Sabtu, 17 September 2011

DIMANA MEREKA SEKARANG?


WHERE ARE THEY NOW? (DIMANA MEREKA SEKARANG?)
Beberapa tahun lalu saya mengikuti sebuah ibadah dalam sebuah gereja di Surabaya, di mana mereka mengundang seorang hamba Tuhan dari latarbelakang seberang dan juga memiliki karunia menangkap hantu. Banyak sekali orang yang mengikuti ibadah sebab hendak mendengar kesaksian beliau. Beliau ini telah pergi berkeliling dari satu gereja ke gereja lain untuk bersaksi mengenai keilahian Kristus Yesus. Tetapi beberapa waktu lalu saya mendengar bagaimana melalui media Youtube, ia meminta maaf pada saudara-saudara “di seberang” bahwa dia telah salah jalan, ia bertobat dan kembali lagi ke “agama seberang”. Selain itu ia memberikan pernyataan bahwa ia akan membawa kembali orang-orang yang telah jadi Kristen untuk kembali ke agamanya yang lama.
Sungguh menyedihkan, ini baru satu kasus saja yang saya ungkapkan, sebab ternyata ada begitu banyak kejadian serupa. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa orang yang tadinya begitu bersemangat bahkan rela mati bagi Tuhan, kini menjadi dingin kasihNya? Bahkan menyangkal Tuhan Yesus?
Ada begitu banyak anak Tuhan saat baru bertobat dan memiliki latar belakang kesaksian yang menakjubkan, tiba-tiba langsung diminta untuk bersaksi dalam kebaktian-kebaktian besar. Hal ini tentu saja tidak 100% salah tetapi berbahaya bagi “petobat baru” tersebut. Ketika dia tiba-tiba terkenal mendadak, dikenal banyak orang (dalam kalangan gereja tentunya) dan mendapatkan uang pula (persembahan kasih). Hingga akhirnya pribadi tersebut pergi berkeliling dari kota ke kota, menyaksikan karya keselamatan yang telah Tuhan berikan baginya. Ada yang memang tulus sebab ingin memberikan kesaksian tetapi ada juga yang melihat “peluang mendapatkan uang”. Sampai di satu titik dimana, orang sudah bosan dan enggan mendengar kesaksiannya. Lalu tidak ada lagi gereja atau persekutuan yang mengundangnya, hingga ia merasa frustasi dan menganggap sia-sia kepercayaan dan imannya pada Tuhan.
Menakjubkan apa yang Tuhan kerjakan dalam jiwa-jiwa baru, saya percaya Roh Kudus berkarya atas keselamatan saudara kita. Namun kita sebagai keluarga barunya harus pula turut andil membimbing dan bertanggungjawab untuk pertumbuhan kerohaniannya. Karena kita semua dipanggil menjadi murid Kristus bukan sekedar anggota sebuah gereja dan memiliki kartu keanggotaan.
Bila saya mengingat masa lalu dimana saya pelayanan penginjilan, sangat senang hati ini melihat jiwa-jiwa baru ditambahkan masuk dalam Kerajaan Tuhan. Setelah mereka jadi orang percaya, saya sangat jarang memfollow up mereka. Di mana mereka sekarang? Masihkah mereka cinta Tuhan Yesus atau mereka sudah murtad bahkan berbalik menyerang Tuhan Yesus? Saya sadar kini, kita dipanggil bukan saja untuk menjadi saksi Kristus tetapi juga menjadi “orangtua rohani” bagi mereka yang baru bertobat. Jiwa-jiwa baru ini merupakan bayi rohani yang perlu dijaga, dilindungi, diajari dan diarahkan.
Beberapa tahun terakhir ini, saya tersadar bahwa Tuhan memanggil setiap anakNya, anggota keluarga Tuhan sebagai murid-muridNya yang terus bertumbuh dalam DIA. Kita tidak boleh cepat puas, karena sudah mengikuti ibadah setiap Minggu dan memberi perpuluhan lalu kita berpikir bahwa diri kita sudah menjadi Kristen yang baik. Atau Anda berpikir dengan mengikuti kelas pemuridan atau School of Ministry atau apa pun namanya, hal itu sudah cukup. Atau lebih ekstrim lagi Anda sudah lulus sekolah Theologia bahkan sudah menjadi profesor. Namun semua akan sia-sia bila kita hanya tahu banyak tentang Tuhan tanpa memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Jangan salah mengerti saya, pertemuan ibadah, memberikan perpuluhan, mengikuti kelas pemuridan atau sekolah Alkitab/Theologia itu semua baik; tetapi bila itu semua hanya menambah pengetahuan tentang Tuhan tanpa membawa keintiman/hubungan semua akan sia-sia. Seorang murid bukan hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga gaya hidup Sang Guru. Setiap hari ia harus memandang Sang Guru, merenungkan Firman Tuhan dan lalu coba melakukannya dalam kehidupan setiap hari. Bila gagal datang kembali pada Sang Guru, bertanya dalam doa bagaimana mengatasi kegagalan tersebut. Hingga pengetahuan itu menjadi suatu kenyataan, Tuhan itu menyatakan diriNYA dalam kehidupan kita sehari-hari. Hingga kita dapat mengamini setiap kebenaran Firman Tuhan sebab kita dapat turut merasakan dan mengalami kebaikan Tuhan sebagaimana yang tertera dalam Alkitab. Jangan cepat puas dengan keadaan rohani kita, sebagaimana Paulus yang terus “mengejar” pertumbuhan menjadi serupa dengan Yesus sampai akhir hayatnya.
Sebagai murid Kristus, kita perlu saling memperhatikan, mendoakan, membantu dan menyatakan kasih seorang dengan yang lain. Gereja mula-mula, tidak memiliki apa-apa dibanding gereja saat ini. Sama sekali tidak ada daya tarik “dunia”. Gereja modern kita yang disebut “mega church”, pastinya memiliki gedung megah nan mewah sendiri, setiap departemen memiliki ruang atau lantai sendiri, dengan kamera CCTV dan pengamanan menggunakan ID card, biasanya memiliki bukit doa, Sekolah Alkitab/Theologia sendiri, Hotel dalam kompleks gereja, siaran radio dan acara TV (skala lokal, nasional atau pun TV kabel),segala perlengkapan modern yang hi-tech, dll. Tapi dampaknya kurang bahkan tak terasa di luar lingkup gereja. Bandingkan dengan gereja mula-mula yang tak memiliki apa-apa secara duniawi tetapi berdampak besar bagi dunia. Organisasi gereja sekarang menjadi “egois”, lebih mementingkan “jemaat lokal”nya atau gereja satu organisasinya saja. Seolah “hanya” mereka yang tubuh Kristus dan yang lain bukan bagian. Selama berabad-abad kita hanya ribut dengan masalah organisasi, siapa yang paling benar dan murni pengajarannya. Hingga timbul jurang pemisah dan tembok yang berdiri tegap di antara kita. Sadarkah kita, bahwa kita telah menjadi pelaku mutilasi? Ya, sadar atau tidak banyak diantara kita yang memutilasi tubuh Tuhan Yesus.
Gereja mula-mula bila kita membaca Kisah Para Rasul 2:41-47 dan 4:32-35, mereka sangat kompak sebagai keluarga Tuhan. Seorang hamba Tuhan besar, Leonard Ravenhill berujar, “Gereja mula-mula mengajarkan pada jemaat mengenai kemiskinan, penderitaan dan kematian kala mengikut Yesus tetapi gereja modern mengajarkan kemakmuran, ketenaran dan kepribadian yang mengagumkan.” Hingga ketika kesulitan datang menghadang dengan mudah orang berpaling lagi dari Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan “barangsiapa hendak mengikutNya harus memikul salib dan menjadi muridNya (Lukas 9:23)
Bukan saja kasus hamba Tuhan seperti di atas tetapi bahkan hamba Tuhan yang sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun melayani Tuhan Yesus murtad atau setidaknya sudah enggan melayani Tuhan sebab melihat “kebobrokan” yang terjadi di dalam rumah Tuhan. Dulu saya heran melihat hal ini, tetapi lalu saya menyadari bahwa Tuhan pun menyatakan bahwa penghakiman akan di mulai dari Rumah Tuhan. Berarti Tuhan pun tahu ada yang tidak beres dan IA akan menata kembali sesuai “blueprintNya”. Saat ini saya coba kembali untuk merangkul teman-teman pelayanan yang telah undur akibat kecewa baik pada organisasi, saudara seiman, pada Tuhan atau alasan lainnya.
Saya bisa mengerti pergumulan mereka sebab saat saya memutuskan untuk menjangkau kaum marginal (mereka yang terpinggirkan), kami pun merasa ditinggalkan. Perlakuan berbeda kami alami saat masih sebagai Gembala Sidang dengan saat ini sebagai utusan missi. Dulu saat menggembalakan kita segala sesuatu dicukupi tetapi saat kita pergi diutus untuk membuka daerah baru, malah kami merasa diabaikan. Sempat kami pun kecewa, sedih dan merasa diabaikan oleh saudara seiman. Di kala kami merasa letih, lelah dan hendak menyerah……Tuhan biasanya mengutus hamba-hambaNya yang lain untuk menguatkan. Perjalanan ini tidak mudah tetapi Tuhan ada serta kita, entah kita rasakan atau tidak…..DIA ada bersama kita. Saya percaya meski rekan-rekan seiman saya sudah undur bahkan meninggalkan Tuhan…..pintu kasih karunia itu tetap terbuka bagi mereka dan bagi kita semua. Selama kita masih ada di muka bumi dan hidup….pintu itu masih terbuka bagi kita. Jangan biarkan perasaan dan kejengkelan menguasai hidup kita, izinkan Tuhan kembali menguasai hidup kita. Biarlah TERANG itu kembali bercahaya dalam hidup kita dan BENDERANG kesekeliling kita.
DON’T GIVE UP!!!!!! (JANGAN MENYERAH!!!!!). Dimana pun kita berada saat ini, bangkit dan kembali berkarya bersama TUHAN YESUS.

Tidak ada komentar: