MAU LIHAT
PELAYANANNYA
Banyak teman yang mau datang dan
“melihat” pelayanan kami. Saya berterimakasih atas perhatiannya tetapi bila
anda hanya mau “melihat”….kami melayani jiwa-jiwa yang rentan dan banyak yang
sensitif. Sikap mereka curiga melihat orang baru, sebab kehidupan di dunia “gelap/hitam” susah mempercayai orang “baru”,
dengan sahabat lama saja mereka tidak 100% percaya. Bagi kebanyakan orang yang
hidup di dunia hitam… mereka tidak bisa mempercayai siapapun. Seringkali kami
harus membina hubungan cukup lama agar kami bisa diterima dan dianggap teman.
Pelayanan kami lebih banyak berhubungan
personal dan dari pengalaman mengapa kami membatasi untuk tidak membawa orang
yang baru kami kenal adalah terkadang mereka hendak ikut memberi nasehat yang
bertujuan baik, sayangnya konteksnya orang yang kami layani bukan “orang
gereja” dan semakin “kita coba mengeluarkan ayat atau sikap kita menggurui”
maka akhirnya pintu masuk pada jiwa tersebut tertutup kembali. Suatu kali kami
mengunjungi seorang anak muda yang baru saja keluar penjara, lalu ada beberapa
orang yang mau “melihat”. Mereka sangat antusias dan hangat pada anak muda ini.
So far so good, sampai mereka bertanya kasus apa yang membuat dia mendekam di
penjara. Pemuda itu membunuh ibu kandung dan ayah tirinya saat berusia belasan
tahun. Lalu sikap “para pengamat” ini berubah seperti api tersiram air es,
tatapan matanya takut dan tanpa sadar duduk menjauh. Dari bahasa tubuhnya
tampak ketidaknyamanan dan seolah ingin cepat pulang. Saat mereka pulang, kami
pun tidak dapat masuk kembali sebab akses sudah tertutup. Orang tersebut
merasakan penolakan…..
Di lain waktu kami melayani
seorang anak gadis yang hamil luar nikah, serombongan ibu datang dan sangat
antusias. Saat tahu kami melayani wanita seperti gadis tersebut, mereka
tiba-tiba menarik diri. Mereka tidak mau “kekudusan” mereka tercemar oleh
“transfer roh najis/perzinahan”. Donasi yang dijanjikan tidak jadi cair sebab
mereka menganggap kami kompromi dengan dosa. Mereka bilang harusnya saya fokus
saja melayani dan memberi makan orang susah. Jangan “kompromi dengan dosa”.
Begitu pula seorang anak muda
yang antusias melakukan penginjilan ikut bersama saya mengunjungi komunitas
bermotor. Saya sudah memperingatkan agar jangan bersaksi atau memberitakan
Injil secara frontal pada orang-orang ini. Kita harus jeli pada waktu Tuhan
dalam melakukan tindakan ini. Kita harus memenangkan rasa “percaya” dari
mereka. Ketika kita dianggap sahabat maka mereka akan mendengarkan tetapi bila
kita baru kenal dan langsung “straight to the point”…..itu sama saja seperti
ada orang yang mengundang anda makan malam…tiba-tiba tengah makan dia prospek
kita produk barang tertentu…langsung engga selera makan lagi dan merasa
terjebak. Sayangnya anak muda ini terlalu antusias dan membuat kawanan tersebut
tidak nyaman….untungnya tidak ada penganiayaan. Anak muda ini sangat antusias
sebab baru saja mengikuti pelatihan suatu program penginjilan tertentu. Tidak
ada yang salah dengan mengikuti pelatihan penginjilan hanya tidak disemua
tempat kita bisa menggunakan metode yang sama.
Ada yang banyak yang usulkan agar
saya mengambil foto saat melayani, itu ide yang bagus tetapi saya melihat hal
itu pun kurang tepat untuk dilakukan. Kalau kita sedang khotbah atau mengadakan
bakti sosial untuk panti asuhan atau werda atau bagi sembako/makanan untuk
gelandangan mungkin tidak mengapa, bagus fotonya. Tetapi pelayanan pribadi atau
dalam sebuah komunitas “dunia hitam” ….tentu kurang bijak kita melakukannya.
Kecuali pribadi yang kita layani sepenuhnya sudah lahir baru dan merasakan
keyakinan yang kuat untuk menyaksikan kisah karya Kristus dalam hidupnya. Foto
berdua dengan tokoh nasional, politik, artis atau atlet ternama….bagus dipajang
di facebook….tetapi dengan orang dunia hitam….??? Ada hal-hal yang dikerjakan
bisa kami foto atau bagikan tetapi ada banyak hal dalam pelayanan kami yang
tidak dapat kami foto atau publikasikan secara detail mengenai tempat dan nama
pada khususnya.
Dalam pelayanan kami, kami tidak
memandang orang-orang yang kami layani sebagai bagian dari suatu program. Kami
menekankan pada diri kami untuk melayani orang lain…memberitakan Injil…menjadi
saksi…sebagai bagian hidup yang alamiah. Kami melayani karena kami melakukan
apa yang Bapa dan Tuhan Yesus lakukan..Roh Kudus membimbing dan memimpin kami.
Kini pun saya memilih untuk tidak mengambil dokumentasi dari orang jalanan atau
gelandangan atau siapa pun yang kami layani di jalanan. Mengapa? Bisakah anda
posisikan diri anda pada posisinya? Ia sedang kesulitan…sakit dan
kelaparan….dan demi menggugah perasaan orang..lalu saya foto sebagai bukti pelayanan
saya?? Bagaimana perasaan anda bila sedang susah..lalu saya foto dan lalu saya
muat di blog atau FB atau media jejaring sosial lainnya…?? Setiap orang yang
kami layani di jalanan kami anggap sebagai saudara kami sesama manusia yang
perlu merasakan jamahan tangan dan kasih Tuhan….mereka bukan obyek… Saya tidak
mau terjebak demi “menggaet donatur atau persembahan” lalu saya menjual foto
dan proposal. Saya akan membagikan apa yang akan kami kerjakan dengan anda bila
mau..kita bisa bertemu dan sharing….bila timing tepat dan anda sudah dapat
mengerti apa yang kami kerjakan…why not..kita turun ke jalanan bersama.
Saya bersyukur untuk teman-teman
seiman maupun saudara-saudaraku seiman yang telah mengenal kami sejak tahun
1991 dari awal saya mulai melayani Tuhan. Terimakasih atas dukungan doa-nya
(doa beneran lho ya..jangan cuman di SMS atau email saja…hehehehe, Tuhan tahu
kamu berdoa atau tidak), terimakasih untuk saudara-saudaraku yang telah
menyalurkan berkatnya baik pakaian bekas, buku-buku bekas, sembako, dan berupa
uang untuk mendukung pelayanan kami. Baik yang sudah lama mengenal kami secara
pribadi terlebih mereka yang baru saja mengenal kami. Tuhan Yesus memberkati
kalian semuanya. J
Terimakasih sudah ada bersama
kami dalam suka maupun duka. Mau menerima bukan saja kelebihan kami tetapi juga
kekurangan kami. Kalian orang-orang paling keren dalam Tuhan. Keep move on and
keep the fire in HIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar