsanya. Kami tidak mencari “followers” (pengikut) tetapi mereka yang mau menjadi “disciples”(murid) dari Kristus.(Mat 28:18-20, Mrk 16:15-18, Kis 1:8)

Camp ini bukan hanya sekedar mengimpartasikan pengetahuan, namun kami menawarkan “hubungan”. Pemulihan hubungan dengan Bapa Surgawi, sesama dan berjalan dalam otoritas sebagai anak Tuhan, menjadi dampak bagi komunitasnya.

Kerinduan kami adalah seusai camp, setiap orang yang hadir dapat sungguh-sungguh menjadi satu keluarga dalam Tuhan. Dimana setelah kita kembali ke tempat pelayanan masing-masing, kita dapat saling menguatkan dan fungsi tubuh Kristus sungguh-sungguh mengalami pemulihan. A church without any walls….kita semua berfungsi sebagai gereja Tuhan tanpa dibatasi “organisasi gereja kita”, sebab kita adalah gereja (ekklesia) yang merupakan organisme di dalam Kristus.

Dukung doa untuk acara ini terutama tempat di daerah Lembang dan juga dana untuk camp ini. Prioritas bagi para murid Sekolah Alkitab Online namun diluar itu, bila ada yang ingin ikut dapat menghubungi saya. Sebagaimana dijabarkan di atas, bila anda mau menjadi murid Kristus dan mau hidup anda menjadi dampak bagi lingkungan sekitarmu, it’s OK to join us.

Salam pergerakan,


Dave & Novie Broos

The Eagles Nest Ministries (http://3a9l35-n35t.blogspot.com)
Eagles Nest Online Bible School (http://enonlinebibleschool.blogspot.com)
Renungan Kehidupan (http://renungandave.blogspot.com)

Jumat, 06 Februari 2009

Great Quotes for this week


More GREAT QUOTES
-Sermonindex.net

"We need Divine help to preach aright to a congregation of one. If
a thing is worth doing at all, it is worth doing well"
- Charles H. Spurgeon

"Having to carry the living water to others, we must go oftener to
the well, and we must go with more capacious vessels than the
general run of Christians. Look, then, to the vigor of your personal
piety, and pray to be 'filled with all the fullness of God'"
- Charles H. Spurgeon (on: the word of God)

"Give me the comforts of God, and I can well bear the taunts of
men. Let me lay my head on the bosom of Jesus, and I fear no
distraction of care and trouble. If my God will ever give me the light
of his smile, and grant his benediction - it is enough"
- Charles H. Spurgeon (on: suffering)

"Great hearts can only be made by great troubles.
Great faith must have great trials"
- Charles H. Spurgeon (on: suffering)

"There is no riding to heaven in a chariot; the rough way must be
trodden; mountains must be climbed, rivers must be forded,
dragons must be fought, giants must be slain, difficulties must be
overcome, and great trials must be borne." - Anonymous

"Whether we like it or not, asking is the rule of the Kingdom. If
you may have everything by asking in His Name, and nothing
without asking, I beg you to see how absolutely vital prayer is."
- C. H. Spurgeon

"Is prayer your steering wheel or your spare tire?" - Corrie Ten Boom

"I have said that there is nothing in the world or the Church,
except its disobedience, to render the evangelization of the world
in this generation an impossibility…" – Robert E. Speer

"It is possible to evangelize the world in this generation, if the
Church will but do her duty. The trouble is not with the heathen. A
dead Church will prevent it, if it is prevented. Why should it not be
accomplished? God will have all men to be saved and come unto
the knowledge of the truth. The resources of the Church are
boundless. Let the will of the Church be brought into line with the
will of God, and nothing will be found to be impossible. May God
grant it!" - Griffith John

"Let methods be changed, therefore, if necessary, that prayer may
be given its true place. Let there be days set apart for intercession;
let the original purpose of the monthly concert of prayer for
missions be given a larger place; let missionary prayer cycles be
used by families and by individual Christians; let the best literature
on prayer be circulated among the members of the Church; let
special sermons on the Subject of intercession be preached. By
these and by all other practical means a larger, deeper, wider
spirit of prayer should be cultivated in the churches." – John R. Mott

"The Church has not yet touched the fringe of the possibilities of
intercessory prayer. Her largest victories will be witnessed when
individual Christians everywhere come to recognize their
priesthood unto God and day by day give themselves unto prayer."
– John R. Mott

"If added power attends the united prayer of two or three, what
mighty triumphs there will be when hundreds of thousands of
consistent members of the Church are with one accord day by day
making intercession for the extension of Christ's Kingdom." – John R. Mott