Minggu, 28 Agustus 2011

INTISARI KABAR BAIK (INJIL)


INTISARI KABAR BAIK (INJIL)




Setelah banyak membahas perihal bagaimana menjadi saksi maka dalam bab ini saya akan lebih banyak membahas intisari dari Injil yang kita imani, hidupi dan saksikan pada sesama kita.
Saya akan coba menyegarkan ingatan akan dasar iman kekristenan kita semua.

ALLAH

Dalam Alkitab ada empat penyataan besar tentang Allah:

a. Allah adalah Roh (Yohanes 4:24). Ia bersifat rohani, tidak bertubuh tetapi berkepribadian. Alkitab menyatakanNya sebagai suatu Oknum. Segala sesuatu yang ada di dunia bersumber pada Allah. Bila dalam Alkitab disebutkan tentang mata, tangan, telinga, mulut atau nafas Allah, maka semua merupakan ucapan antropomorfis, yang menggambarkan sifat-sifat Allah menurut bentuk dan sifat pribadi manusia agar mudah dipahami manusia.
b. Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8,16; Yohanes 3:16). Ia mengasihi kita sampai kapan pun sebab Ia adalah kasih. Ekspresi kasihNya dapat kita saksikan melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib.
c. Allah adalah terang (1 Yohanes 1:5). Terang menggambarkan kekudusan dan kebenaran Allah.
d. Allah adalah api (Ulangan 4:24, Ibrani 12-29). Kasih Allah dalam kekudusan, kasih yang memurnikan tabiat dosa dalam diri manusia. Barangsiapa tetap hidup dalam dosa ia akan binasa tetapi Tuhan menghendaki manusia untuk bertobat dan beroleh hidup kekal.

ALLAH yang kita sembah adalah esa (Ulangan 6:4). Esa berarti satu, dengan kata lain Allah yang kita sembah adalah satu dan bukan banyak tuhan/dewa.
Dalam Allah ada tiga Oknum (Pribadi), Allah Bapa (Keluaran 20:2), Anak (Tuhan Yesus) (Yohanes 1:1) dan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 5:3). Tercatat pula dalam Matius 28:19,”Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” atau dalam Kejadian 1:26,”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...”

Seringkali orang “non Kristen” berpikir bahwa kita menyembah tiga Allah, tidak kita menyembah Allah yang esa. Almarhum Amran Amrie, yang berlatarbelakang “non Kristen” menjabarkan perbedaan di antara esa dan satu. Bila kita memiliki sebuah (satu) roti lalu kita memakannya maka roti itu habis dan tak dapat dibagikan pada sesama. Berbeda dengan esa (satu), beliau mengibaratkannya dengan sebuah resep cara membuat roti. Resepnya hanya ada satu tetapi tidak pernah habis meskipun telah dibagikan pada banyak orang. Allah yang esa tak terbatas kuasaNya.

Ada pula yang menggambarkan keesaan Allah dalam bentuk buah jeruk. Dimana buah jeruk terdiri dari kulit, buah dan biji; bentuk dan fungsinya mungkin berbeda satu dengan yang lain tetapi dalam sebuah kesatuan merupakan buah jeruk.
Atau banyak pula yang menggunakan ilustrasi matahari sebagai gambaran, matahari dapat kita lihat berada di langit, kita dapat merasakan sinar panasnya dan manfaatnya menerangi bumi.
Gambaran lain adalah manusia itu sendiri, Dave yang memiliki jabatan sebagai Pendeta, saya juga seorang suami dari Novie dan ayah dari Philip. Ada tiga fungsi tetapi satu pribadi.

Allah menyatakan bahwa Ia menciptakan manusia segambar dengan diriNya (Kejadian 1:26-28).
Manusia terdiri atas tubuh, jiwa dan roh. Ada tiga hal dalam diri kita tetapi satu manusia. Jadi tidak perlu heran bila Allah terdiri atas tiga Pribadi atau Oknum.
Allah juga merupakan Allah yang komunal sehingga Ia menyatakan manusia tidak baik seorang diri saja. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Allah-lah yang memprakarsai lembaga pernikahan maupun kehidupan dalam rumahtangga (suami, istri dan anak).

Alkitab menyatakan bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup, aktif dan bertindak (Yohanes 5:17). Ia memanggil kita untuk terlibat bersamaNya dalam rencana agungNya (2 Korintus 6:1)

MANUSIA

Sebagaimana telah dibahas sedikit di atas manusia diciptakan segambar dengan Allah, diberi kuasa oleh Allah atas segala binatang dan ciptaan yang lainnya (Kejadian 1:26-28).

Jadi jelaslah manusia tidak sama dengan binatang, sebab manusia diberikan kuasa atas segala ciptaan Tuhan. Manusia memiliki keunikan dan kreativitas yang ada dalam diri Allah. Kita dapat melihat bagaimana manusia dapat mendesain pakaian yang terus berkembang dari masa ke masa, pernahkah Anda melihat seekor simpanse mendesain pakaian? Kita manusia dapat menciptakan kendaraan bermotor seperti mobil atau sepeda motor, pernahkah Anda melihat kuda menciptakan benda semacam itu?
Ini hanya untuk menekankan bahwa manusia tidak sama dengan binatang, sebagaimana yang diyakini oleh “beberapa orang”.

Citra Allah dalam diri manusia dapat dilihat dari beberapa kemampuannya:

- Manusia mampu berpikir (berakal budi).
• Manusia dapat menerima perintah Tuhan (Markus 12:30)
• Manusia dapat diajar (Mazmur 32:8)
• Manusia dapat mengambil keputusan (Kejadian 2:19-20)
• Manusia dapat ditegur (Ibrani 12:5-11)

- Manusia mampu bergaul, bersosialisasi dan mengasihi sesama
Binatang berkembang biak, memeilihara anak-anaknya dan “bergaul” juga. Tetapi perbedaan yang mendasar adalah kemampuan manusia dalam “mengasihi” merupakan sebuah ciri khas. Kasih merupakan refleksi hubungan manusia dengan Allah (Kejadian 1:26-27, Yohanes 17:23)

- Manusia mampu untuk memilih menurut kata hatinya maupun rasional
Manusia dapat memilih menurut pilihannya sendiri, meskipun tentunya unsur seperti naluri, latar belakang dan pendidikan sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan. Sedangkan binatang bertindak menurut nalurinya semata.

- Manusia mampu bersekutu dengan Allah
Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Manusia memiliki dimensi istimewa: tubuh, jiwa dan roh. Kita juga makhluk rohani yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allah yang merupakan Roh (Kejadian 3:8,9)


Akibat kejatuhan manusia (Adam dan Hawa) dalam dosa:

1. Akibat langsung bagi Adam dan Hawa
- Perasaan bersalah dan malu (Kejadian 3:8-9)
- Menjauhkan diri (bersembunyi) dari Allah (Kejadian 3:8-10)
- Berupaya membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain (Kejadian 3:12-13)
- Dihukum dengan menanggung kesusahan duniawi (Kejadian 3:14-19)

2. Akibat bagi keturunan Adam dan Hawa
- Dosa Adam dan konsekwensi hukuman atas dosa turun pada keturunannya.
- Semua manusia berdosa dan akan menerima hukuman Allah.
- Manusia moralnya makin rusak hari lepas hari.
- Manusia mustahil dapat menyelamatkan dirinya sendiri atau mengatasi kelemahan dalam dirinya dengan kemampuan sendiri.

Mari kita telaah keempat hal ini secara lebih seksama:

- Dosa Adam dan konsekwensi hukuman yang kita warisi.
Kita mewarisi tabiat buruk dari nenek moyang kita, Adam (Kejadian 4:8, 5:1-3). Kita cenderung berbuat jahat (Kejadian 6:5, Mazmur 51:7)
- Semua manusia berdosa dan akan menerima hukuman.
Manusia mewarisi kutuk akibat pemberontakannya terhadap kehendak Allah. Hukuman ketidaktaatan kita padaNya setimpal yaitu hukuman mati.
- Manusia moralnya makin rusak.
Hati manusia menjadi gelap dan rusak (Yeremia 17:9, 13:23, Markus 7:21-23). Semua manusia hidup dalam dosa (Roma 3:9-23, Yesaya 53:5, 64:6-7, Pengkhotbah 7:20)
- Manusia mustahil menyelamatkan dirinya sendiri
Sejak kejatuhan Adam, manusia berada dalam kekuasaan Iblis dan hatinya penuh dosa (Efesus 2:2, Matius 15:18-20)
Allah tidak berkenan pada perbuatan baik, korban dan segala upaya bentuk ritual keagamaan kita (Efesus 2:8-9, 2 Timotius 1:9, Roma 4:5, Titus 3:5, Yesaya 64:6)

TUHAN YESUS

Siapakah Tuhan Yesus? Ia adalah Allah sejati dan manusia sejati (Yohanes 1:1,14). Ia merupakan Pengantara yang menyatakan Allah kepada manusia (Matius 11:27), Ia menebus manusia dari upah dosa yaitu maut agar manusia dapat mengalami pemulihan hubungan dengan Allah (1 Timotius 2:5,6). Tuhan Yesus adalah inti kekristenan. Tak ada seorang pun yang dibenarkan tanpa karya Kristus.
Penginjil terkenal Billy Graham suatu kali memberikan ilustrasi ini. Suatu hari seorang pria berjalan di sebuah taman dan ia melihat iring-iringan semut yang tengah berbaris menuju sarang mereka. Lalu ia melihat rumput ilalang dalam taman itu terbakar akibat seseorang membuang puntung rokok, orang berlarian keluar taman, ia pun mau berlari tetapi ia kasihan pada semut yang tengah berjalan kembali ke sarang mereka yang terletak di areal yang tengah terbakar. Pria itu berteriak memperingatkan gerombolan semut itu tetapi mereka tidak mengerti bahasa manusia. Kecuali manusia itu “menjadi” semut dan memperingatkan dalam “bahasa semut” barulah gerombolan semut itu dapat mengerti bahaya yang tengah mengancam di depan mereka.
Allah mengutus Yesus (Anak/Firman Allah) datang ke dunia terlahir sebagai manusia, agar manusia dapat mengerti rencana keselamatan dan pemulihan yang Allah telah, akan dan tengah kerjakan di tengah kita.
Inti kekristenan terletak pada kepribadian dan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus.
1. Yesus bukan manusia dengan kemampuan ilahi atau super seperti Hercules anak Zeus (dalam kepercayaan/mitos Yunani). Yesus juga bukan Tuhan dalam selubung manusia, Ia tidak “menyamar” jadi manusia, melainkan manusia-Ilahi. Dia berinkarnasi, Tuhan yang “menjadi” manusia.
2. Kekristenan mengajarkan melalui karya Tuhan Yesus hubungan (relation/relasi) kita dipulihkan kembali dengan Allah. Inilah perbedaan kita dengan kepercayaan atau agama lain, bukan manusia yang berupaya mencari Allah melainkan Allah dalam Yesus Kristus berinisiatif mencari manusia dan menyelamatkannya (Lukas 19:10, 15:1-10)


SALIB KRISTUS

Salib merupakan prakarsa Allah sendiri, ini merupakan bentuk ekspresi kasih Allah terhadap kita yang luar biasa. Kita sebenarnya tidak layak tetapi kasihNya begitu besar terhadap kita hingga Anak (Yesus) datang untuk membuka jalan kembali bagi kita....hingga Ia dapat berkata pada kita,”Welcome home, my sons and daughters” (Selamat datang di rumah, putra dan putriku).

4 hal utama dari karya salib adalah:

1. Mendamaikan Allah dengan manusia kembali. Pendamaian berarti orang yang percaya pada Tuhan Yesus dilepaskan dari murka Allah (1 Tesalonika 1:10, Roma 3:25, 1 Yohanes 2:2, 4:10).
2. Penebusan, menebus manusia dari perhambaan dosa. Tuhan Yesus menebus kita dengan membayar lunas segenap hutang dosa kita, kini kita adalah “milikNya”.
3. Pembenaran, membuat benar orang yang tadinya berdosa hingga di mata Allah kini orang tersebut seolah belum pernah berbuat dosa. Ini merupakan kuasa darah Yesus yang tercurah di atas kayu salib bagi kita semua yang percaya. (Ulangan 25:1-2, Amsal 17:15, Roma 4:5, 3:24-26, Galatia 2:16,17)
4. Perdamaian, pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah (2 Korintus 5:18-21). Kristus adalah pengantara yang membuka jalan (Yohanes 14:6) hingga kita dapat berjumpa dengan Bapa di surga.


ROH KUDUS

Pekerjaan Roh Kudus sangat luas, sukar untuk dirumuskan secara sistematis. Sebab pekerjaanNya meliputi semua aspek pekerjaan Allah dalam penyelamatan manusia.

Dalam buku ini saya membatasi pembahasan pekerjaan Roh Kudus dalam hubunganNya dengan pekabaran Injil.
Roh Kudus-lah yang membawa seseorang pada pertobatan dan menimbulkan keyakinan pada orang tersebut untuk menyerahkan dirinya pada Yesus Kristus. Tugas kita menjadi saksi selanjutnya merupakan pekerjaan Roh Kudus sebab itu jangan berkecil hati bila ada orang yang menolak kita. Ada “kairos” (waktu Tuhan) bagi setiap orang untuk datang padaNya.
Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Roh Kudus:
- Menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yohanes 16:8-10)
- Membuka mata hati orang yang dibutakan Iblis (2 Korintus 4:4, Yohanes 15:26)
- Melahirkan orang kembali (lahir baru dalam Kristus – Yohanes 3)
- Memateraikan orang yang didiamiNya sebagai milik Allah (2 Korintus 1:22, Efesus 1:13, 4:30, Roma 8:9)
- Meyakinkan kita sebagai anak-anak Allah (Roma 8:16)


KESELAMATAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa hati manusia digelapkan oleh dosa. Manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, perbuatan manusia jahat (Yohanes 3:19)
Bila seseorang yang berdosa percaya pada Kristus maka terjadi perubahan dalam dirinya. Hati manusia yang busuk akibat dosa, dibasuh oleh darah Kristus (Yesaya 1:18). Hati manusia yang keras dan memberontak diganti hati yang baru dan taat (Yehezkiel 36:26)

Seseorang yang percaya pada Yesus akan dilahirkan kembali dan berada dalam Kristus sehingga beroleh hidup kekal atau bagian dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:3, 1 Petrus 1:23). Sebuah pelajaran berharga yang dapat kita tarik dari kelahiran manusia, bahwa manusia tidak dapat mengupayakan kelahirannya sendiri, melainkan orangtuanya. Begitu pula kelahiran kembali bukanlah upaya manusia tetapi kasih karunia Tuhan yang dikerjakan Roh Kudus (Titus 3:5, Yohanes 3:5)

Setelah dilahirkan kembali maka tubuh kita menjadi bait (rumah) Allah (1 Korintus 3:16, 6:19, 2 Korintus 6:16, Wahyu 3:20). Ketika Kristus memasuki hati kita, Ia membawa terangNya dan mengusir kegelapan (Yohanes 1:4). Kita bukan lagi milik Iblis tetapi milik Kristus sebab itu jangan biarkan Iblis mendustai dirimu lagi (Roma 6:12-14)

Apakah pertobatan?

1. Berbalik.
Bertobat atau dalam bahasa Yunani metanoia berarti “perubahan pemikiran yang mendampakkan perubahan dalam perbuatan”. Intinya ialah berbalik aau berpaling meninggalkan jalan kehidupan yang lama. Lalu berjalan ke arah yang baru, perubahan dalam pemikiran yang berdampak pada perubahan sikap dalam kehidupan sehari-hari.

2. Perubahan Total

Pertobatan yang benar meliputi:

a. Pikiran
Kita harus menyadari dosa-dosa kita (Lukas 15:17). Kati harus merubah pikiran kita perihal kekudusan (Yesaya 64:6), kesalahan kita (Roma 8:23) dan maksud Allah bagi kita (Yohanes 3:16, Yehezkiel 33:1)

b. Perasaan
Kita harus menyesali dosa-dosa yang telah kita perbuat (Lukas 15:18-19). Harus terjadi penyesalan sejati “menurut Kehendak Allah” (2 Korintus 7:10). Penyesalan sejati membawa kita pada pertobatan sejati sebagaimana contoh perumpamaan Anak Terhilang (Lukas 15), pertobatan Daud dari dosa perzinahan (Mazmur 51:4-6), atau Petrus sesaat setelah ia menyangkal Kristus.

c. Kehendak
Kita harus membulatkan tekad untuk meninggalkan setiap dosa dan menerima kuasa Allah yang akan memapukan kita berjalan dalam kehidupan yang baru dalam Kristus.
Langkah praktis yang dapat kita lakukan adalah:
- Mengaku dosa (Lukas 15:21, 18:13, 1 Yohanes 1:9)
- Meninggalkan dosa (Yesaya 55:7, Amsal 28:13)
- Berpaling pada Tuhan (1 Tesalonika 1:9)
Pertobatan sejati merupakan karunia Tuhan (Kisah para Rasul 5:30-31, 11:18, 2 Timotius 2:25) dan hanya mungkin karena kuasa RohNya.



Tidak ada komentar: