Minggu, 26 Juni 2011

THE POWER OF ENCOURAGEMENT (KUASA PENGOBARAN SEMANGAT)


THE POWER OF ENCOURAGEMENT
(KUASA PENGOBARAN SEMANGAT)



Dorongan atau pengobaran semangat (encouragement) merupakan ekspresi iman dengan menanamkan pada orang lain suatu harapan. Harapan dalam bahasa Inggris adalah HOPE. Seorang rekan senior saya, Pr Kenny S menggambarkan HOPE sebagai:
H..ang
O..n to
P..ositive
E..xpectations
(Berpegang pada pengharapan yang positif)

Misi utama Tuhan Yesus adalah memberikan harapan bagi dunia terhilang yang menuju kebinasaan ini. Sebab itu tugas kita sebagai pengikutNYA adalah untuk menjadi penyalur harapan bagi dunia yang tengah mengalami kesulitan dan kesakitan.


DORONGAN SEMANGAT MERUPAKAN SEBUAH KEBUTUHAN UNIVERSAL


Kebanyakan orang tidak menyukai yang namanya “Hari Senin”. Sebab di alam bawah sadar kita langsung menjerit,”O..no, harus kerja lagi!”. Hingga ada sebuah lagu yang sangat populer di tahun 80-an karya Bob Geldof, “I don’t like Monday”.
Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang kita mengalami stress berat. Kita mungkin harus berhadapan dengan arus lalu lintas yang macet, situasi kantor yang kurang menyenangkan, tekanan untuk menunjukkan performa kerja yang lebih baik, pekerjaan yang sudah mendekati deadline, boss yang tidak puas dengan kinerja optimal kita, gossip, keadaan kesehatan yang kurang baik, masalah dalam rumahtangga, keletihan baik secara fisik maupun mental dan masih banyak lagi permasalahan yang membuat diri kita frustasi dan jenuh dalam kehidupan.
Terbukti bahwa kita semua ternyata rentan mengalami “luka-luka kecil” sepanjang hari. Bila kita abaikan “luka-luka” ini dapat mencuri kebahagiaan dan semangat hidup kita.
Sebagai anak Tuhan, kita semua dipanggil sebagai “encourager”(seorang yang membesarkan hati/pemberi semangat) untuk secara kontinu menginjeksikan kata-kata yang menguatkan, menghibur, memotivasi dan positif. Pertama-tama tentunya bagi diri sendiri dan lalu bagi orang-orang yang ada di dekat kita, entah itu anggota keluarga, rekan sejawat maupun orang-orang yang sehari-hari kita bertemu dengan mereka. Selain kata-kata positif, kita juga dapat memberikan ide-ide atau masukan yang dapat memberikan harapan dan pengharapan yang positif.
- Seorang “encourager” tidak mengkonfrontasi seseorang dengan terus membicarakan masa lalu atau kejadian buruk yang telah terjadi tetapi memberikan saran bagaimana solusinya bila rekan tersebut menghadapi permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
- Seorang “encourager” bersama-sama mencari jalan keluar sebab memandang kegagalan terus menerus tidak akan mengubah sejarah/masa lalu.
- Seorang “encourager” dapat melihat kemampuan pribadi, kinerja dan potensi yang ada pada orang lain.
- Seorang “encourager” dapat mengemas perkataannya bahkan kritikannya dalam susunan kalimat yang positif dan membangun sehingga dapat membangun rasa percaya diri orang tersebut dan bukannya malah menambah kekecewaan.

Kita harus menyadari bahwa perkataan kita memanifestasikan kadar iman kita. Perkataan kita menunjukkan apa isi hati kita.

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya” (Amsal 18:21)
“Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:34b-35)

Bila kita ingin menjadi berkat dan saksi Tuhan maka kita harus tertanam dan bertumbuh di dalam Dia (Pokok Anggur, Yohanes 15:1-8).

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Bila kita tidak melekat, terus menerus dibersihkan dan berbuah di dalam Tuhan maka meskipun kita dapat menyampaikan nasehat paling bijak sekalipun namun tidak didukung dengan karakter ilahi dalam hidup kita, maka kita akan seperti “tong kosong yang nyaring bunyinya”. Mungkin perkataan kita benar tetapi gaya hidup kita bertentangan dengan apa yang kita ucapkan, hal itu pun menjadi sia-sia.
Ketika kita tidak menghentikan kebiasaan kita untuk bergosip, mengeluh terus menerus atau berbicara negatif (memfitnah) maka kesaksian kita akan menjadi tidak efektif dalam melayani seseorang atau sekelompok orang.

Dua hal yang perlu kita perhatikan:
1. Orang yang tinggal atau bekerja dengan Anda memandang Anda sepanjang waktu. Mereka melihat bagaimana sikap Anda dalam meresponi suatu masalah dan hal tersebut menimbulkan impresi dalam diri mereka. Bila selama ini Anda meresponi masalah secara positif, penuh pengharapan dan optimis, maka Anda mengkomunikasikan atmosfir yang membangkitkan mereka saat menyampaikan suatu masukan.
2. Orang-orang juga memperhatikan apa yang anda tidak lakukan , umpamanya Anda tidak suka bergosip, mengeluh atau menjelekkan orang lain. Orang lain akan memperhatikan apakah anda seorang yang memiliki integritas dan tulus atau hanya seorang munafik yang memiliki agenda terselubung. Opini mengenai diri Anda akan timbul dari tindak tanduk Anda sehari-hari.

Hal-hal praktis memberikan dorongan semangat:
a. Hal-hal yang mendasar dengan mengirimkan SMS (pesan singkat) kata-kata Firman Tuhan atau motivasi.
b. Berbicara secara positif saat bertemu.
c. Menelpon rekan atau saudara yang sedang “down”.
d. Mengirimkan artikel melalui e-mail atau surat.
e. Just be there (siap memberi diri dikala suka maupun duka)
f. Dan lain-lain.

Sering kali saat kita melihat rekan kita yang percaya diri berjalan melangkah, dalam benak kita timbul pemikiran bahwa ia tidak memerlukan dorongan semangat atau motivasi. Saya hendak menekankan bahwa setiap orang membutuhkan dorongan semangat atau dengan kata lain pujian.
Entah kita sedang berbicara dengan saudara seiman atau seorang yang belum percaya, dikala kita memberikan pujian atau dorongan semangat atau motivasi. Pada akhirnya ia akan dapat melihat hubungan antara iman terhadap Tuhan dengan harapan akan hari esok.

Tidak ada komentar: