Kamis, 22 November 2012

MAU LIHAT PELAYANANNYA


MAU LIHAT PELAYANANNYA
Banyak teman yang mau datang dan “melihat” pelayanan kami. Saya berterimakasih atas perhatiannya tetapi bila anda hanya mau “melihat”….kami melayani jiwa-jiwa yang rentan dan banyak yang sensitif. Sikap mereka curiga melihat orang baru, sebab kehidupan di dunia  “gelap/hitam” susah mempercayai orang “baru”, dengan sahabat lama saja mereka tidak 100% percaya. Bagi kebanyakan orang yang hidup di dunia hitam… mereka tidak bisa mempercayai siapapun. Seringkali kami harus membina hubungan cukup lama agar kami bisa diterima dan dianggap teman.
 Pelayanan kami lebih banyak berhubungan personal dan dari pengalaman mengapa kami membatasi untuk tidak membawa orang yang baru kami kenal adalah terkadang mereka hendak ikut memberi nasehat yang bertujuan baik, sayangnya konteksnya orang yang kami layani bukan “orang gereja” dan semakin “kita coba mengeluarkan ayat atau sikap kita menggurui” maka akhirnya pintu masuk pada jiwa tersebut tertutup kembali. Suatu kali kami mengunjungi seorang anak muda yang baru saja keluar penjara, lalu ada beberapa orang yang mau “melihat”. Mereka sangat antusias dan hangat pada anak muda ini. So far so good, sampai mereka bertanya kasus apa yang membuat dia mendekam di penjara. Pemuda itu membunuh ibu kandung dan ayah tirinya saat berusia belasan tahun. Lalu sikap “para pengamat” ini berubah seperti api tersiram air es, tatapan matanya takut dan tanpa sadar duduk menjauh. Dari bahasa tubuhnya tampak ketidaknyamanan dan seolah ingin cepat pulang. Saat mereka pulang, kami pun tidak dapat masuk kembali sebab akses sudah tertutup. Orang tersebut merasakan penolakan…..
Di lain waktu kami melayani seorang anak gadis yang hamil luar nikah, serombongan ibu datang dan sangat antusias. Saat tahu kami melayani wanita seperti gadis tersebut, mereka tiba-tiba menarik diri. Mereka tidak mau “kekudusan” mereka tercemar oleh “transfer roh najis/perzinahan”. Donasi yang dijanjikan tidak jadi cair sebab mereka menganggap kami kompromi dengan dosa. Mereka bilang harusnya saya fokus saja melayani dan memberi makan orang susah. Jangan “kompromi dengan dosa”.
Begitu pula seorang anak muda yang antusias melakukan penginjilan ikut bersama saya mengunjungi komunitas bermotor. Saya sudah memperingatkan agar jangan bersaksi atau memberitakan Injil secara frontal pada orang-orang ini. Kita harus jeli pada waktu Tuhan dalam melakukan tindakan ini. Kita harus memenangkan rasa “percaya” dari mereka. Ketika kita dianggap sahabat maka mereka akan mendengarkan tetapi bila kita baru kenal dan langsung “straight to the point”…..itu sama saja seperti ada orang yang mengundang anda makan malam…tiba-tiba tengah makan dia prospek kita produk barang tertentu…langsung engga selera makan lagi dan merasa terjebak. Sayangnya anak muda ini terlalu antusias dan membuat kawanan tersebut tidak nyaman….untungnya tidak ada penganiayaan. Anak muda ini sangat antusias sebab baru saja mengikuti pelatihan suatu program penginjilan tertentu. Tidak ada yang salah dengan mengikuti pelatihan penginjilan hanya tidak disemua tempat kita bisa menggunakan metode yang sama.
Ada yang banyak yang usulkan agar saya mengambil foto saat melayani, itu ide yang bagus tetapi saya melihat hal itu pun kurang tepat untuk dilakukan. Kalau kita sedang khotbah atau mengadakan bakti sosial untuk panti asuhan atau werda atau bagi sembako/makanan untuk gelandangan mungkin tidak mengapa, bagus fotonya. Tetapi pelayanan pribadi atau dalam sebuah komunitas “dunia hitam” ….tentu kurang bijak kita melakukannya. Kecuali pribadi yang kita layani sepenuhnya sudah lahir baru dan merasakan keyakinan yang kuat untuk menyaksikan kisah karya Kristus dalam hidupnya. Foto berdua dengan tokoh nasional, politik, artis atau atlet ternama….bagus dipajang di facebook….tetapi dengan orang dunia hitam….??? Ada hal-hal yang dikerjakan bisa kami foto atau bagikan tetapi ada banyak hal dalam pelayanan kami yang tidak dapat kami foto atau publikasikan secara detail mengenai tempat dan nama pada khususnya.
Dalam pelayanan kami, kami tidak memandang orang-orang yang kami layani sebagai bagian dari suatu program. Kami menekankan pada diri kami untuk melayani orang lain…memberitakan Injil…menjadi saksi…sebagai bagian hidup yang alamiah. Kami melayani karena kami melakukan apa yang Bapa dan Tuhan Yesus lakukan..Roh Kudus membimbing dan memimpin kami. Kini pun saya memilih untuk tidak mengambil dokumentasi dari orang jalanan atau gelandangan atau siapa pun yang kami layani di jalanan. Mengapa? Bisakah anda posisikan diri anda pada posisinya? Ia sedang kesulitan…sakit dan kelaparan….dan demi menggugah perasaan orang..lalu saya foto sebagai bukti pelayanan saya?? Bagaimana perasaan anda bila sedang susah..lalu saya foto dan lalu saya muat di blog atau FB atau media jejaring sosial lainnya…?? Setiap orang yang kami layani di jalanan kami anggap sebagai saudara kami sesama manusia yang perlu merasakan jamahan tangan dan kasih Tuhan….mereka bukan obyek… Saya tidak mau terjebak demi “menggaet donatur atau persembahan” lalu saya menjual foto dan proposal. Saya akan membagikan apa yang akan kami kerjakan dengan anda bila mau..kita bisa bertemu dan sharing….bila timing tepat dan anda sudah dapat mengerti apa yang kami kerjakan…why not..kita turun ke jalanan bersama.
Saya bersyukur untuk teman-teman seiman maupun saudara-saudaraku seiman yang telah mengenal kami sejak tahun 1991 dari awal saya mulai melayani Tuhan. Terimakasih atas dukungan doa-nya (doa beneran lho ya..jangan cuman di SMS atau email saja…hehehehe, Tuhan tahu kamu berdoa atau tidak), terimakasih untuk saudara-saudaraku yang telah menyalurkan berkatnya baik pakaian bekas, buku-buku bekas, sembako, dan berupa uang untuk mendukung pelayanan kami. Baik yang sudah lama mengenal kami secara pribadi terlebih mereka yang baru saja mengenal kami. Tuhan Yesus memberkati kalian semuanya. J
Terimakasih sudah ada bersama kami dalam suka maupun duka. Mau menerima bukan saja kelebihan kami tetapi juga kekurangan kami. Kalian orang-orang paling keren dalam Tuhan. Keep move on and keep the fire in HIM.

Tidak ada komentar: