Visi kami adalah “MEMBERITAKAN KABAR BAIK, MEMURIDKAN & MENGUTUS SETIAP ANAK TUHAN UNTUK “MENJADI” GEREJA DIMANA PUN MEREKA BERADA”.
Minggu, 28 Desember 2008
APAKAH ATAU SIAPAKAH GEREJA?
APAKAH ATAU SIAPAKAH GEREJA?
Apakah gereja?:
- Sebuah gedung suci atau tempat kudus?
- SEbuah denominasi?
- Atau apa?
Kita telah menghidupi “system gereja” atau agama selama 16 abad (Kis 6:13-15, 7:44-50)
What is church? (1 Kor 6:19-20) US. Gereja dalam Perjanjian Baru dapat digambarkan seperti ini = emerging church, church in homes, liquid church, organic church.
Gereja seharusnya memiliki fleksibilitas tinggi (Mat 11:29-30)
• Nubuat Yesus tentang Bait Allah (Mat 24:1-2)
• Apa yang terjadi, Roma dipimpin oleh Titus pada tahun 70 M menyerang Yerusalem dan menghancurkan bait Allah.
• INGAT: Saat Yesus mati di atas kayu salib apa yang terjadi dalam bait Allah? (Mat 27:51)
• Semenjak kematian Kristus dan kebangkitanNya, Tuhan bertahta di hati kita, setiap orang percaya.
• Tuhan menghendaki kita sebagai gerejanya menjadi church in action (1 Ptr 2:5, 9-10)
• Tuhan menghendaki kita kembali pada rancangan aslinya bagi kita, yaitu kita sebagai imam dan raja di muka bumi. Adanya jabatan Imam diakibatkan bangsa Israel yang enggan untuk datang pada Tuhan secara langsung, sedang jabatan Raja disebabkan keengganan bangsa ini menjadikan Tuhan sebagai Raja mereka, mereka ingin memiliki raja seperti bangsa lainnya yang ada di sekitar mereka.
• Dunia tidak akan pernah “terguncang” oleh monument atau denominasi gereja. Dunia terguncang ketika gereja bertindak/church in action. Siapakah church in action itu? KITA.
Holy Ground atau tanah kudus, adalah tempat “biasa” saja/umum, yang menjadi kudus diakibatkan oleh kehadiran Tuhan (Mat 17:2-6, perhatikan ayat 4). Tuhan tidak tinggal di gedung gereja atau sebuah rumah tetapi Ia tinggal di hati setiap orang percaya (mat 18:20)
Apa yang hendak kita capai dalam bergereja?
- Menjadi agamawi? (Religion Kills)
- Terjebak dalam ritual-ritual agamawi?
- Melakukan apa yang orang lain/gereja lain kerjakan?
INGAT: Yesus tidak datang membawa religion/agama tetapi memulihkan relation/hubungan antara kita dengan BAPA (Kel 19:5-9)
Sayangnya manusia lebih suka “religion/agamawi” (Kel 20:18-21, perhatikan ayat 19)
Sekarang apa yang akan kita lakukan mnghidupi religion atau relation dengan Tuhan?
Gereja yang hidup memiliki relationship dengan Tuhan, sedang religion mematikan hubungan sebab bersandar pada hukum.
Anak dan Bapa dalam sebuah keluarga berhubungan berdasarkan relation atau hubungan kekeluargaan. Namun hubungan Hamba dan Tuan berbeda, mereka berhubungan sesuai dengan aturan perjanjian kerja.
- Gereja yang hidup bertumbuh di dalam Kristus, melalui pembelajaran dalam kehidupan (pemuridan yang berlangsung seumur hidup) dan pengaplikasian Firman Tuhan dalam kehidupan, hidup dalam sebuah komunitas atau keluarga rohani dimana penatua-penatua menjadi orangtua rohani.
- Gereja yang hidup adalah seperti sebuah keluarga yang sehat atau normal dimana mereka bereproduksi menjadi sebuah keluarga besar tanpa semangat “menara babel”. Gereja seharusnya menggambarkan keragaman dalam sebuah keluarga, seperti perihal gender, usia, bentuk tubuh, starta pendidikan, penghasilan dll. Kita sebagai keluarga akan menerima apapun perbedaan yang ada. Sedang “spirit menara babel” adalah denominasi/ denomination yang juga berarti satuan pecahan atau denom juga berarti the name, memiliki nama. Spirit menara babel adalah keseragaman dan bukan keragaman. Kej 11:3-4 sangat bertentangan dengan Amanat Agung Tuhan dalam Mat 28:19-20) dan pesan Tuhan melalui Rasul Paulus dalam 1 Kor 12)
Komunitas Gereja seperti Apa yang Tuhan kehendaki? (Kis 2:41-47)
- Saat seseorang bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Raja dalam segala aspek hidupnya maka ia langsung dibaptis. Tidak ada altar call, yang baru diperkenalkan pada kita pada sekitar abad 18.
- Semua bertekun dalam pengajaran Para Rasul, yang didasari dari Khotbah Yesus di bukit (Mat 5-7) dan diteguhkan di dalam Mat 28:20. inilah yang disebut sebagai Gospel of the Kingdom, Injil Kerajaan.
Praktek gereja mula-mula:
- Ada fellowship dan makan bersama (perjamuan makan). Dalam budaya Yahudi bila anda makan semeja berarti anda dianggap “satu keluarga”, satu paham, sehati. Di atas meja makan “ayah” mengajarkan Taurat pada anggota keluarganya.
- Berdoa bersama.
- Adanya mujizat dan tanda-tanda.
- Share and care one another.
- Tekun dan sehati.
- Makan = perjamuan, dimana kita membereskan masalah satu dengan yang lain sebelum “makan bersama”/kita mengenalnya “perjamuan kudus” , ini dilakukan setiap hari.
- Gembira dan tulus hati.
- Worship/penyembahan as a lifestyle bukan hanya “menyanyi lagu rohani.
- Jumlah yang diselamatkan bertambah.
Gereja ditugaskan untuk menjadikan semua bangsa murid (Mat 28:18-20)
Doa Yesus pada saat sebelum kematianNya adalah bagi para muridNya, ini menunjukkan bahwa murid-murid merupakan prioritasNya. Ini merupakan “laporan terakhir pelayananNya di muka bumi” pada BAPA. (Yoh 17:9-10, 14-19, 20-23)
Gereja yang hidup adalah gereja yang memuridkan. INGAT: pemuridan tidak sama dengan kelas SOM/ bahkan kuliah theologia.
Pemuridan:
- Pengajaran
- Teladan hidup
- Mentoring/pembapaan
- Pengutusan
- Fellowship/relationship
Jadi siapakah gereja? Church is us in Christ
“WE ARE THE CHURCH IN ACTION”!
Church is every day life
Sikap terhadap yang masih percaya kekristenan sebagai agama/religion (Rm 14:1-6,8)
Suara Tuhan dan gaya hidup Tuhan harus terdengar, terlihat dan dirasakan dampaknya oleh dunia.
Church must be a community shaker, a city shaker, a nation shaker, shakers of the nations.
Selasa, 23 Desember 2008
Merry Christmas and a happy new year 2009
Merry Christmas and a happy new Year 2009. Harapan kami di malam Natal kita sekali lagi berjumpa secara pribadi dengan KRISTUS. Doa kami sekeluarga ada penghiburan dan kekuatan yang baru di malam Natal ini.
We that love and care for you,
Dave and Novie
We that love and care for you,
Dave and Novie
Sabtu, 06 Desember 2008
The Call to Forsake All
THE CALL to FORSAKE ALL
by Michael Carl.
"As Jesus passed along the Sea of Galilee, he saw Simon and his
brother Andrew casting a net into the sea?for they were fishermen.
And Jesus said to them, 'Follow me and I will make you fish for
people.' And immediately they left their nets and followed him."
What did it mean when Jesus strolled the shore of Lake Galilee
and call those men to serve Him without reservation? Well, in
one way or another, it meant a complete surrender to Jesus.
When they heard Him say, "'If any want to become my followers,
let them deny themselves and take up their cross and follow me'"
(Mark 8.34), they eventually learned that He meant it.
For most of them, it meant dying for the Lord. We all know from
Foxe's Book of Martyrs that all of the original Apostles, second
edition (with Matthias), except John went to a martyr's death.
Thomas, not realising the full impact of what he was saying, said
it correctly when he said in John chapter eleven, "'Let's go back
to Judea so we may die with Him.'"
Yet, we have to ask today, what does it mean when Jesus says,
"'Follow me and I will make you fish for people'"? Is there any
real meaning behind Jesus' own words, "'If any want to become
my followers, let them deny themselves and take up their cross
and follow Me'" for us today? Do we really believe this or have
Christ's own words simply become a romanticised exercise in a
formulaic religious contemplation for today's 21st Century North
American Christian?
In truth, we have to come to terms with the reality that if we don't
really believe He means what He says in these Mark passages,
then in fact we are denying the truth and efficacy of God's Word.
As one of my teachers along the way said, “We’re professing
believers; but in fact, we’re practical atheists.”
The good professor was blunt, but brutally true. When it comes
to obeying the Word of God, we don’t do too well with the
passages requiring personal sacrifice.
Folks, this must change. If we're ever to realise the depth and
beauty of a vital relationship with our Lord, we have to let go and
be willing to trust Him with ALL of His Words.
Are we willing to do that?
If not, then our practical doubts are going to rob us of the very
meat and meaning for which we deeply long.
Let us resolve this day that we're not going to be spectators;
we're going to take a step from the shore, wade in and fully
become "a fisherman".
by Michael Carl.
"As Jesus passed along the Sea of Galilee, he saw Simon and his
brother Andrew casting a net into the sea?for they were fishermen.
And Jesus said to them, 'Follow me and I will make you fish for
people.' And immediately they left their nets and followed him."
What did it mean when Jesus strolled the shore of Lake Galilee
and call those men to serve Him without reservation? Well, in
one way or another, it meant a complete surrender to Jesus.
When they heard Him say, "'If any want to become my followers,
let them deny themselves and take up their cross and follow me'"
(Mark 8.34), they eventually learned that He meant it.
For most of them, it meant dying for the Lord. We all know from
Foxe's Book of Martyrs that all of the original Apostles, second
edition (with Matthias), except John went to a martyr's death.
Thomas, not realising the full impact of what he was saying, said
it correctly when he said in John chapter eleven, "'Let's go back
to Judea so we may die with Him.'"
Yet, we have to ask today, what does it mean when Jesus says,
"'Follow me and I will make you fish for people'"? Is there any
real meaning behind Jesus' own words, "'If any want to become
my followers, let them deny themselves and take up their cross
and follow Me'" for us today? Do we really believe this or have
Christ's own words simply become a romanticised exercise in a
formulaic religious contemplation for today's 21st Century North
American Christian?
In truth, we have to come to terms with the reality that if we don't
really believe He means what He says in these Mark passages,
then in fact we are denying the truth and efficacy of God's Word.
As one of my teachers along the way said, “We’re professing
believers; but in fact, we’re practical atheists.”
The good professor was blunt, but brutally true. When it comes
to obeying the Word of God, we don’t do too well with the
passages requiring personal sacrifice.
Folks, this must change. If we're ever to realise the depth and
beauty of a vital relationship with our Lord, we have to let go and
be willing to trust Him with ALL of His Words.
Are we willing to do that?
If not, then our practical doubts are going to rob us of the very
meat and meaning for which we deeply long.
Let us resolve this day that we're not going to be spectators;
we're going to take a step from the shore, wade in and fully
become "a fisherman".
Langganan:
Postingan (Atom)